Rabu, 04 Juni 2014

OPTIMALISASI KEMAMPUAN BAGDALOPS DALAM PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA SERTA PENYAJIAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN OPERASI DALAM RANGKA TERWUJUDNYA STABILITAS KAMTIBMAS










OPTIMALISASI  KEMAMPUAN BAGDALOPS DALAM PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA SERTA PENYAJIAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN OPERASI DALAM RANGKA TERWUJUDNYA  STABILITAS KAMTIBMAS




Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Seleksi Pendidikan Sespimmen Polri Dikreg LIII T.A 2013









DADANG DJOKO KARYANTO
AKBP   NRP 72120646






JAMBI

2013

DAFTAR ISI
         Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………...                 i
DAFTAR ISI……………………………………………………………....                ii
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..               iv

BAB I PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang ……………………………..............….                       1
B.   Permasalahan…………………………………..............                     4
C.   Persoalan..............................................................                                 5
D.   Ruang Lingkup.........................................................                             5
E.   Maksud dan Tujuan..................................................                            5
F.    Metode Pendekatan.................................................                             6
G.   Sistematika..............................................................                               7
H.   Pengertian-Pengertian...............................................                          9

BAB II LANDASAN TEORI
A.     Konsep Analisa SWOT..............................................                        12
B.     Teori Manajemen Dari George R. Terry.......................                   14
C.    Teori Manajemen Strategi..........................................                       15
D.    Teori Kinerja.............................................................                           16
E.     Teori Pengembangan SDM........................................                      18

BAB III KONDISI SAAT INI
A. Sumber Daya Manusia…………………................……..                  21
B. Dukungan Anggaran…………………………………………           24
C. Dukungan Sarana Prasarana.......................................                     25
D. Metode yang Digunakan............................................                         26


BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
A. Faktor Internal
1. Kekuatan.......................................................                              27
2. Kelemahan.....................................................                            27
B. Faktor Eksternal
1. Peluang.........................................................                              28
2. Kendala Atau Ancaman..................................                         28

BAB V KONDISI YANG DIHARAPKAN
A. Sumber Daya Manusia.......................................                          30
B. Dukungan Anggaran..........................................                          32
C. Dukungan Sarana dan Prasarana........................                     32
D. Metode.............................................................                                32

BAB VI OPTIMALISASI
A. Visi dan Misi.....................................................                              33
B. Tujuan..............................................................                                34
C. Sasaran............................................................                               34
D. Kebijakan.........................................................                               34
E. Strategi............................................................                                 34
F. Action Plan.......................................................                               35

BAB VII PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................                              36
B. Saran atau Rekomendasi...................................                         36





BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan kemajuan masyarakat yang cukup pesat, seiring dengan merebaknya fenomena supremasi hukum, hak asasi manusia, globalisasi, demokratisasi, desentralisasi, transparansi, dan akuntabilitas, telah melahirkan berbagai paradigma baru dalam melihat tujuan, tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya menyebabkan pula tumbuhnya berbagai tuntutan dan harapan masyarakat terhadap pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia yang makin meningkat dan lebih berorientasi kepada masyarakat yang dilayaninya.
            Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, angka 1 menyatakan bahwa “Kepolisian adalah segala hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan”. Negara Indonesia adalah negara hukum maka keberadaan lembaga  Kepolisian sangat diperlukan  dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam rangka mewujudkan situasi keamanan yang kondusif  sebagaimana yang tersebutkan di dalam  Undang-undang Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 bahwa tugas dan wewenang institusi Polri adalah berkewajiban dan berkewenangan untuk menegakkan keamanan dan ketertiban masyarakat, kemudian kepolisian selaku penegak hukum  terhadap segala tindak pidana yang muncul  di  wilayah yuridiksi  penugasannya, sebagaimana tertuang didalam ketentuan Pasal  2  Undang-Undang Nomor  2 Tahun 2002 yang selengkapnya menyatakan bahwa “Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan Negara dibidang pemeliharaan  keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat”. Hukum sebagai sarana pengatur perikelakuan. Sebagai saran social engineering, hukum merupakan suatu sarana yang ditujukan  untuk mengubah perilakuan warga masyarakat,  sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.[1]
Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Daerah, di dalam angka 6 yang dimaksud dengan “Biro Operasi yang selanjutnya disingkat Roops adalah unsur pengawas dan pembantu pimpinan pada tingkat Polda yang berada di bawah Kapolda”. Pasal 25 ayat (2) menyatakan bahwa “Roops bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi manajemen bidang operasi antara lain pelatihan pra operasional, koordinasi dan kerja sama dalam rangka operasi kepolisian”. Pasal 31 menyatakan bahwa:
(1)  Bagdalops sebagaimana dimaksud daiam Pasal 27 huruf d bertugas membina. menyelenggarakan koordinasi dan administrasi, mengendalikan operasi, serta mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data operasi.
(2)  Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagdalops menyelenggarakan fungsi:
a.  pembinaan,   pengkoordinasian,   pengadministrasian,   dan pengendalian operasi;
b.  pengumpulan   dan  pengolahan  data,   serta   penyajian   informasi  dan dokumentasi kegiatan operasi; dan
c.  penerimaan   data   laporan   kejadian,   laporan   kegiatan   operasi,   dan penyusunan laporannya.
(3)  Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagdalops dibantu oleh:
a.  Subbagian      Pengumpulan,      Pengolahan,      dan      Penyajian Data (Subbagpullahjianta). yang bertugas mengumpulkan dan mengolah data serta menyajikan informasi dan dokumentasi kegiatan operasi; dan
b.  Kepala Siaga (Kasiaga), yang bertugas menerima data laporan kejadian dan laporan kegiatan operasi.

Berdasarkan ketentuan Pasal diatas Bagian Pengendalian Operasi (Bagdalops) dalam menjalankan tugasnya menyelenggarakan fungsi yang akan di teliti dalam tulisan ini lebih khusus adalah pengumpulan   dan  pengolahan  data,   serta   penyajian   informasi  dan dokumentasi kegiatan operasi di wilayah hukum Polda Jambi. Namun masih ada masalah yang timbul dalam hal pelaksanaannya, data kriminalitas yang dihimpun setiap bulannya dari Polres jajaran kewilayahan dan Direktorat Opsnal sering terlambat, tidak mengirim laporan (lalai dalam tugas penyajian data kriminalitas jajaran), data yang disajikan tidak valid serta personil yang mengawaki bagian pengumpulan data di Polres jajaran kewilayahan dan Direktorat Opsnal sering berganti-ganti dan tidak ada kaderisasi sehingga yang mengolah data tidak profesional dan tidak menguasai permasalahan pengumpulan data.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penulisan untuk dijadikan karya ilmiah dalam bentuk Makalah yang berjudul:
“Optimalisasi Kemampuan Bagdalops (Bagian Pengendalian Operasi) Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi Dalam Rangka Terwujudnya Kamtibmas”.

B. Permasalahan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka beberapa permasalahan dalam penulisan ini adalah belum terpenuhinya kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (Brain Ware) pengawak Bagdalops Biro Ops Polda Jambi, beluum terpenuhinya teknologi informasi (Hard Ware) dalam pengumpulan, pengolahan dan penyajian data, belum terpenuhinya sarana dan prasarana, dan kurangnya anggaran dalam mendukung kegiatan Bagdalops Biro Ops Polda Jambi. Dari ketentuan tersebut maka belum Optimalnya “Kemampuan Bagian Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi Dalam Rangka Terwujudnya Kamtibmas”.

C. Persoalan
Berdasarkan Permasalah Tersebut dapat ditarik beberapa persoalan pokok yaitu:
1.  Bagaimana Optimalisasi Peranan Bagian Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi Dalam Rangka Terwujudnya Kamtibmas?
2.  Apa kendala yang dihadapi Bagian Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi Dalam Rangka Terwujudnya Kamtibmas?

D. Ruang Lingkup
Pembatasan pembahasan dalam penulisaan ini, meliputi kajian dan analisis terhadap Optimalisasi Bagian Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi Dalam Rangka Terwujudnya Kamtibmas.

E. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Untuk megetahui tugas dan fungsi serta permasalahan dan upaya penyelesaian Bagdalops Biro Ops Polda Jambi sehingga bermanfaat untuk Polda Jambi khususnya Bagdalops Biro Ops  serta Untuk memenuhi persyaratan seleksi pendidikan Sespimmen Polri Dikreg LIII T.A. 2013.
2.Tujuan
a.  Untuk mendeskripsikan Optimalisasi Bagian Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi.
b.  Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi Optimalisasi Bagian Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi.
c.   Untuk mendeskripsikan kondisi yang ideal Optimalisasi Bagian Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi.
d.  Memformulasikan optimalisasi kemampuan Bagian Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi.

F. Metode Pendekatan
1. Metode
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah Diskriptif Analisis, yaitu dengan cara menggambarkan keadaan yang sebenarnya berdasarkan data yang kemudian di analisa untuk mendapatkan pemecahannya.
2. Pendekatan
maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach). Pendekatan seperti ini berupaya menemukan kaedah-kaedah hukum yang mendasari adanya prinsip-prinsip dalam Bagian Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi.

G. Sistematika
Dalam penulisan ini di susun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Merupakan bab yang berisi latar belakang, permasalahan dan pokok-pokok persoalan, ruang lingkup, maksud dan tujuan, metode pendekatan dan sistematika serta pengertian-pengertian.

BAB II Kerangka Teoritis
Bab ini menguraikan tentang landasan teori atau konsep yang digunakan, antara lain: Konsepsi Analisa SWOT, Teori Manajemen, Teori Manajemen Strategi, Teori Kinerja, Teori Pelayanan dan Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia.

BAB III Kondisi Saat ini
Bab ini akan menguraikan kondisi kegiatan Bagdalops Biro Ops Polda Jambi saat ini, yang meliputi: kondisi sumber daya manusia, dukungan anggaran, dukungan sarana dan prasarana serta metode yang digunakan Bagian Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi.

BAB IV Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Bab ini menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi  kemampuan Bagian Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi yang terdiri dari faktor internal dan eksternal.
BAB V Kondisi Yang Diharapkan
Bab ini akan membahas mengenai kondisi kemampuan Bagdalops Biro ops Polda Jambi yang ideal terkait dengan kondisi sumber daya manusia, dukungan anggaran, dukungan sarana dan prasarana serta metode yang digunakan dalam Bagian Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi.

BAB VI  Optimalisasi Kemampuan Bagdalops Biro Ops Polda Jambi
Bab ini merupakan isi dari optimalisasi kemampuan Bagian Pengendalian Operasi Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data Serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi Kegiatan Operasi guna meningkatkan kinerja dalam rangka mewujudkan kamtibmas yang kondusif di wilayah hukum Polda Jambi.


BAB VII Penutup
Bab ini terdiri dari kesimpulan atas penjelasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan diakhiri dengan saran/rekomendasi.

F. Pengertian-Pengertian
Dalam penulisan Makalah ini penulis memberikan batasan-batasan terhadap pengertian-pengertian yang ada dalam pembahasan ini, yaitu:
1. Optimalisasi
Optimalisasi berasal dari kata optimal yang berarti tertinggi, paling baik, sempurna; terbaik; paling menguntungkan. Optimalisasi berarti pengoptimalan.[2]
2. Bagian Pengendalian Operasi (Bagdalops).
Berdasarkan Pasal 31 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Negara ayat (1) Bagdalops sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf d bertugas membina, menyelenggarakan koordinasi dan administrasi, mengendalikan operasi, serta mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data operasi.
3. Pengumpulan
Pengumpulan berasal dari kata kumpul yang berarti bersama-sama menjadi satu kesatuan atau kelompok (tidak terpisah-pisah); berhimpun, berapat (bersidang); berkerumun. Pengumpulan berarti proses, cara, perbuatan mengumpulkan; pengerahan (masa).[3]
4. Pengolahan
Pengolahan berasal dari kata olah yang berarti mengerjakan sesuatu agar menimbulkan barang baru atau menjadi lain; memasak sesuatu agar menjadi lebih sempurna. Pengolahan berarti proses, perbuatan dan cara mengolah.[4]
5. Data
Data berarti keterangan yang benar dan nyata.[5]
6. Penyajian
a. proses, cara, perbuatan menyajikan: ia menyerahkan urusan - itu kpd orang lain;
b. pengaturan penampilan (pertunjukan dsb):
c. cara menyampaikan pemberitaan karangan, makalah, dsb[6]
7. Informasi
Informasi berarti keterangan yang disampaikan oleh seseorang atau badan; keseluruhan makna yang menunjang pesan yang terlihat dibagian-bagian pesan itu; penerangan.[7]
8. Dokumentasi
Dokumentasi berarti pengumpulan, pengolahan dan penyimpanan informasi dibidang pengetahuan.[8]
9. Kegiatan
Kegiatan berarti aktifitas, tindakan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, acara. [9]
10. Operasi
Operasi berarti bedah (dalam dunia kedokteran); tindakan memeriksa (dilakukan oleh polisi atau tentara); pelaksanaan rencana yang telah dikembangkan.[10]
11. Terwujudnya
            Terwujudnya berasal dari kata ujud yang berarti maksud, tujuan; sesuatu yang dikehendaki.[11]
12. Kamtibmas
Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, angka 5 menyatakan bahwa:
Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketenteraman, yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Analisa SWOT
Konsep teori analisa SWOT yaitu penilaian terhadap hasil identifikasi situasi untuk menentukan kategori suatu kondisi sebagai kekuatan, kelemahan, peluang atau ancaman yang selanjutnya diidentifikasikan guna menentukan cara-cara solusi atau alternatif pemecahan masalah (Problem Solving) yang dihadapi sehingga tercipta suatu kondisi sebagaimana yang diharapkan. Adapun dalam melakukan analisa SWOT, maka akan diformulasikan suatu identifikasi situasi terhadap setiap permasalahan yang ada dengan melakukan analisa dari penggabungan beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain:[12]
a.  Kekuatan (Strength) adalah identifikasi situasi internal organisasi yang berupa kompetensi atau kapabilitas atau sumber daya yang dimiliki organisasi yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk menangani peluang dan ancaman yang dihadapi.
b.  Kelemahan (Weakness) adalah situasi internal organisasi di mana kompetensi kapabilitas atau sumber daya organisasi yang pemanfaatan belum dirasakan optimal dalam menangani peluang dan ancaman.
c.   Peluang (Opportunity) adalah situasi eksternal organisasi yang berpotensi menguntungkan.
d.  Ancaman (Threat) adalah suatu keadaan eksternal yang berpotensi menimbulkan kesulitan atau hambatan dalam pelaksanaan tugas.
Analisa SWOT dalam penulisan ini, dipakai dalam memformulasikan serta sebagai bahan penulis untuk mengkombinasikan strategi apa yang harus dirangkai oleh penulis yang didapat dari analisa dari faktor-faktor yang mempengaruhi yang meliputi faktor internal dan eksternal, yaitu dengan menformulasikan bagaimana temuan strategi dari kombinasi kekuatan dan peluang yang dimiliki, adanya kelemahan dan peluang, dan kekuatan dan ancaman yang ada serta seberapa besar kelemahan dan ancaman.
Dalam aplikasinya pada pelaksanaan tugas kepolisian, sangat sesuai dalam memberikan informasi tentang kondisi internal organisasi saat ini sebagai faktor kekuatan dan kelemahan serta kondisi eksternal sebagai faktor peluang dan ancaman. Dengan demikian dapat di jadikan dasar dalam menyusun prioritas pelaksanaan tugas dengan memanfaatkan model titik temu. Sejauh mana faktor itu relevan dengan visi misi Polri. Semakin dekat faktor itu dengan visi misi Polri semakin perlu faktor itu diberi prioritas untuk diprogramkan. Sehingga dapat di rumuskan suatu kebijaksanaan yang tepat dan strategis untuk mewujudkan performance atau penampilan organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah di tetapkan.




B. Teori Manajemenan     
Dalam teori manajemen menurut George R. Terry dalam buku Principles of Management. Rumusan teori dan fungsi manajemen adalah sebagai berikut:[13]
1.  Perencanaan (Planning): mencakup sumber daya perusahaan, pembangunan, personel, penetapan tujuan, proses yang dilaksanakan, dan prediksi ke depan.
2.  Pengorganisasian (Organizing): mencakup syarat atau ketentuan kegiatan yang berhubungan dengan cara memperoleh evaluasi  dan pelatihan personel.
3.  Pelaksanaan / penggerak (Actuating): mencakup bagaimana cara  menjalankan fungsi perencanaan yang telah ditentukan semula, yang mana keberhasilan langsung terlihat dari langkah-langkah yang dilakukan.
4.  Pengendalian (Controlling): memantau kegiatan-kegiatan untuk memastikan kegiatan itu dicapai sesuai dengan yang direncanakan atau mengoreksi penyimpangan.

Teori Manajemen dari George R. Terry  tersebut menjelaskan bahwa dengan adanya pengklasifikasian fungsi, maka pimpinan dapat mengevaluasi prestasi-prestasi kerja dan dapat segera dilakukan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana.
Aplikasi Teori Manajemen dari George R. Terry  dalam pelaksanaan tugas kepolisian sangat penting karena sudah mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian sehingga sekecil mungkin kelemahan dan kekurangan dapat diminimalisasi. Di dalam setiap tugas kepolisian tentunya penerapan teori manajemen relevan menjadi landasan dalam mengelola dan mengkoordinasi sumber daya organisasi (personel, sarana prasarana dan anggaran).
Manajemen secara umum adalah pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia atau potensial di dalam pencapaian tujuan. Dalam hal ini manajemen dititikberatkan pada usaha menggunakan atau memanfaatkan sumber yang tersedia atau berpotensi dalam pencapaian tujuan, sumber atau sarana manajemen ialah orang (Man), uang (Money), sarana dan prasarana (material), mesin (Machine), metode (Method), dan waktu (Time) dan prasarana lainnya seperti tanah, gedung, alat angkutan dan sebagainya.

C. Teori Manajemen Strategi
Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan. Menurut Pearch dan Robinson dikatakan bahwa manajemen strategi adalah kumpulan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi.[14]  Sedangkan pengertian manajemen strategis menurut Nawawi adalah perencanaan berskala besar (perencanaan strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (tujuan strategis) dan berbagai sasaran (tujuan operasional) organsasi.[15]

Dari beberapa pengertian manajemen strategi tersebut menunjukkan bahwa manajemen strategi merupakan suatu sistem yang memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi dan bergerak secara bersama-sama kearah yang sama pula. Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiri dari visi, misi, tujuan dan strategi organisasi. Sedangkan komponen kedua adalah perencanaan operasional dengan unsur-unsurnya sasaran dan tujuan operasional, pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian, pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan situsional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.

D. Teori Kinerja
Teori kinerja merupakan teori yang dibutuhkan untuk memecahkan persoalan khususnya manajemen Bagdalops Biro Ops Polda Jambi dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Menurut Payaman Simanjuntak, kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan  tugas tertentu.  Kinerja  organisasi  adalah menilai tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Dalam manajemen, kinerja merupakan keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.[16] Sedangkan Dessler berpendapat bahwa kinerja (prestasi kerja) karyawan adalah prestasi aktual karyawan dibandingkan dengan prestasi yang diharapkan dari karyawan.
Prestasi kerja yang diharapkan adalah prestasi standar yang disusun sebagai acuan sehingga dapat melihat kinerja karyawan sesuai dengan posisinya dibandingkan dengan standar yang dibuat. Selain itu dapat juga dilihat kinerja dari karyawan tersebut terhadap karyawan lainnya. [17]

Berdasarkan beberapa pendapat tentang teori kinerja/prestasi kerja  dapat disimpulkan bahwa kinerja maupun prestasi kerja mengandung substansi pencapaian hasil kerja oleh seseorang. Dengan demikian bahwa kinerja maupun prestasi kerja merupakan cerminan hasil yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang. Kinerja perorangan (individual performance) dengan kinerja lembaga (institutional performance) atau kinerja perusahaan (corporate performance) terdapat hubungan yang erat. Dengan perkataan lain bila kinerja karyawan (individual performance) baik maka kemungkinan besar kinerja perusahaan (corporate performance) juga baik.
Menurut Hermawati, pelayanan yang dilakukan itu harus berdasarkan azas-azas pelayanan prima antara lain:[18]
1.  Aman, dalam pengertian pelayanan Polri dapat memberikan rasa aman (Security), keselamatan (Safety), jaminan (Surety) dan kedamaian / ketentraman (Peace) bagi masyarakat yang memerlukan.
2.  Cepat, bahwa pelayanan diselenggarakan dalam waktu yang tepat dan tidak ditunda-tunda.
3.  Murah, pelayanan pada hakekatnya tidak diperlukan biaya dari masyarakat, namun bila dipersyaratkan menggunakan biaya maka diselenggarakan sesuai ketentuan yang berlaku dan terjangkau oleh masyarakat serta tidak dibebani penambahan biaya lainnya.


E.   Teori Pengembangan SDM
Inti dari Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah pembinaan terhadap SDM organisasi yang dimiliki agar lebih baik, Dalam konteks MSDM Polri, system pembinaan SDM diselenggarakan melalui suatu siklus pembinaan personil Polri yang meliputi: penyediaan, pendidikan, penggunaan, perawatan dan pemisahan. Kelima aspek dalam penyelenggaraan siklus pembinaan personil ini merupakan bagian-bagian dari seluruh kegiatan pembinaan sumber daya manusia Polri.
Sedangkan menurut Lembaga Manajemen UI bekerjasama dengan kantor Deputi SDM Kapolri, dan Partnership for Governance Reform in Indonesia. sistem pembinaan SDM Polri merupakan penataan keterkaitan dan proses pada faktor-faktor penting terkait dengan pembinaan yang memacu SDM yang lebih baik. Sistem pembinaan tersebut mencakup sistem perencanaan SDM, sistem rekrutmen dan seleksi, sistem pendidikan dan latihan, sistem penilaian kinerja, sistem karir, dan sistem kompensasi. Masalahnya, sekalipun sudah merupakan sistem, namun dalam implementasinya belum terintegrasi dan sinergis.
Dalam Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia yang dikemukakan oleh Keith Davis and Werther W.B, pengembangan SDM merupakan sebuah cara efektif untuk menghadapi tantangan-tantangan, perubahan teknik kegiatan yang disepakati dan perputaran kerja. Dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut, pengembangan SDM dapat terus menggunakan para pekerja yang dianggap efektif dalam melakukan pekerjaannya.
Perbedaan dari pelatihan untuk pekerja yang spesifik merupakan bagian terpenting dalam pengembangan kualitas SDM. Sehingga dengan pengembangan kualitas pekerja yang ada, maka akan mengurangi ketergantungan perusahaan pada penyewaan karyawan baru.  Promosi dan pengalihan posisi karyawan menunjukkan bahwa mereka memiliki peluang karir, tidak hanya berhenti pada posisi tertentu saja. Sehingga pengusaha/pengguna karyawan akan  memperoleh manfaat dari kelanjutan operasional dengan kinerja yang meningkat, sementara para karyawan merasa memiliki komitmen lebih besar kepada perusahaan dikarenakan mereka merasa diberi penghargaan.
Dalam aplikasi tugas pokok kepolisian. Pengembangan SDM merupakan faktor yang mendasar bagi seorang bawahan untuk meniti karir melalui kesempatan pendidikan/pelatihan dan pengalaman kerja guna menjawab tantangan tugas masa depan dengan mengaplikasikan kemampuan yang dimiliki baik dari pendidikan formal atau nonformal. Sehingga pada akhirnya tujuan kepolisian negara dalam bidang pembinaan personil tercapai yaitu mewujudkan personil Polri yang profesional, modern dan bermoral.

BAB  III
KONDISI SAAT INI

A. Sumber Daya Manusia
Struktur, kedudukan, tugas pokok dan fungsi Bagdalops Biro ops Polda Jambi telah dijabarkan dalam Peraturan Kapolri Nomor  22 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Daerah. Dalam menjalankan peran dan fungsinya Bagdalops Polda Jambi mempunyai keterbatasan yang menimbulkan kendala-kendala dalam pelaksanaan tugasnya
1.  Kuantitas Personil
            Data Personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi
NO
PERSONIL
JUMLAH
DSP
KET
1
PAMEN
2
5
Kurang 3
2
PAMA
3
4
Kurang 1
3
BRIGADIR
3
12
Kurang 9
4
PNS
2
2
Cukup
JUMLAH
10
23
Kurang 13

Jumlah personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi apabila mendasari dari  Peraturan Kapolri tersebut, bahwa personil Bagdalops Polda Jambi sampai pada tahun 2013 ini memiliki personel sebanyak 10 orang. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan personel Bagdalops Biro Ops Polda Jambi masih terbatas, di samping itu juga masih ada jabatan yang belum terisi yaitu kepala Siaga (Ka Siaga).
2.  Kualitas Personil
Data Kualifikasi Personil Bagdalops Polda Jambi
NO
PENDIDIKAN KEJURUAN
JUMLAH
NO
PENDIDIKAN UMUM
JUMLAH

PA

BA

PA

BA

TA
1
2
3
4
5
6
7
8

1
Dikjurlantas
1
-
1
SMA
10
10
-
2
Dikbangspes SDM
1
-
2
D3
-
-
-
3
Dikjurpapolair(Dasar,Paidik, Nautika), Ahli Nautika V
1
-
3
S1
2

-
-
4
Dikjur Baintel
1
-
4
S2
-
-
-

JUMLAH
4
-






Dilihat dari data di atas bahwa kualitas personil Bagdalops Polda Jambi adalah sebagai berikut :
a.  Personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi tidak ada yang memiliki kualifikasi pendidikan kejuruan yang sesuai dengan tugas dan fungsinya.
b.  Dilihat dari kualitas pendidikan umum personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi sebagian besar hanya berpendidikan setingkat SMU. Anggota yang pendidikannya SMU tentu akan berperilaku berbeda serta tingkat pengetahuannya juga berbeda dibanding yang berpendidikan Sarjana. Kenyataan ini akan mempengaruhi kinerja Bagdalops Biro Ops dalam pelaksanaan tugas di lapangan.
3.  Kemampuan dan Kompetensi personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi
a.  Pengetahuan.
1)  Kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan komputerisasi dan teknologi informasi.
2)  Personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi jarang untuk diikutkan dalam program pelatihan baik yang diselenggarakan oleh intern Polri maupun lembaga dan instansi terkait lainnya yang ada hubungannya dengan komputerisasi dan teknologi informasi.
3)  Belum  adanya regenerasi dan penyegaran terhadap personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi yang mana eksistensinya tidak maksimal dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
b.  Keterampilan
1)  Masih kurangnya keterampilan Personil dalam melaksanakan komputerisasi dan teknologi informasi yang selama ini hanya dilakukan secara otodidak.
2)  Terbatasnya kemampuan Bagdalops Biro Ops  Polda Jambi dalam pengolahan data dan pengarsipan.


c.   Perilaku.
1)  Mentalitas personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi cukup baik dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sekalipun memiliki keterbatasan keterampilan.
2)  Disiplin yang dilakukan oleh personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi cukup baik meskipun ada yang memiliki masalah internal tetapi masih melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik.

B. Dukungan Anggaran
Alokasi Anggaran Bagdalops Biro Ops Polda Jambi tertuang didalam Rendis (Rencana Pendistribusian) pada masing-masing bagian yang pada awalnya tergabung didalam RKA-KL (Rencana Kerja Anggaran Kementerian /Kelembagaan)  Biro Operasi.
NO
KEGIATAN
VOLUME
(Rp x org x giat)
JUMLAH
(Rp)
KET
1
Pam Unras
a. Uang makan

b. Uang saku

15.000 x 612 x 18
12.500 x 612 x 18
16.380.000
Per Tahun
2
Pemeliharaan Peralatan Kantor
1700.000 x 1 Tahun

1.700.000
Per Tahun

3
Keperluan Perkantoran (ATK)
9.500.00 x 1 Tahun
9.500.000
Per Tahun
4
Supervisi
1.750.000 x 1 Tahun
1.750.000
Per Tahun

Jumlah
29.205.000



Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa:
1. Kegiatan Pengamanan Unjuk Rasa telah teralokasikan anggaran selama satu tahun yang mana personil yang terlibat berasal dari Biro, Direktorat, Bidang dan Personil staf Mapolda Jambi.
2. Kegiatan Supervisi yang dilaksanakan oleh Personil Bagdalops kejajaran Polres-Polres kewilayahan teralokasikan dirasakan sangat kecil dalam memenuhi kebutuhan akomodasi.

C. SARANA PRASARANA
Data Sarana Prasarana Bagdalops Biro Ops Polda Jambi
No
Jenis Barang
Jumlah
Ket
1
Komputer
1
Baik
2
Printer
1
Baik
3
Faxsmile
1
Baik
4
Speedy
1
Baik

Jumlah
4


Dari data tersebut diatas antara kebutuhan dan volume pekerjaan otomatis akan menghambat dalam penyelesaian pekerjaan. Situasi dan kondisi ruang kerja yang kurang representatif didalam menampung personil dan pengarsipan dokumen.


D. METODE YANG DIGUNAKAN
Metode yang digunakan dalam hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kemampuan personil dan peralatan yang tersedia secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.


BAB IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

A. Faktor Internal
1. Kekuatan
a.  Personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi dilihat dari segi kuantitas berjumlah 10 orang.
b.  Adanya Undang-undang RI dan Peraturan Kapolri Nomor 22 Tahun 2010 serta Peraturan Kapolri Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Manajemen Operasi Kepolisian dalam rangka mewujudkan kamtibmas yang kondusif di wilayah Provinsi Jambi
c.   Tersedianya sarana dan prasarana, material, fasilitas dan jasa yang dimiliki Bagdalops Biro Ops Polda Jambi saat ini dapat dimanfaatkan didalam mendukung tugas dan fungsi Bagdalops.
2. Kelemahan
a.  Kuantitas personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi jika dibandingkan dengan DSP masih kurang 13 personil.
b. Kualitas kemampuan dan keterampilan personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi hanya mengandalkan kemampuan otodidak dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
c. Dukungan anggaran khususnya dalam kegiatan supervisi relatif kecil sehingga biaya dan layanan akomodasi kurang bisa dirasakan.
d. Sarana dan prasarana Bagdalops Biro Ops Polda Jambi sangat kecil untuk mendukung beban kegiatan yang relatif banyak.

B. Faktor Eksternal
1. Peluang
a. Bagdalops Biro Ops Polda Jambi masih dipercaya oleh instansi pemerintah seperti Badan Pusat Statistik, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Perlindungan Masyarakat, dan Pemerintah Provinsi Jambi terkait data dan jumlah kriminalitas sebagai acuan dalam menyusun kegiatan dan pusat data terkait situasi Keamanan masyarakat yang ada didalam Provinsi Jambi.
b. Bagdalops Biro Ops Polda Jambi mengawaki dan memperkuat kegiatan posko bencana di Pusdalops BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Pemerintah Provinsi Jambi terkait produk data korban bencana (bencana alam dan bencana sosial).
c. Bagdalops Biro Ops Polda Jambi mewujudkan sinergisitas dengan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Pemerintah Provinsi Jambi dalam hal penanganan konflik sosial yang terjadi diwilayah Provinsi Jambi.
2. Kendala atau Ancaman
a. Bagdalops Biro Ops Polda Jambi menginput data jajaran terkait jumlah kriminalitas yang terjadi diwilayah hukum Polda Jambi cenderung menggunakan fasilitas internet dalam hal ini melalui email www.polridaerahjambi.@yahoo.co.id terkadang kurang lancar dikarenakan faktor keberadaan sinyal, cuaca dan fasilitas  internet di satuan kewilayahan (Polres/Ta)   sehingga akan mempengaruhi dalam kelancaran pengiriman data.
b. Input data yang berasal dari jajaran Polres/Ta terkadang kurang lancar sehubungan faktor instansi tertentu dikarenakan tiidak memiliki akses internet.
















BAB V
KONDISI YANG DIHARAPKAN

A. Sumber Daya Manusia
1. Kuantitas Personil
Jumlah personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi apabila mendasari dari  Peraturan Kapolri tersebut, bahwa personil Bagdalops Polda Jambi sampai pada tahun 2013 ini memiliki personel sebanyak 10 orang. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan personel Bagdalops Polda Jambi masih terbatas, di samping itu juga masih ada jabatan yang belum terisi yaitu Kepala Siaga (Ka Siaga). Adanya penambahan personil pada jabatan Kepala Siaga (Ka Siaga) yang memiliki dedikasi dalam menghimpun data Jajaran, menghimpun data kriminalitas dan situasi keamanan masyarakat. Terisinya Bintara Pulahjianta (Pengumpulan Pengolahan Penyajian data) Bintara umum yang masih kurang sesuai dengan DSP.
2. Kualitas Personil
kualitas personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi adalah sebagai berikut:
a. Pengetahuan
1)     Personil Bagdalops Polda Jambi harus memiliki kualifikasi pendidikan kejuruan yang sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2)     Dilihat dari kualitas pendidikan umum personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi sebagian besar hanya berpendidikan setingkat SMU.  Anggota yang pendidikannya setingkat SMU tentunya  akan berpengaruh  terhadap pola pikir / mind sheet  dan perilaku yang berbeda serta tingkat pengetahuannya juga berbeda dibanding yang berpendidikan Sarjana. Kenyataan ini akan mempengaruhi kinerja Bagdalops Biro Ops  dalam pelaksanaan tugas di lapangan.
b. Keterampilan
1)  Bagdalops Biro Ops Polda Jambi seharusnya memiliki personil dalam kemampuan komputerisasi dan teknologi informasi untuk mendukung tugas dan fungsi Bagdalops.
2)    Personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi harus diberikan pendidikan dan Keterampilan dalam pengolahan data dan pengarsipan.
c. Perilaku.                           
1) Mentalitas personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi cukup baik dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sekalipun memiliki keterbatasan keterampilan.
2) Disiplin yang dilakukan oleh personil Bagdalops Biro Ops Polda Jambi cukup baik meskipun ada yang memiliki masalah internal tetapi masih melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik.
B. Dukungan Anggaran
Alokasi Anggaran Bagdalops Biro Ops Polda Jambi tertuang didalam Rendis (Rencana Pendistribusian) pada masing-masing bagian yang pada awalnya tergabung didalam RKA-KL (Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga) Biro Operasi. Kegiatan Supervisi yang dilaksanakan oleh Personil Bagdalops Biro Ops  Polda Jambi kejajaran Polres/Polresta kewilayahan yang dialokasikan dirasakan sangat kecil dalam memenuhi kebutuhan akomodasi.

C. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang ada untuk mendukung penyelesaian pekerjaan dirasakan sangat terbatas dengan volume pekerjaan yang ada. Situasi dan kondisi ruang kerja yang kurang representatif didalam menampung personil dan pengarsipan dokumen harus segera di perbaiki untuk mendukung tugas dan fungsi Bagdalops Biro Ops Polda Jambi.

D. Metode yang digunakan
Metode yang digunakan untuk terlaksananya tugas dan fungsi Bagdalops Biro Ops Polda Jambi menggunakan Konsep Analisa SWOT, Teori Manajemen, Teori Manajemen Strategi, dan Teori Kinerja serta Teori Pengembangan SDM.


BAB VI

OPTIMALISASI  KEMAMPUAN BAGDALOPS (BAGIAN PENGENDALIAN OPERASI) DALAM PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA SERTA PENYAJIAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI  KEGIATAN OPERASI DALAM RANGKA TERWUJUDNYA STABILITAS KAMTIBMAS

A. VISI dan MISI
1. Visi
Untuk optimalisasi kemampuan Bagdalops Biro Ops dalam pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi dan dokumentasi kegiatan operasi dalam rangka terwujudnya stabilitas kamtibmas di wilayah Polda Jambi, maka dapat dirumuskan visi, yaitu : “Meningkatnya Kemampuan Bagdalops Dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data serta Penyajian Informasi dan Dokuumentasi Kegiatan Operasi Dalam Rangka Terwujudnya Stabilitas Kamtibmas”
2. Misi
a.  Meningkatkan kondisi sumber daya Bagdalops Biro Ops Polda Jambi yang mendukung pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi dan dokumentasi kegiatan operasi.
b.  Meningkatkan tata kelola yang mendukung pelaksanaan Bagdalops Biro Ops Polda Jambi.

B. Tujuan
1.  Tercapainya kondisi sumber daya Bagdalops Biro Ops Polda Jambi yang mendukung pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi dan dokumentasi kegiatan operasi.
2.  Terciptanya tata kelola yang mendukung pelaksanaan Bagdalops Biro Ops Polda Jambi.

C. Sasaran
Dalam rangka melanjutkan strategi Trust Building yang merupakan sasaran strategi Polri sehingga tercipta kondisi keamanan yang semakin kondusif disemua titik pelayanan melalui standar pelayanan Kamtibmas.

D. Kebijakan
1. Peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga kepolisian.
2. Penerapan Quick Wins diseluruh wilayah NKRI.
3. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
4.  Modernisasi teknologi kepolisian sebagai bagian dari penerapan reformasi Kepolisian Negara Republik Indonesia.

E. Strategi
Adapun strategi yang dibuat oleh penulis dengan menggunakan landasan teori analisa SWOT, yaitu penilaian terhadap hasil identifikasi situasi untuk menentukan kategori suatu kondisi sebagai kekuatan, kelemahan, peluang atau ancaman yang selanjutnya diidentifikasikan guna menentukan cara solusi atau alternatif pemecahan masalah (Problem Solving) yang dihadapi sehingga tercipta suatu kondisi sebagaimana yang diharapkan.
Penulis melakukan analisa SWOT yaitu dengan mengkombinasikan Kekuatan dengan Peluang (S-O), Kelemahan dan Peluang (W-O), Kekuatan dan Ancaman (S-T) serta Kelemahan dan Ancaman (W-T), maka penulis dapat menentukan, menganalisa dan memformulasikan strategi yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan Bagdalops Biro Ops Polda Jambi, sebagai maksud untuk meningkatkan kinerja, sehingga outcome yang didapat adalah dapat mewujudkan kamtibmas yang kondusif di wilayah hukum Polda Jambi.

F. Action Plan
Rencana aksi (action plan) dalam optimalisasi kemampuan Bagdalops guna meningkatkan kinerja dalam rangka mewujudkan kamtibmas yang kondusif di wilayah Polda Jambi adalah dengan :
1.      Meningkatkan kondisi sumber daya dalam mendukung pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi dan dokumentasi kegiatan operasi Bagdalops Biro Ops Polda jambi.
2.      Meningkatkan tata kelola dalam pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi dan dokumentasi kegiatan operasi Bagdalops Biro Ops Polda jambi.

BAB VII
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bagian Bagdalops (Pengendalian Operasi)  dalam menjalankan tugasnya menyelenggarakan fungsi untuk pengumpulan   dan  pengolahan  data,   serta   penyajian   informasi  dan dokumentasi kegiatan operasi di wilayah hukum Polda Jambi. Namun masih ada masalah yang timbul dalam hal pelaksanaannya, seperti data kriminalitas yang dihimpun setiap bulannya dari Polres jajaran kewilayahan dan Direktorat Opsnal sering terlambat atau tidak mengirim laporan (lalai dalam tugas penyajian data kriminalitas jajaran), data yang disajikan tidak valid serta personil yang mengawaki bagian pengumpulan data di Polres jajaran kewilayahan dan Direktorat Opsnal sering berganti-ganti dan tidak ada kaderisasi dan transformasi pengetahuan keterampilan sehingga kegiatan Pengolahan data menjadi tidak profesional dan tidak menguasai permasalahan pengumpulan data.

B. Saran
Upaya adanya penambahan personil pada jabatan Kepala Siaga (Kasiaga A,B,C) yang memiliki dedikasi dalam memimpin, menghimpun data Jajaran secara benar dan up to date , menghimpun data kriminalitas dan situasi keamanan masyarakat. Terisinya Bintara Siaga yang masih kurang sesuai dengan DSP (Daftar Susunan Personil).  Bagdalops Biro Ops Polda Jambi seharusnya memiliki personil dalam kemampuan komputerisasi dan teknologi informasi untuk mendukung tugas dan fungsi Bagdalops. Personil Bagdalops harus diberikan pendidikan dalam pengolahan data dan pengarsipan. Untuk menambah alokasi anggaran Bagdalops Biro Ops Polda Jambi khususnya Kegiatan Supervisi yang dilaksanakan oleh Personil Bagdalops kejajaran Polres-Polres kewilayahan untuk memenuhi kebutuhan akomodasi. Situasi dan kondisi ruang kerja yang kurang representatif didalam menampung personil dan pengarsipan dokumen harus segera di perbaiki untuk mendukung tugas dan fungsi Bagdalops.






















Daftar Pustaka

Dessler, Gary. 2009. Manajemen SDM, Indeks: Jakarta.

Hermawati. 2008. Pelayanan Prima, Selapa Pori: Jakarta.


Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep  Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21, PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Simanjuntak, Payaman J. 2005.  Manajemen dan Evaluasi Kerja, Lembaga Penerbit FEUI: Jakarta.

Siagian, Sondang P. 2002. Manajemen SDM, Bumi Aksara: Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 2005. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, PT RajaGrafindo Persada: Jakarta.

Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gitamedia Prees.




[1] Soerjono  Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005 hlm.135.
[2] Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gitamedia Prees. hlm.562.
[3] Ibid, hlm.464-465.                                
[4] Ibid, hlm.558.
[5] Ibid, hlm.211.
[7] Tim Prima Pena, Op. Cit., hlm. 345.
[8] Tim Prima Pena, Op. Cit.,  hlm.232.
[9] Tim Prima Pena, Op. Cit., hlm.295.
[10] Tim Prima Pena, Op. Cit., hlm.562.
[11] Tim Prima Pena, Op. Cit., hlm.783.
[12] Freddy, Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep  Perencanaan Strategis Untuk Menghaapi Abad 21, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm. 19.
[13] Sondang P. Siagian, Manajemen SDM, Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hml. 105.
[15] Ibid.
[16] Payaman J, Simanjuntak,  Manajemen dan Evaluasi Kerja. Jakarta, Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta, 2005, hlm. 32
[17] Gary, Dessler. Manajemen SDM, Indeks, Jakarta, 2009, hlm. 27.
[18] Hermawati, Pelayanan Prima, Selapa Pori, Jakarta, 2008, hlm. 22.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar