Minggu, 28 September 2014

LUNTURNYA KEPEKAAN SOSIAL



LUNTURNYA KEPEKAAN SOSIAL

Oleh  (AKBP DADANG DJOKO KARYANTO, SH,SIP,MH)
Lunturnya kepekaan sosial.   Seiring dengan perkembangan zaman, manusia telah  disibukkan dengan berbagai kegiatan, kebutuhan hidup, yang cenderung  tidak peka terhadap kehidupan dan interaksi sosialnya ,lunturnya kepekaan hati untuk bisa berbagi belas kasih terhadap orang-orang disekitarnya. Banyak  diantaranya  sepanjang hari hidupnya diisi dengan  dengan kesibukkan terkait kepentingan pribadi, asyik dengan dirinya sendiri, bahkan suatu ketika saya mengamati  kebiasaan baru yang tumbuh ditengah kehidupan masyarakat kita pada saat sekarang ini apabila sedang berkunjung  pada kegiatan kondangan/ pesta, bertemu dengan kawan, kunjung bertamu ke tetangga, kunjungan lebaran, ketika duduk bareng dengan keluarga pun di meja makan dapat kita jumpai mereka sedang asyik memainkan BBM, TWITTER, FACE BOOK, GAMES, dan menu menarik lainnya yang tersaji di HAND PHONE, ANDROIT, GATGADE, IPAD, TABLET, dan seterusnya. Oleh karena itu marilah kita semua  untuk mencoba untuk sadarkan diri , merubah perilaku kita, dan kembali kepada jati diri kulture budaya masyarakat kita yang sebenarnya lebih santun, memiliki kepedulian sosial dan memiliki budaya yang setia kawan, ramah terhadap tamunya (full smile)    .
Tumbuhkan ajakan kepada masyarakat dengan pesan, “Marilah kita semua berusaha untuk menumbuhkan  kepedulian dan kesetiakawanan terhadap lingkungan kehidupan sosial kita, berusaha untuk menyingkirkan kebiasaan sibuk dengan diri sendiri, tidak mau tahu urusan orang lain yang sebenarnya membutuhkan  aksi reaksi kita, ego sektoral, ajarkan kepada keluarga kita  untuk memiliki kepekaan sosial dilingkungan tempat tinggalnya masing-masing”. Bersedia untuk membantu tetangga/kawan yang membutuhkan pertolongan dan uluran tangan kita.
Dari pernyataan itu semua diatas terkait ketidak pedulian sosial, berdampak terhadap kebiasaan ceroboh membuang sampah sembarangan, merokok bebas ketika berada di depan orang banyak tanpa mempedulikan apakah orang yang berada disekitarnya, lempar puntung rokok seenaknya, membuang sampah plastik makanan dipinggir jalan, para tetangga sedang bergotong royong yang bersangkutan lebih mengutamakan tidur dari pada bergaul, termasuk kebiasaan lainnya yang cenderung tidak peduli terhadap kebersihan Saya sangat setuju dengan anonim yang yang demikian :
“Jika anda bukan orang sembarangan, maka
Jangan buang sampah sembarangan”
(Anonim)

Sabtu, 27 September 2014

KEDEWASAAN BERFIKIR DAN BERBUAT


KEDEWASAAN BERFIKIR DAN BERBUAT

Oleh  (AKBP DADANG DJOKO KARYANTO, SH,SIP,MH)
Perumpamaan, satu pohon dapat membuat jutaan batang korek api, dan sebaliknya satu batang korek api  juga dapat membakar jutaan pohon. Oleh karena itu satu  pikiran  negatif  yang kita hasilkan dapat membakar  semua pikiran positif yang ada  di diri kita. Perumpamaan serupa  antara lain  korek api  mempunyai kepala,  akan tetapi tidak mempunyai otak,  oleh sebab itu  setiap kali ada gesekan  kecil, sang korek api  langsung terbakar. Kita selaku umat manusia pastilah memiliki kepala dan juga otak, kesimpulannya kita tidak perlu terbakar amarah hanya karena  gesekan kecil seperti halnya sifat korek api. Salah satu contoh dalam siklus kehidupan yaitu ketika  burung hidup, burung tersebut akan selalu makan lalat, dan suatu ketika  burung tersebut mati, pastilah  lalat dan belatung telur lalat itu akan menyantap dan mengurai burung tersebut hingga tinggal tulang belulang. Zaman terus berputar  seiring dengan  rotasinya dan evolusinya bumi yang kita diami ini, dan siklus kehidupan terus berlanjut. Oleh karena itu  kita semua hendaknya jangan sekali-kali merendahkan  siapapun didalam kehidupan ini, bukan  karena siapa mereka dan masa lalunya, akan tetapi  kita harus mawas diri, siapakah diri kita ini.
Seumpama Kita mungkin bisa berkuasa, akan tetapi hanya waktulah yang lebih berkuasa dari pada kita semua termasuk seluruh kehidupan yang ada di alam nyata dimuka Bumi ini. Pada waktu kita sedang  berjaya, kita  merasa nyaman, banyak teman dan kawan yang keberadaannya disekeliling kita, dan pada saat kita sedang  pada kondisi sakit, terkena musibah bencana, terpuruk dalam kehidupan dan berkarir,  kita baru tahu  siapa  sebenarnya kawan sejati kita. Kita baru sadar bahwa ternyata   sehat jiwa raga, bernala positif, berani berbuat kebaikan ternyata   lebih penting dari pada harta benda.
Ketika  kita semua pada kondisi tua  renta, kita baru sadar bahwa  masih banyak yang  belum kita kerjakan, dan setelah diambang ajal tiba, kita  baru menyadari dan tahu bahwa ternyata  begitu banyak  waktu yang kita jalani terbuang sia-sia. Kepada para sahabat ketahuilah bahwa hidup itu tidaklah lama,  sudah saatnya kita  bersama-sama membuat HIDUP LEBIH BERARTI dan BERHARGA , SALING MENGHARGAI, SALING MEMBANTU,  SALING MEMBERI,  DAN JUGA SALING MENDUKUNG.
Jadikanlah teman perjalanan hidup kita  yang tanpa pamrih,  syarat namun berarti serta  bernilai. BELIEVE IN “ CAUSE AND EFFECT” , apa-apa yang kita tabur, itulah  yang akan kita tuai......!!!!  Sekarang kita hanya punya 2 (dua) pilihan:
1(pertama)  Biarkan statement atau tulisan saya ini   tetap  berada  pada posisinya hanya sekedar sebuah tulisan yang tidak bermakna dan tidak memiliki pengaruh apa-apa,  atau  sama-sama kita berusaha  untuk  berani bergerak, melangkah untuk berbuat lebih baik sekalipun kecil arti maknanya namun  sudah ada upaya, sesuatu yang besar dan luar biasa  bermula dari sesuatu yang kecil dan tidak berarti.
2(kedua) Berani untuk  mengajak  dan memberikan sesuatu yang  inspiratif kepada sesama, para sahabat, sanak keluarga demi kemaslahatan bersama, sehingga hidup kita ini menjadi lebih berarti, selain itu  juga yang  lebih membanggakan adalah menjadikan kehidupan sosial NKRI BERMARTABAT untuk menjadi INDONESIA  YANG MADANI dan BERJAYA ....amin.

Minggu, 21 September 2014

SUNNAH RAWATIB



SUNNAH RAWATIB

Bimbingan IMTAQ (Iman dan Taqwa):
Shalat Sunnah Rawatib sehari semalam  dilakukan apabila kita bersedia menjalaninya  maka jumlahnya adalah 12 (dua belas ) Raka’at .
Shalat Sunnah Rawatib sehari semalam  apabila kita rinci dan kita jalani  2 (dua) raka’at  sebelum Shalat Subuh, 4 (empat) raka’at sebelum Shalat Dzuhur, 2(dua) raka’at setelah shalat Dzuhur, 2 (dua) raka’at setelah Shalat Maghrib, dan 2 (dua) raka’at  setelah Shalat Isya; sebagaimana yang dijelaskan dalam (HR At Tirmidzi).
“Barang siapa yang  melaksanakan Shalat (Rawatib) sehari semalam 12 (dua belas) raka’at, maka Allah SWT akan  membangunkan untuknya sebuah RUMAH DI SURGA” (HR Muslim, An nasai, Abu dawud, Ibnu majah dari Ummu Habibah)

Oleh  (AKBP DADANG DJOKO KARYANTO, SH,SIP,MH)


Rabu, 03 September 2014

KABUPATEN KERINCI DAN KOTA SUNGAI PENUH











KABUPATEN KERINCI DAN KOTA SUNGAI PENUH

Kabupaten Kerinci adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jambi,Indonesia. Kerinci ditetapkan sebagai Kabupaten sejak awal berdirinya Provinsi Jambi dengan pusat pemerintahan di Sungai Penuh. Pada tahun 2011, pusat pemerintahan berpindah ke Siulak. Kabupaten Kerinci memiliki luas 3.355,27 km² terdiri atas 12 kecamatan.
Menurut Tambo Minangkabau, Tanah Kerinci merupakan bagian dari rantau Minangkabau.   Dalam tambo tersebut dikatakan bahwa rantau pesisir Alam Minangkabau meliputi wilayah-wilayah sepanjang pesisir barat Sumatera bagian tengah, mulai dari Sikilang Air Bangis, Tiku, Pariaman, Padang, Bandar Sepuluh, Air Haji, Inderapura, Muko-muko, dan Kerinci.
Pada abad ke-14 hingga ke-18, Kerinci merupakan bagian dari Kerajaan Inderapura, yang berpusat di Inderapura, Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Setelah runtuhnya Kerajaan Inderapura, Kerinci merupakan kawasan yang memiliki kekuasaan politik tersendiri.
Pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, Kerinci masuk ke dalam Karesidenan Jambi (1904-1921), kemudian berganti di bawah Karesidenan Sumatra's Westkust (1921-1942). Pada masa itu, Kerinci dijadikan wilayah setingkat onderafdeeling yang dinamakan Onderafdeeling Kerinci-Indrapura. Setelah kemerdekaan, status administratifnya dijadikan luhak dan dinamakan Luhak Kerinci-Indrapura. Sedangkan Kerinci sendiri, diberi status daerah administratif setingkat kewedanaan.
Pada tahun 1957, Provinsi Sumatera Tengah dipecah menjadi 3 provinsi:
1.     Sumatera Barat, meliputi daerah darek Minangkabau dan Rantau Pesisir
2.     Riau, meliputi wilayah Kesultanan Siak, Pelalawan, Rokan, Indragiri, Riau-Lingga, ditambah Rantau Hilir Minangkabau : Kampar dan Kuantan.
3.     Jambi, meliputi bekas wilayah Kesultanan Jambi ditambah Rantau Pesisir Minangkabau : Kerinci.
Pemekaran
Kabupaten Kerinci terdiri dari 16 Kecamatan, yang terdiri dari : 1. Gunung Tujuh 2. Kayu Aro 3. Kayu Aro barat 4. Gunung Kerinci 5. Siulak 6. Siulak Mukai 7. Air Hangat 8. Air Hangat Barat 9. Depati VII 10. Air Hangat Timur 11. Sitinjau Laut 12. Danau Kerinci 13. Keliling Danau 14. Gunung Raya 15. Bukit Kerman 16. Batang Merangin
4.     Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008, beberapa bekas kecamatan di Kabupaten Kerinci ditetapkan untuk menjadi bagian dari Kota Sungaipenuh.
Kota Sungai Penuh  terdiri dari beberapa kecamatan-kecamatan yang dimaksud itu adalah sebagai berikut:

Geografi

Kerinci berada di ujung barat Provinsi Jambi dengan batas wilayah sebagai berikut:

Demografi

Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010, populasi Kabupaten Kerinci berjumlah 229.495 jiwa.  Masyarakat yang mendiami kawasan ini adalah Suku Kerinci. Dan bahasa pengantar yang dipergunakan adalah Bahasa Kerinci.

Budaya

Seperti masyarakat Minangkabau lainnya, orang Kerinci juga menganut sistem adat matrilineal. Rumah suku Kerinci disebut "Larik", yang terdiri dari beberapa deretan rumah petak yang bersambung-sambung.
Suku Kerinci juga memiliki tarian tradisional yang bernama Rantak Kudo. Rantak Kudo adalah tarian yang biasa ditampilkan pada acara-acara bersifat adat atau pada acara khusus yang bersifat sakral.

Oleh  (AKBP DADANG DJOKO KARYANTO, SH,SIP,MH)