LUNTURNYA KEPEKAAN SOSIAL
Oleh
(AKBP DADANG DJOKO KARYANTO, SH,SIP,MH)
Lunturnya kepekaan sosial. Seiring dengan perkembangan zaman,
manusia telah disibukkan dengan berbagai
kegiatan, kebutuhan hidup, yang cenderung
tidak peka terhadap kehidupan dan interaksi sosialnya ,lunturnya
kepekaan hati untuk bisa berbagi belas kasih terhadap orang-orang disekitarnya.
Banyak diantaranya sepanjang hari hidupnya diisi dengan dengan kesibukkan terkait kepentingan
pribadi, asyik dengan dirinya sendiri, bahkan suatu ketika saya mengamati kebiasaan baru yang tumbuh ditengah kehidupan
masyarakat kita pada saat sekarang ini apabila sedang berkunjung pada kegiatan kondangan/ pesta, bertemu
dengan kawan, kunjung bertamu ke tetangga, kunjungan lebaran, ketika duduk
bareng dengan keluarga pun di meja makan dapat kita jumpai mereka sedang asyik
memainkan BBM, TWITTER, FACE BOOK, GAMES, dan menu menarik lainnya yang tersaji
di HAND PHONE, ANDROIT, GATGADE, IPAD, TABLET, dan seterusnya. Oleh karena itu
marilah kita semua untuk mencoba untuk
sadarkan diri , merubah perilaku kita, dan kembali kepada jati diri kulture
budaya masyarakat kita yang sebenarnya lebih santun, memiliki kepedulian sosial
dan memiliki budaya yang setia kawan, ramah terhadap tamunya (full smile) .
Tumbuhkan ajakan kepada masyarakat
dengan pesan, “Marilah kita semua
berusaha untuk menumbuhkan kepedulian
dan kesetiakawanan terhadap lingkungan kehidupan sosial kita, berusaha untuk
menyingkirkan kebiasaan sibuk dengan diri sendiri, tidak mau tahu urusan orang
lain yang sebenarnya membutuhkan aksi
reaksi kita, ego sektoral, ajarkan kepada keluarga kita untuk memiliki kepekaan sosial dilingkungan
tempat tinggalnya masing-masing”. Bersedia untuk membantu tetangga/kawan
yang membutuhkan pertolongan dan uluran tangan kita.
Dari pernyataan itu semua diatas
terkait ketidak pedulian sosial, berdampak terhadap kebiasaan ceroboh membuang
sampah sembarangan, merokok bebas ketika berada di depan orang banyak tanpa
mempedulikan apakah orang yang berada disekitarnya, lempar puntung rokok
seenaknya, membuang sampah plastik makanan dipinggir jalan, para tetangga
sedang bergotong royong yang bersangkutan lebih mengutamakan tidur dari pada
bergaul, termasuk kebiasaan lainnya yang cenderung tidak peduli terhadap kebersihan
Saya sangat setuju dengan anonim yang yang demikian :
“Jika anda bukan orang
sembarangan, maka
Jangan buang sampah
sembarangan”
(Anonim)