Senin, 16 Juni 2014

TUJUAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN

TUJUAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN


     I.        PEMBANGUNAN PEDESAAN BERSIFAT MULTI ASPEK
DISADARI bahwa pembangunan pedesaan telah banyak dilakukan sejak dari dahulu hingga sekarang, tetapi hasilnya belum memuaskan tehadap peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Pembangunan pedesaan seharusnya dilihat bukan hanya sebagai obyek tetapi juga sebagai subyek pembangunan.
Pembangunan pedesaan harus dilihat sebagai: (1) upaya mempercepat pembangunan pedesaan melalui penyediaan prasarana dan saran untuk memberdayakan masyarakat, dan (2) upaya mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif dan kokoh.
Pembangunan pedesaan bersifat multi aspek oleh karena itu perlu di analisis/secara lebih terarah dan serba keterkaitan dengan bidang sektor, dan aspek di luar pedesaan (fisik dan non fisik, ekonomi dan non ekonomi, sosbud dan non spasial). Pembahasan berikut ini meliputi bebagai aspek yang terkait dengan kebijaksanaan dan strategi pembangunan pedesaan.
   II.        TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan
Tujuan pembangunan pedesaan jangka panjang adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan secara langsung melalui peningkatan kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan berdasarkan pendekatan bina lingkungan, bina usaha dan bina manusia, dan secara tidak langsung adalah meletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi pembangunan nasional.
Tujuan pembanguan pedesaan jangka pendek adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan ekonomi dan pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya alam.
Tujuan pembanguan pedesaan secara spasial adalah terciptanya kawasan pedesaan yang mandiri, berwawasan lingkungan, selaras, serasi, dan bersinergi dengan kawasan-kawasan lain melalui pembangunan holistik dan berkelanjutan untuk mewujudkan masyarakat yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera.
Sasaran
Sasaran pembangunan pedesaan adalah terciptanya:
                      i.        Peningkatan produksi dan produktivitas
                    ii.        Percepatan pertumbuhan desa
                   iii.        Peningkatan keterampilan dalam berproduksi dan pengembangan lapangan kerja dan lapangan usaha produktif.
                   iv.        Peningkatan prakarsa dan partisipasi masyarakat.
                     v.        Perkuatan kelembagaan.
Pembangunan pedesaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, serta aspirasi dan prioritas masyarakat pedesaan.
Ruang Lingkup Pengembangan Pedesaan
Pengembangan pedesaan mempunyai ruang lingkup, yakni:
6.    Pembangunan sarana dan prasarana pedesaan (meliputi pengairan, jaringan jalan, lingkungan permukiman dan lainnya).
7.    Pemberdayaan masyarakat.
8.    Pengelolaan sumberdaya alam (SDA) dan sumberdaya manusia (SDM).
9.    Penciptaan lapangan kerja, kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan (khususnya terhadap kawasan-kawasan miskin).
10.  Penataan keterkaitan antar kawasan pedesaan dengan kawasan perkotaan (inter rural-urban relationship).
Prinsip-Prinsip Pembangunan Pedesaan
Pembangunan pedesaan seharusnya menerapkan pninsip-prinsip yaitu: (1) transaparansi (keterbukaan), (2) partisipatif, (3) dapat dinikmati mayarakat, (4) dapat dipertanggungjawabkan (akuntabilitas), dan (5) berkelanjutan (sustainable). Kegiatan-kegiatan pembangunan yang dilakukan dapat dilanjutkan dan dikembangkan ke seluruh pelosok daerah, untuk seluruh lapisan masyarakat. Pembanguan itu pada dasarnya adalah dari, oleh dan untuk seluruh rakyat. Oleh karena itu pelibatan masyarakat seharusnya diajak untuk menentukan visi (wawasan) pembangunan masa depan yang akan diwujudkan. Masa depan merupakan impian tentang keadaan masa depan yang lebih baik dan lebih mdah dalam arti tercapainya tingkat kemakmuran yang lebih tinggi.
Pembangunan pedesaan dilakukan dengan pendekatan secara multisektoral (holistik), partisipatif, berlandaskan pada semangat kemandirian, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta melaksanakan pemanfaatan sumberdaya pembangunan secana serasi dan selaras dan sinergis sehingga tercapai optimalitas.
Ada tiga prinsip pokok pembangunan pedesaan, yaitu:
Pertama, Kebijaksaan dan langkah-langkah pembangunan di setiap desa mengacu kepada pencapaian sasaran pembangunan berdasarkan Trilogi Pembangunan. Ketiga unsur Trilogi Pembangunan tersebut yaitu (a) pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, (b) pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan (c) stabilitas yang sehat dan dinamis, diterapkan di setiap sektor, temasuk desa dan kota, di setiap wlayah dan antar wilayah secara saling terkait, serta dikembangkan secara selaras dan terpadu.
Kedua, Pembangunan desa dilaksanakan dengan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan. Penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan mensyaratkan setiap daerah lebih mengandalkan sumber-sumber alam yang terbaharui sebagai sumber pertumbuhan. Disamping itu setiap desa perlu memanfaatkan SDM secara luas, memanfaatkan modal fisik, prasarana mesin-mesin, dan peralatan seefisien mungkin.
Ketiga, Meningkatkan efisiensi masyarakat melalui kebijaksanaan deregulasi, debirokratisasi dan desentralisasi dengan sebaik-baiknya.
Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan pedesaan diperlukan kerjasama yang erat antar daerah dalam satu wilayah dan antar wilayah. Dalam hubungan ini perlu selalu diperhatikan kesesuaian hubungan antar kota dengan daerah pedesaan sekitarnya, dan antara suatu kota dengan kota-kota sekitarnya. Hal ini disebabkan karena pada umumnya lokasi industri, lokasi kegiatan pertanian atau sektor-sektor lain yang menunjang/terkait cenderung terkonsentrasi hanya pada beberapa daerah administrasi yang berdekatan. Dengan kerjasama antar daerah, maka daerah-daerah yang dimaksud dapat tumbuh secara serasi dan saling menunjang.
Melalui kerjasama antara daerah-daerah/wilayah-wilayah dapat diusahakan keseimbangan pertumbuhan antara sektor pertanian dan sektor-sektor lain baik dari segi nilai tambah maupun dari segi penyiapan tenaga kerja.
Strategi Pembangunan Pedesaan
Pembangunan masyarakat pedesaan merupakan bagian dari pembangunan masyarakat yang diarahkan pula kepada pembangunan kelembagaan dan partisipasi serta pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan pada satuan wilayah pedesaan. Di negara-negara berkembang, secara demografis sebagian besar penduduk tinggal di pedesaan dan memiliki tingkat pendidikan rendah.
Konsep pembangunan pedesaan menjadi pusat perhatian negara-negara berkembang sejak tahun 1950-an sampai sekarang. Setiap negara menerapkan strategi pembangunannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi terutama menyangkut pertumbuhan penduduk, kemiskinan, urbanisasi, dan pengangguran masyarakatnya. Program dan kegiatan pembangunan pedesaan secara menyeluruh menyangkut bidang ekonomi, sektor-sektor pendidikan, jesehatan, kesempatan kerja, dan bidang sosial budaya dan lainnya.
Seperti dalam pembangunan ekonomi pada umumnya, maka dalam mewujudkan tujuan pembangunan pedesaan, terdapat paling sedikit empat jenis strategi, yaitu (1) Strategi pertumbuhan, (2) Strategi kesejahteraan, (3) Strategi yang responsif terhadap kebutuhan masyanakat, (4) Strategi terpadu atau strategi yang menyeluruh.
Strategi Pertumbuhan
Strategi pertumbuhan umumnya dimaksudkan untuk mencapai peningkatan secara cepat dalam nilai ekonomis melalui -peningkatan pendapatan perkapita, produksi dan produktivitas sektor pertanian, permodalan, kesempatan kerja dan peningkatan kemampuan partisipasi masyarakat pedesaan.
Strategi Kesejahteraan
Strategi kesejahteraan pada dasarya dimaksudkan untuk memperbaiki tanaf hidup atau kesejahteraan penduduk pedesaan melalui pelayanan dan peningkatan program-program pembangunan sosial yang berskala besar atau nasional, seperti peningkatan pendidikan, perbaikan kesehatan dan gizi, penanggulangan urbanisasi, perbaikan permukiman penduduk, pembangunan fasilitas transportasi, penyediaan prasarana dan sarana sosial lainnya.
Strategi Responsif terhadap Kebutuhan Masyarakat
Strategi mi merupakan reaksi terhadap strategi kesejahteraan yang dimaksudkan untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan pembangunan yang dirumuskan oleh masyarakat sendini mungkin saja dengan bantuan pihak luar (self need and assistance) untuk memperlancar usaha mandiri melalui pengadaan teknologi dan tersedianya sumber-sumber daya yang sesuai kebutuhan di pedesaan.
Ketiga strategi pertumbuhan di atas memiliki kelemahannya masing-masing. Strategi pertumbuhan mempunyai kelemahan yaitu semakin lebamya ketimpangan anggota masyarakat yang kaya dan yang miskin. Kelemahan strategi kesejahteraan yaitu menciptakan ketergantungan masyarakat yang sangat kuat kepada pemerintah. Strategi yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat sangat sulit untuk direalisasikan, diadaptasikan dan ditransformasikan secara luas karena terlalu idealis, sehingga sukar dilaksanakan secara efektif.
Strategi Terpadu dan Menyeluruh
Strategi terpadu dan menyeluruh ini ingin mencapai tujuan-tujuan yang menyangkut kelangsungan pertumbuhan, persamaan, kesejahteraan dan partisipasi aktif masyarakat secara simultan dalam proses pembangunan pedesaan. Secara konsepsional terdapat tiga prinsip yang membedakannya dengan strategi lain, yaitu:
Pertama, Persamaan, keadilan, pemerataan dan partisipasi masyarakat merupakan tujuan yang eksplisit dan strategi terpadu ini. Oleh karena itu pemerintahan desa yang berwenang harus: (a) memahami dinamika sosial masyarakat setempat, (b) memecahkan masalah yang dihadapinya, dan (c) memperkuat kemampuan aparatur pemerintahan desa dalam melakukan intervensi sosial.
Kedua, Perlunya perubahan-perubahan yang mendasar, baik dalam kesepakatan maupun dalam gaya dan cara kerja, karena itu pemerintahan desa harus memiliki komitmen yang kuat untuk: (a) menentukan arah, strategi, dan proses menuju terwujudnya tujuan dan sasaran pembangunan, (b) memelihara integritas masyarakat pedesaan yang didukung oleh local leadership (kepemimpinan lokal).
Ketiga, Perlunya keterlibatan pemerintahan desa dan organisasi sosial secara terpadu, untuk meningkatkan keterkaitan antara organisasi formal dan organisasi informal.
Strategi terpadu dan menyeluruh pembangunan masyarakat desa menggunakan pendekatan, yakni:
11.  Tujuan utamanya adalah pertumbuhan, persamaan, kesejahteraan dan partisipasi aktif masyarakat desa.
12.  Sasarannya adalah membangun dan memperkuat kemampuan untuk melaksanakan pembangunan bersama pemerintah.
13.  Lingkupnya adalah masyarakat yang beraneka ragam dan kompleks.
14.  Koordinasinya adalah koordinasi yang beraneka ragam baik permanen maupun adhoc di semua tingkatan, fungsi, kebutuhan dan mekanismenya.
15.  Arus komunikasinya dua arah yang dilakukan secara formal, informal, vertikal, horisontal, diagonal dan berkesiniambungan melalui berbagai saluran dan bentuk sarana komunikasi yang persuasif dan edukatif.
16.  Tempat prakarsa adalah kelompok-kelompok masyarakat pemerintah lokal dan desa melalui pengumpulan informasi, penentuan dan pengambilan keputusan, implementasi kebijakan dan monitoring kegiatan secara terpadu, saling terkait dan terus menerus.
17.  Indikator prestasi yang dicapai mendasarkan pada pemecahan masalah pedesaan yang strategis (yaitu aspek kependudukan dar berbagai kegiatan yang dilakukan) yang diarahkan kepada perbaikan persamaan, pemerataan, keadilan, kesejahteraan dan partisipasi masyarakat yang dihubungkan dengan tujuannya.
Indikator Pembangunan Ekonomi Pedesaan
Dalam pembangunan pedesaan, perencanaan ekonomi dan sosial adalah merupakan prasyarat. Suatu desa dianalisis sebagai suatu sistem ekonomi dan sosial terbuka yang berhubungan dengan desa-desa lain melalui arus perpindahan faktor produksi, pertukaran komoditas dan informasi serta mobilitas penduduk. Merupakan persoalkan yang penting pula yaitu bagaimaria mengukur peningkatan dalam kegiatan ekonomi dan sosial, peningkatan produksi, sumberdaya pembangunan, pendapatan perkapita, perbaikan sistem transportasi.
Beberapa indikator dalam pembangunan ekonomi pedesaan dapat dikemukakan sebagai berikut :
Pendapatan Desa Perkapita
Salah satu konsep penting dalam pembangunan ekonomi pedesaan adalah nilai seluruh produksi (PDRB) dalam suatu desa (atau Produksi Domestik Regional Bruto untuk tingkat kabupaten). Nilai seluruh produksi ini merupakan ukuran prestasi ekonomi dari seluruh kegiatan ekonomi, yang dihitung dengan pendekatan arus barang dan jasa akhir, tetapi dapat pula dihitung dengan menjumlahkan biaya atau penghasilan yang diperlukan untuk memproduksi output. Nilai seluruh produksi dikurangi pajak tak langsung netto dan penyusutan maka diperoleh pendapatan pedesaan, jika dibagi dengan jumlah penduduk desa menjadi sama dengan Pendapatan Pedesaan per kapita.
Timbul kekecewaan terhadap Nilai Seluruh Produksi (PDRB) sebagai tolok ukur kesejahteraan ekonomi, pertama, karena PDRB mencakup juga banyak elemen yang memberikan sumbangan yang tidak jelas terhadap kesejahteraan perorangan, dan kedua, karena elemen pokok dan kesejahteraan itu justru diabaikan. Untuk menyempurnakan tolok ukur ekonomi yang lebih tepat, maka perlu dilakukan koreksi positif dan negatif yang harus ditambahkan atau dikurangkan pada PDRB.
Koreksi positif, yaitu waktu luang. misalnya seseorang menjadi lebih kaya dan sejahtera maka seseorang akan memutuskan untuk bekerja dalam waktu yang Iebih singkat seminggunya, dengan barapan memperoleh kepuasan psikis dan tambahan waktu luang tersebut. Kepuasan waktu luang ini berarti nilai produksi barang dan jasa dalam perhitungan PDRB mungkin akan turun walaupun tingkat kesejahteraan meningkat. Koreksi positif lainnya yakni perekonomian informal, pada dewasa ini kegiatannya meningkat sangat tajam. Umumnya nilai produksi tersebut tidak ditambahkan pada Nilai Seluruh Produksi (PDRB).
Koreksi negatif, kerusakan lingkungan itu sangat merugikan, pisalya kerusakan lahan atau tanah longsor karena galian batu kali, polusi air dan udara yang ditimbulkan oleh pabrik semen, semuanya ini perugikan untuk menghasilkan rumah nyaman. Kalau biaya yang sangat merugikan itu belum tergambar dalam Nilai Seluruh Produksi,maka biaya ekonomi tersebut harus dikeluarkan (dikurangkan) dan nilai PDRB.
Ketimpangan Pendapatan
Analisis ketimpangan dimulai dengan pertanyaan tentang berapa persen dan total pendapatan yang diterima oleh 20 persen populasi yang berpendapatan terendah, 50 persen terendah dan Seterusnya. Dalam keadaan ekstrim dimana pendapatan dengan mutlak didistnibusikan secara adil, 40 persen populasi terbawah akan menerima 40 persen dan total pendapatan, dan 40 persen populasi Sedang (tengah) akan menerima 40 persen dan total pendapatan, dan 20 persen populasi teratas akan menerima 40 persen total pendapatan.
Dalam kenyataannya, tingkat ketimpangan aktual memperlihatkan bahwa 20 persen populasi terbawah hanya menerima sekitar 5 persen dan total pendapatan, dan 20 persen kedua, ketiga, keempat masing-masing menerima sekitar 10 persen, 17,5 persen dan 25 persen dan total pendapatan, sedangkan 20 persen kelima (teratas) menikmati sektar 42,5 persen dari total pendapatan. Gambaran ini memperlihatkan tingkat ketimpangan aktual yang tajam.
Di negara-negara berkembang pada umumnya menunjukkan ketimpangan yang tinggi. Umumnya di masyarakat pedesaan tingkat ketimpangan pendapatannya tidak terlalu tajam, karena sebagian besar penduduknya relatif masih miskin dan masih relatif homogen.
Perubahan Struktur Perekonomian
Mendasarkan hipotesis Clark-Fisher yang mengemukakan bahwa suatu peningkatan dalam pendapatan per kapita akan diikuti oleh suatu penurunan dalam proporsi sumberdaya yang dimanfaatkan dalam sektor pertanian (sektor primer), dan suatu peningkatan dalam industri manufaktur (sektor sekunder), dan kemudian dalam industri jasa (sektor tersier).
Menurunnya sumbangan (peranan) sektor pertanian dan meningkatnya sektor industri mencerminkan perubahan struktur perekonomian yang semakin seimbang dan makin kokoh, dimana terdapat kemampuan dan kekuatan yang maju yang didukung oleh pertanian yang tangguh.
Umumnya, strutkur perekonomian daerah pedesaan masih berat sebelah pada sektor pertanian (kontribusi sektor pertanian masih sangat besar). Meskipun kontribusi sektor pertanian masih sangat besar, namun pembangunan daerah pedesaan memperlihatkan perkembangan yang nyata, seperti diterapkannya mekanisasi sistem pertanian, penggunaan bibit/benih unggul, dan sarana produksi lainnya yang lebth baik, telah menunjukkan perkembangan yang menjanjikan. Prospek pembangunan daerah pedesaan cukup menggembirakan pada masa depan. Orientasi pembangunan daerah pedesaan diarahkan pada sasaran:
r.     penguatan ketahanan pangan
s.     menunjang pengembangan kegiatan sektor industri dan mendorong ekspor
t.     memperluas lapangan kerja di daerah pedesaan yang diharapkan dapat mengurangi arus penduduk pedesaan berurbanisasi ke kota-kota besar
u.    mengembangkan kerjasama (keterkaitan) antar daerah pedesaan untuk memperkokoh struktur perekonomian pedesaan (penguatan sektor industri yang makin berkembang ditopang oleh sektor pertanian yang bertambah mantap dalam rangka mengurangi ketimpangan di dalam dan antar pedesaan).
Meskipun orientasi sasaran pembangunan pedesaan cukup positif, namun masih dihadapi kendala yang cukup berat, yaitu dalam permasalahan dan tantangan, terutama dalam hal kemiskinan, keterbatasan prasarana dan sarana pembangunan, keterbatasan akses kepada modal usaha dan pasar, arus urbanisasi dan pedesaan ke perkotaan yang semakin besar
Pertumbuhan Kesempatan Kerja
Masalah ketenagakerjaan dan kesempatan kerja merupakan suatu masalah mendesak dalam pembangunan pedesaan karena mencakup secara langsung upaya pencapaian Trilogi Pembangunan, yaitu (a) pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, (b) pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan (c) terciptanya stabilitas yang dinamis. Perluasan lapangan kerja dapat menyerap pertambahan angkatan kerja baru dan mengurangi pengangguran.
Konsep dampak tetesan ke bawah (trickling down effect) yang diintroduksikan oleh Hirschman memberikan harapan bahwa dengan perkembangan kota akan mendorong pembangunan daerah perkotaan dan pedesaan itu sangat penting. Tetapi dibantah oleh konsep Myrdal yaitu back-wash effect, akan terjadi pengurasan daerah pedesaan, sebagian penduduknya akan meninggalkan desanya, pergi ke kota untuk mencari lapangan kerja (suplai tenaga kerja). Berbagai kegiatan sektor produktif di daerah perkotaan meningkat dan meluas, merupakan permintaan tenaga kerja yang potensial.
Tingkat Ketersediaan dan Penyebaran “Kemudahan”
“Kemudahan” yang dimaksud adalah kemudahan bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari (misalnya: pangan, sandang, papan, pelayanan pendidikan, kesehatan, kesempatan melakukan ibadah, rekreasi dan sebagainya), maupun kesempatan untuk dapat melakukan kegiatan usaha (misalnya memperoleh bahan baku, bahan penolong, pemasaran dan perbankan). Tingkat kemudahan sudah mencakup pengertian aksesibilitas. Kemudahan dengan ciri-ciri seperti itu lebih banyak terdapat di kota-kota daripada di daerah-daerah pedesaan. Di perkotaan tingkat kemudahan tinggi, maka orang akan datang ke kota membawa pengalaman serta modalnya. Dengan bertambahnya kegiatan usaha di kota, maka tingkat kemudahanpun meningkat dan daya tariknya juga makin bertambah kuat. Tingkat kemudahan dicerminkan oleh tingkat ketersediaan fasilitas pelayanan.
Poernomosidi Hadjisarosa berpendapat bahwa kriteria yang dipilih untuk menyatakan tingkat pertumbuhan suatu daerah (wilayah) adalah tingkat kemudahan, karena pemakaian kriteria pendapatan daerah (per kapita) teryata tidak mudah untuk mencari kaitannya dengan mekanisme pengembangan wilayah, selain daripada itu pendapatan belum memberikan gambaran yang memadai tentang kebutuhan sebenarnya dari masyarakat, pendapatan yang tinggi belum berarti suatu kemudahan bagi masyarakat dalam memperoleh kebutuhannya. Contoh, Kalimantan Timur merupakan daerah yang memiliki tingkat PDRB perkapita tertinggi di Indonesia, tetapi kebutuhan memperoleh jasa dokter bedah otak terpaksa harus ke Jakarta atau Surabaya.
Sekian terima kasih.........................................................................................................................................


INISIASI 4
Terdapat banyak teori pembangunan sebagai pendekatan dalam menyelesaikan masalah pada sebuah negara.
Teori pembangunan mana yang sebaiknya dipakai dalam merancang pembangunan Indonesia?

Selama ini terdapat berbagai pendapat  dari berbagai ahli yang menjelaskan factor-fator yang dapat menimbulkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang dan bagaimana factor-faktor tersebut saling berinteraksi.Namun hingga saat ini tidak ada satu teoripun yang bersifat menyeluruh dan lengkap dan merupakan satu-satunya resep baku yang digunakan oleh semua  negara yang membangun.   Berbagai negara mengalami permasalahan yang berbeda-beda, proses pertumbuhannyapun berbeda  sehingga suatu teori yang tepat dipakai di suatu negara belum tentu tepat untuk mengatasi kondisi di  negara yang lain.
Berbagai ekonom besar yang melahirkan teori-teori besar itu memiliki pandangan yang tidak selalu sama mengenai proses pertumbuhan suatu perekonomian. Pandangan atau persepsi seringkali dipengaruhi oleh ideology yang dianutnya, bisa  pula dipengaruhi oleh berbagai peristiwa  pada waktu ekonom tersebut hidup sehingga aspek yang ditonjolkan dalam teorinya  diberi warna  oleh kecenderungan amatan atau ideologinya.
Secara garis besar teori pertumbuhan ekonomi dapat digolongkan sebagai “mahsab analitis” yang menekankan kepada teori yang bisa mengungkapkan proses pertumbuhan ekonomi secara logis dan konsisten tetapi sering bersifat abstrak dan kurang menekankan kepada sisi empiris historisnya. Yang termasuk dalam golongan ini adalah  golongan Klasik, dan Neo Klasik.Yang kedua adalah”mahsab histories”  yang menekankan proses pembangunan didasarkan pada proses pentahapannya.Yang termasuk dalam golongan kedua ini diantaranya Karl Marx dan Rostow. Menurut penggolongan lain, teori pembangunan ekonomi dapat digolongkan menjadi lima golongan besar yakni aliran klasik, Karl Marx, Schumpeter, Neo Klasik dan Post Keynesian.
A. ALIRAN KLASIK
Aliran ini muncul pda akhir abad ke 18 dan awal abad 19 yaitu pada masa Revolusi Industri yang merupakan awal dari perkembangan ekonomi. Menurut Kaum Klasik pertumbuhan ekonomi terjadi karena adanya pacuan antara kemajuan teknologi dan perkembangan jumlah penduduk. Pada awalnya kemajuan teknologi lebih cepat dari pertambahan jumlah penduduk tetapi akhirnya yang terjadi adalah hal sebaliknya. Akhir dari pacuan yang dimenangkan oleh pertambahan jumlah penduduk tersebut menghasilkan kemandegan ekonomi.Tokoh-tokoh Aliran Klasik tersebut  antara adalah Adam Smith, David Ricardo dan Thomas Robert Malthus yang masing-masing akan kita bahas berikut ini :
1. ADAM SMITH
Adam Smith adalah ahli Ekonomi Klasik yang paling terkemuka. Bukunya yang sangat terkenal berjudul An Inquiry into the Nature and Cause of the Wealth of Nations terbit tahun 1776. Ia meyakini berlakunya  ”doktrin hukum alam” dalam persoalan ekonomi. Ia menganggap setiap orang paling tahu terhadap kepentingannya sendiri sehingga sebaiknya setiap orang dibebaskan untuk mengejar kepentingannya demi keuntungannya sendiri. Ia penganut  faham perdagangan bebas dan penganjur kebijakan pasar bebas. Pasar persaingan sempurna adalah mekanisme pencipta keseimbangan otomatis yang  akan menciptakan maksimisasi kesejahteraan ekonomi.Menurutnya terdapat tiga unsur pokok sistem produksi, unsur-unsur tersebut adalah:
1.      sumber daya alam yang tersedia
2.      jumlah penduduk
3.      stok barang modal
Jumlah sumber daya alam merupakan batas maksimum bagi pertumbuhan perekonomian. Maksudnya jika  sumber daya alam belum digunakan sepenuhnya, jumlah  penduduk dan stok modal yang ada memegang peranan dalam pertumbuhan output.  Tetapi pertumbuhan output akan berhenti jika semua sumber daya alam telah digunakan secara penuh. Sedang sumber daya manusia mempunyai peran yang pasif dalam proses pertumbuhan output. Besarnya upah cenderung  sama dengan kebutuhan hidup minimum. Jika suatu saat tingkat upah diatas tingkat kebutuhan minimum maka tenaga kerja akan meningkat, persaingan dalam mencari kerja akan lebih tajam hal itu mendorong upah turun lagi sampai pada tingkat upah yang sama dengan besarnya tingkat kebutuhan minimum. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya angkatan kerja sedangkan persaingan para kapitalis  dalam memperebutkan pekerja akan cenderung meningkatkan upah
Stok modal merupakan unsur produksi yang secara aktif menentukan tingkat output, sedang jumlah dan pertumbuhan output tergantung pada pertumbuhan stok modal. Pemupukan modal harus dilakukan sebelum pembagian kerja. Pemupukan modal adalah syarat mutlak untuk pembangunan ekonomi. Pemupukan modal dilakukan dengan cara  menyisihkan pendapatan/ menabung.Hampir seluruh tabungan diperoleh dari penanaman modal atau penyewaan tanah sehingga hanya   kaum kapitalis dan tuan tanah yang mampu menabung sedangkan kelompok pekerja tidak mampu menabung
Titik awal  teori pertumbuhan ekonominya adalah spesialisasi karena dengan spesialisasi akan terjadi
(1) peningkatan ketrampilan pekerja
(2) penghematan waktu dalam memproduksi barang
(3)penemuan mesin yang sangat menghemat tenaga. Penemuan mesin  sangat erat kaitannya dengan pemupukan modal. Teknologi baru akan akan melahirkan  pembagian kerja dan perluasan pasar..
Smith juga meyakini bahwa dalam kondisi stasioner tingkat upah akan jatuh sampai ke tingkat yang hanya cukup untuk hidup sedang dalam periode pemupukan modal yang cepat tingkat upah naik melebihi tingkat kebutuhan hidup tersebut, selanjutnya menurutnya yang merupakan agen pertumbuhan ekonomi adalah para petani, produsen dan para pengusaha.
Proses pertumbuhan bersifat menggumpal/ kumulatif. Bila timbul kemakmuran akibat kemajuan di bidang pertanian, industri manufaktur dan perniagaan, kemakmuran itu akan medorong pemupukan modal, kemajuan teknik, peningkatan jumlah penduduk, perluasan pasar, pembagian kerja dan peningkatan keuntungan secara terus menerus.
Jumlah penduduk  Pasar semakin luas   spesialisasi Tingkat kegiatan ekonomi
Menurut Smith, jika pembangunan sudah terjadi maka proses tersebut akan terjadi secara kumulatif. Bila pasar berkembang, spesialisasi akan terjadi sehingga meningkatkan produktifitas.Kenaikan pendapatan nasional karena perkembangan tersebut dan perkembangan penduduk dari masa ke masa yang terjadi bersama-sama dengan kenaikan dalam pendapatan nasional akan memperluas pasar dan menciptakan tabungan yang lebih banyak. Spesialisasi yang lebih tinggi dan pasar yang bertambah luas akan menciptakan teknologi dan mengadakan inovasi sehingga perkembangan ekonomi akan berlangsung dan pendapatan per kapita akan bertambah tinggi.Pertumbuhan ekonomi terjadi melakui beberapa tahap yakni :
1.      masa beternak
2.      masa bercocok tanam
3.      perdagangan
4.      industri
Teori Adam Smith tidak luput dari kelemahan, kelemahannya adalah sbb :
1.      Pembagian masyarakat yang dilakukannya terlalu lugas sehingga mengabaikan peranan kelas menengah dalam memberikan daya dorong bagi pembangunan ekonomi.
2.      Alasan yang tidak adil bagi kegiatan menabung.  Menurutnya yang dapat menabung hanyalah tuan tanah, kapitalis dan lintah darat, padahal yang sebenarnya golongan lain penerima pendapatan juga dapat melakukan kegiatan menabung.
3.      Persaingan sempurna tidak terdapat di dunia nyata
4.      Mengabaikan peran wiraswasta
5.      Asumsi yang tidak realistis tentang keadaan stasioner

2. DAVID RICARDO
Tulisannya yang terkenal berjudul The Principles of Political Economy and Taxation yang terbit 1917.Teori Ricardo  didasarkan pada asumsi :
a. Seluruh tanah digunakan untuk produksi gandum
b. Factor produksi tanah berlaku law of diminishing return
c. Persediaan tanah tetap
d. Permintaan  gandum bersifat inelastic
e. Buruh dan modal adalah masukan yang bersifat variable
f.  Keadaan pengetahuan teknis adalah tertentu
g. Buruh dibayar pada tingkat upah minimal
h. Harga penawaran buruh tertentu dan tetap
i.  Permintaan buruh tergantung pada pemupukan modal
j.  Terdapat persaingan sempurna
k.  Pemupukan modal dihasilkan dari keuntungan.
Menurutnya terdapat 3 kelompok dalam perekonomian yaitu
1. tuan tanah
2. kapitalis
3. buruh ,dengan demikian keseluruhan pendapatan nasional dibagikan pada 3 kelompok tersebut.
Pemupukan modal merupakan keuntungan sebab keuntungan merupakan kekayaan yang disisihkan untuk pembentukan modal sedangkan pemupukan modal itu sendiri tergantung pada
(a) kemampuan untuk menabung
(b) kemauan untuk menabung.
Kemampuan menabung tergantung pada penghasilan bersih masyarakat,sedang penghasilan bersih tergantung pada tingkat keuntungan dan kenaikan upah. Sumber lain pemupukan modal adalah :
(a) pajak ( sumber pemupukan modal di tangan pemerintah tetapi akan mengurangi   pemupukan modal yang dilakukan swasta sehingga Ricardo tidak menyukai pajak),
(b) tabungan
(c) perdagangan bebas
Ada kecenderungan alamiah bahwa tingkat keuntungan menurun akibat naiknya biaya sewa tanah  sehingga perekonomian negara pada akhirnya mencapai keadaan stasioner. Keadaan stationer atau   stationary state adalah  keadaan dimana tidak ada perkembangan ekonomi sama sekali. Hal tersebut terjadi akibat perkembangan penduduk yang cepat akan memperbesar jumlah penduduk hingga  2x lipat dalam satu generasi sehingga akan menurunkan kembali tingkat pembangunan ke taraf yang lebih rendah. Pada tingkat ini pekerja akan menerima upah subsisten. Menurut Ricardo proses pertumbuhan ekonomi  yang terjadi adalah sebagai berikut:
1.  Pada mulanya jumlah penduduk rendah dan kekayaan alam relative bayak sehingga para pengusaha memperoleh keuntunganyang tinggi. Karena pembentukan modal tergantung pada keuntungan maka laba tinggi menciptakan pembentukan modal yang tinggi pula sehingga mengakibatkan kenaikan produksi dan permintaan tenaga kerja
2. Karena jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan meningkat maka upah naik yang mendorong pertumbuhan penduduk. Karena luas tanah tetap, maka makin lama tanah yang digunakan adalah tanah yang mutunya rendah sehingga  marjinal produk per pekerja semakin kecil karena semakin banyak pekerja yang digunakan. Hal tersebut akan menurunkan tingkat keuntungan dan menurunkan permintaan tenaga kerja.
3.   Tingkat upah akan turun sampai tingkat upah subsisten dan kondisi mencapai stationary
state
Adanya kemajuan teknologi menurut Ricardo tetap tidak dapat menghalani terjadinya stationary state tetapi hanya mampu mengundurkan masa terjadinya kedaan stationary tersebut. Keadaan stationary hanya dapat dielakkan apabila tuan tanah bersedia menggunakan sewa tanah yang diterima untuk pembentukan modal
Ada beberapa pandangan  kritis yang dikemukakan  Ricardo yakni :
1.      Ia menekankan pentingnya pembangunan pertanian
2.      menekankan  pentingnya peningkatan keuntungan untuk pemupukan modal
3.      menekankan  pentingnya tabungan
4.      menekankan pentingnya perdagangan luar negeri untuk pemanfaatan sumber daya secara optimum
5.      teorinya bersifat dinamis karena melihat pengaruh perubahan berbagai variable dalam pembangunan ekonomi seperti jumlah penduduk, upah, sewa, keuntungan.
Selain pandangannya yang kritis tentang pembangunan, teori Ricardo memiliki beberapa kelemahan yaitu:
1.      Mengabaikan pengaruh teknologi dalam mengarasi masalah diminishing return
2.      tidak ada keadaan stasioner  dengan keuntungan yang meningkat, produksi meningkat dan terjadi pemupukan modal
3.      menganggap  upah yang tidak akan meningkat karena pertambahan jumlah penduduk
4.      kebijakan pasar bebas yang tidak pernah ada dalam realita
5.      mengabaikan factor kelembagaan
6.      tanah juga memproduksi selain gandum
7.      menganggap modal dan buruh adalah  koefisien yang tetap padahal keduanya adalah variable bebas
8.      mengabaikan tingkat suku bunga

3.      THOMAS ROBERT MALTHUS
Thomas Robert Malthus berpendapat bahwa proses pembangunan tidak terjadi dengan sendirinya tetapi memerlukan usaha yang konsisten dari rakyat. Dia tidak memberikan gambaran adanya  gerakan menuju keadaan stasioner tetapi yang ditekankannya  adalah  bahwa perekonomian terlebih dahulu akan  mengalami kemerosotan beberapa kali sebelum mencapai tingkat tertinggi dari pembangunan. Menurutnya pula proses pembangunan adalah suatu proses naik turunnya aktivitas ekonomi lebih daripada sekedar lancar tidaknya aktivitas ekonomi.Pertumbuhan penduduk saja tidak cukup untuk berlangsungnya pembangunan ekomi, malahan pertumbuhan penduduk adalah adalah akibat dari proses pembangunan. Pertumbuhan penduduk akan meningkatkan kesejahteraan hanya bila pertumbuhan tersebut meningkatkan permintaan efektif.
Proses akumulasi modal merupakan factor paling penting bagi pembangunan ekonomi. Sumber akumulasi modal adalah laba yang berasal dari tabungan para pemilik modal dan bukannya berasal dari pengurangan pengeluaran pada barang-barang mewah— jika pengeluaran untuk konsumsi dikurangi justru perekonomian akan lamban.
Malhus menolak huku Say karena menurutnya tidak seluruhnya benar bahwa komoditi selalu dipertukarkan dengan komoditi karena pada  kenyataannya komoditi dalam jumlah yang besar dipertukarkan secara langsung dengan tenaga kerja daripada dengan komoditi. Dengan demikian ada kelebihan penawaran komoditi di pasar dibanding dengan permintaan. Selain itu ia yakin bahwa penawaran buruh dalam jangka pendek sangat tidak elastis.
Malthus memiliki beberapa saran saran untuk pembangunan ekonomi, saran-saran  tersebut adalah :
1.      harus adnya pertumbuhan berimbang antara sector pertanian  dan sector industri
2.      Harus adanya upaya untuk menaikkan permintaan efektif dengan cara pendistribusian kesejahteraan dan pemilikan tanah secara lebih adil
3.      Perlunya melakukan perluasan  perdagangan internal dan eksternal.
Ada beberapa kelemahan yang dimiliki oleh teori  Malthus
1.      Stagnasi sekuler tidak melekat pada akumulasi modal karena pada kenyataannya konsumsi rendah bukanlah suatu gejala tetap namun hanya sementara.
2.      Pandangan negative terhadap akumulasi modal. Menurut kenyataan akumulasi modal tidak menyebabkan berkurangnya permintaan atas barang-barang  konsumen dan turunnya laba.

4.      ARTHUR LEWIS
Teorinya didasarkan pada anggapan  adanya penawaran buruh yang tidak terbatas di negara  terbelakang dengan upah subsisten. Pembangunan ekonomi berlangsung bila modal terakumulasi akibat peralihan buruh surplus dari sector subsisten ke sector kapitalis. Pembentukan modal tergantung pada surplus kapitalis.Surplus ini diinvestasikan kembali pada aktiva kapitalis baru. Pembentukan modal berlangsung dan lebih banyak orang dipekerjakan dari sector subsisten. Proses tersebut akan berlangsung sampai rasio buruh modal naik dan penawaran buruh menjadi tidak elastis. Pokok masalahnya adalah bagaimana proses pertumbuhan terjadi dalam perekonomian dua sector yaitu :
ü  Sector tradisional dengan produktifitas rendah dan sumber tenaga kerja yang melimpah
ü  Sector modern dengan produktifitas tinggi dan sebagai sumber akumulasi modal.
ü  Pembentukan modal  bergantung pada surplus capital ( modal dibentuk dari laba yang dihasilkan oleh para kapitalis)
Menurutnya proses pertumbuhan ekonomi akan berakhir jika:
ü  Akibat pembentukan modal tidak ada lagi surplus buruh yang tersisa
ü  Sector kapitalis berkembang  begitu cepat sehingga mengurangi secara absolute penduduk di sector subsisten,
Beberapa keterbatasan teori Lewis
ü  Tidak semua negara terbelakang mempunyai penawaran buruh yang tidak terbatas
ü  Tingkat upah  di sector kapitalis tidak konstan padahal dalam kenyataannya tingkat upah sector industri di negara terbelakang terus naik sepanjang waktu walaupun terdapat pengangguran terbuka di sector pedesaan
ü  Buruh terampil bukan kesulitan sementara
ü  Proses multiplikasi tidak berlangsung di negara terbelakang karena proses pembentukan modal akan berhenti sebelum seluruh  surplus buruh terserap.
ü  Mengabaikan permintaan total karena anggapannya bahwa sector subsiten konsumsinya sangat sedikit
ü  Mobilitas buruh tidaklah mudah
ü  Kelompok berpendapatan rendah juga menabung
.
B. KARL MARX
Karl Marx lahir pada thaun 1818 di Kota Trier JermanPemikiran Marx sangat dipengaruhi oleh Darwin dan menggunakan gagasan ini untuk menjelaskan proses dialektik sejarah. Menurut Marx, masyarakat  menempuh tahapan-tahapan yang berbeda dalam sejarah dan yang menenukan tahapan-tahapan tersebut adalah perubahan dalam sarana produksi dan hubungan-hubungan produksi.
Menurutnya  berdasarkan sejarah, perkembangan masyarakat  melalui 5 tahap :
1.      Masayarakat kumunal primitive, yang masih menggunakan alat-alat produksi sederhana yang merupakan milik kumunal. Tidak ada surplus produksi di atas konsumsi.
2.      Masyarakat perbudakan, adanya hubungan antar pemilik factor produksi dan orang-orang yang hanya bekerja untuk mereka. Para budak diberi upah sangat minim Mulai ada spesialisasi  untuk bidang pertanian, kerajinan tangan dsb. Karena murahnya harga buruh maka minat pemilik factor produksi untuk memperbaiki alat-alat yang dimilikinya rendah.  Buruh makin lama sadar dengan kesewenang-wenangan yang dialaminya sehingga menimbulkan perselisihan antara dua kelompok tersebut.
3.            Masyarakat fiodal, kaum bangsawan memiliki factor produksi utama yaitu tanah.. Para petani  kebanyakan adalah budak yang dibebaskan dan mereka mengerjakan dahulu tanah milik bangsawan. Hubungan ini mendorong adanya perbaikan alat produksi terutama di sector pertanian. Kepentingan dua kelas tersebut berbeda, para feodal lebih memikirkan keuntungan saja dan kemudian mendirikan pabrik-pabrik. Banyak timbul pedagang-pedagang baru yang didukung raja yang kemudian  membutuhkan pasar yang lebih luas. Perkembangan ini menyebakan timbulnya alat produksi kapitalis dan menghendaki hapusnya system fiodal. Kelas borjuis yang memilki alat-alat produksi menghendaki pasaran buruh yang bebas dan hapusnya tariff serta rintangan lain dalam perdagangan yang diciptakan kaum fiodal sehingga kemudian masyarakat tidak lagi munyukai system ini
4.      Masyarakat kapitalis, hubungan produksinya didasarkan pada pemilikan individu masing-masing kapitalis terhadap alat-alat produksi. Kelas kapitalis mempekerjakan buruh . Keuntungan kapitalis membesar yang memungkinkan berkembangnya alat-alat produksi. Perubahan alat yang mengubah cara produksi selanjutnya menyebabkan perubahan kehidupan ekonomi masyarakat. Perbedaan kepentingan antara kaum kapitalis dan buruh semakin meningkat dan mengakibatkan perjuangan kelas
5.      Masyarakat sosialis, kepemilikan alat produksi didasarkan atas hak milik sosial. Hubungan produksi merupakan hubungan kerjasama dan saling membantu diantara buruh yang bebas unsur eksploitasi. Tidak ada lagi kelas-kelas dalam masyarakat.
Marx meramalkan  keruntuhan system kapitalis. Menurutnya runtuhnya kapitalisme  terjadi karena adanya
1.      Konsentrasi , penggabungan perusahaan-perusahaan agar tidak bangkrut karena persaingan dalam masyarakat kapitalis
2.      Akumulasi  yang menyebabkan perbedaan kaya miskin semakin lebar
3.      Kesengsaraan, karena kemiskinan semain luas
Akibat hal di atas daya beli masyarakat terus merosot yang mengakibatkan over produksi, harga barang merosot, produksi ditahan, banyak pabrik yang ditutup sehingga terjadilah krisis
Menurut Karl Marx masyarakt menempuh tahapan-tahapan yang berbeda dalam sejarah dan yang menentukan tahap-tahap tersebut adalah perubahan dalam sarana produksi dan juga hubungan-hubungan produksi yang telah dijelaskan di atas,namun sejarah telah membuktikan bahwa periode evolusi yang dikemukakan oleh Mrx ternyata keliru. Tidak ada masa dalam sejarah masyarakat yang melalui tahapan evolusi sebagaimana yang dikemukakan Marx. Sebaliknya sebagaimana system yang diyakini  oleh Marx terjadi melalui serangkaian tahapan tertentu, malah dapat terjadi dalam waktu bersamaan dan dalam masyarakat yang sama pula di saat satu wilayah dari suatu Negara sedang mengalami system yang menyerupai masyarakat fiodal, system kapitalis berlaku di wilayah lainnya dalam Negara yang sama. Jadi pernyataan bahwa tahapan dari satu system ke system berikutnya mengiuti pola evolusi sebagaimana yang dikemukakan oleh Marx dan teori evolusi tidak dapat dibuktikan sama sekali.

C. NEO KLASIK
Teori ini berkembang pada pertengahan tahun 1950 an.  Analisis pertumbuhan ekonominya didasarkan pada pandangan-pandangan ahli ekonomi klasik. Perintis teori ini adalah Robert Solow dan travor Swan. Pendapatnya mengenai perkembangan ekonomi adalah sebagai berikut :
ü  Adanya akumulasi capital merupakan factor penting dalam perkembangan  ekonomi
ü  Perkembangan tersebut merupakan proses yang gradual
ü  Perkembangan merupakan proses yang harmonis dan kumulatif
ü  Merupakan aliran yang optimis terhadap perkembangan ekonomi
ü  Adanya aspek internasional dalam perkembangan tersebut
Menurut teori ini tingkat bunga dan tingkat pendapatan akan  menentukan tingginya tingkat tabungan.Pada suatu tingkat teknik tertentu, tingkat bunga akan menentukan investasi, jika  kesempatan untuk investasi bertambah ( misalnya karena kemajuan teknologi), tambahnya permintaan untuk investasi menyebabkan tingkat bunga naik yang selanjutnya meningkatkan jumlah tabungan. Adanya kenaikan investasi tersebut  menyebabkan harga-harga barang naik.
Kenaikan harga-harga dan tingkat bunga menyebabkan  investasi terbatas hanya pada proyek-proyek dengan tingkat keuntungan terbesar dan akhirnya permintaan investasi berkurang sehingga tingkat bunga dan harga barang capital turun kembali. Jika tingkat bunga sangat rendah sedemikian rupa  maka tidak ada orang yang mau menabungJika keadaan tersebut terjadi maka akumulasi capital berakhir dan perekonoian mengalami keadaan yang statis.Agar tidak mengalami hal tersebut maka kondisi full employment harus tetap dijaga dengan mengadakan proyek-proyek pekerjaan umum.
Kemajuan teknologi (penemuan-penemuan baru yang mengurangi penggunaan tenaga buruh)  juga merupakan pendorong kenaikan pendapatan nasional .       Mereka yakin  bahwa manusia mampu untuk mengatasi terbatasnya pertumbuhan akibat habisnya sumber daya alam.Hal lain lagi yang dianggap penting untuk pertumbuhan ekonomi adalah kemampuan untuk menabung. Kalau tidak ada tabungan, kemajuan teknologi yang baru belum dapat digunakan.
Menurut Neo Klasik, tingkatan perkembangan ekonomi yang dialami suatu negara melalui beberapa tahap :
ü  Mula-mula negara meminjam capital dan disebut sebagai debitur yang belum mapan
ü  Setelah dapat menghasilkan dengan capital pinjaman tersebut, negara itu  membayar deviden dan bunga atas pinjaman yang dilakukan. Pada tingkat ini belum dibayar pokok pinjaman capital
ü  Setelah penghasilan meningkat terus, sebagian penghasilan digunakan untuk melunasi hutang dan sebagian dipinjamkan ke negara lain yang membutuhkan.. Negara berada dalam tingkat debitur yang sudah mapan ( mature debtor)
ü  Negara dapat menerima bunga dan deviden lebih besar daripada yang dibayar, jadi ada surplus. Dengan kata lain hutangnya semakin sedikit dan piutangnya semakin besar. Negara tersebut sampai pada tingkatan kreditur yang belum mapan ( immature creditor)
ü  Negara melulu hanya menerima deviden dan bunga dari negara lain. Negara sampai pada tingkat kreditur yang sudah mapan ( mature creditor)

D. SCHUMPETER
Teori Schumpeter pertama kali dikemukakan dalam bukunya yang berbahasa Jerman pada tahun 1911 yang kemudian dikemukakan pada tahun 1934 dalam bahasa Inggris dengan judul The Theory of Economic Development . Kemudian Schumpetr menggambarkan teorinya lebih lanjut tentang proses pembangunan dan factor utama yang menentukan pembangunan dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1939 yang berjudul Business Cycle.
Teori Schumpeter digolongkan dalam kelompok teori pertumbuhan Klasik, namun dari kesimpulan-kesimpulannya, khususnya mengenai prospek perbaikan hidup masyarakat banyak dalam perekonomian kapitalis,Schumpeter lebih dekat dengan para ekonom modern. Ia optimis bahwa dalam jangka panjang tingkat hidup orang banyak dapat  ditingkatkan terus sesuai dengan kemajuan teknologi yang bisa dicapai masyarakat tersebut.
Ia  tidak terlalu menekankan  pada aspek pertumbuhan penduduk dan aspek keterbatasan SDA  dalam proses pertumbuhan ekonomi karena menurutnya motor penggerak perkembangan ekonomi adalah inovasi  sedang pelakunya adalah wiraswastawa Menurutnya kemajuan ekonomi adalah peningkatan output total masyarakat.
Ia membedakan pengertian antara pertumbuhan ekonomi dan perkembangan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi timbul karena factor-faktor yang bersifat rutin yakni pertumbuhan penduduk dan akumulasi capital yang berasal dari tabungan rutin masyarakat sedang Perkembangan ekonomi atau development adalah kenaikan output yang disebabkan karena inovasi. Menurutnya yang lebih menarik adalah kenaikan output yang bersumber dari perkembangan ekonomi. Perkembangan ekonomi berawal dari suatu lingkungan social, politik dan teknologi yang menunjang kreatifitas para wiraswastawan.
Inovasi adalah penerapan pengetahuan teknologi di dunia ekonomi, inovasi oleh  wiraswastawan akan menimbulkan posisi monopoli bagi pencetusnya yang akan menghasilkan keuntungan di atas keuntungan normal dan ini merupakan rangsangan bagi calon innovator. Inovasi itu sendiri memiliki 3 pengaruh yaitu :
1.diperkenalkannya teknologi baru
2.menimbulkan keuntungan lebih yang merupakan sumber dana penting untuk akumulasi capital
3.timbulnya proses imitasi.
Sedang proses imitasi mempunyai pengaruh berupa:
1.   menurunnya keuntungan monopolis
2.   penyebaran teknologi baru dalam masyarakat
Gambar 2.1
Model Schumpeter
DEVELOPMENT
Lingkungan social, politik dan teknologi
Yang menunjang inovasi
GROWTH
Ada bermacam-macam inovasi  menurut schumpeter:
1.      diperkenalkannya produk baru
2.      diperkenlkannya cara produksi baru
3.      pembukaan daerah-daerah baru
4.      penemuan sumber-sumber bahan mentah baru
5.      perubahan organisasi industri yang meningkatkan efisiensi industri.
Apa syarat- syarat terjadinya inovasi ?
1.      tersediannya calon innovator di masyarakat
2.      adanya lingkungan sosial, politik, teknologi yang mendukung. ( system kapitalis dan  kebebasan berusaha serta dukungan lembaga sospol yang sesuai )
Disamping  itu harus terdapat pula 2 faktor lain yang menunjang terlaksananya inovasi tersebut, yaitu:
1.tersedianya cadangan atau suplai ide-ide baru secara cukup
2.Adanya system perkreditan yang bisa menyediakan dana bagi para entrepreneur untuk merealisasi ide-ide tersebut.
Inovator adalah orang-orang yang benar-benar berkecimpung dalam dunia usaha dan punya semangat berani mencoba menterjemahkan ide-ide baru baru menjadi kenyataan. Mereka biasanya bukan orang-orang yang menemukan teori baru atau ide baru tetapi mereka adalah yang bisa membuat ide-ide tersebut menjadi bagian dari kehidupan ekonomi masyarakat.Salah satu ciri innovator adalah berani mengambil resiko.Mereka berani mengambil resiko karena: kemungkinan adanya keuntungan monopolis, adanya semangat untuk mengalahkan  persaingan.
System kredit merupakan factor penunjang inovasi ( para investor dapat mendapat kesempatan lebih leluasa dalam mewujudkan idenya).
Menurutnya dalam jangka panjang system kapitalis akan runtuh karena terjadinya transformasi gradual di dalam system tersebut menuju ke arah yang lebih sosialistis.Kapitalistis akan berubah justru karena kesuksesannya dalam mencapai kemakmuran.Dengan makin makmurnya masyarakat akan terjadi perubahan kelembagaan dan pandangan masyarakat yang menjauhi system kapitalis asli karena makin meluasnya system tunjangan sosial bagi penganggur, orang tua dll. Dengan kata lain Scumpeter mengatakan bahwa sumber kemajuan ekonomi adalah daya kreasi manusia sebagai pelaku-pelakunnya dan bukan sekedar akumulasi capital atau pertumbuhan penduduk. Karena kreasi manusia merupkan factor sentral dalam proses kemajuan ekonomi.
Salah satu kendala yang dihadapi  negara-negara berkembang adalah sangat langkanya calon-calon innovator dan belum adanya lingkungan yang menunjang inovasi,  sehinga  hal yang sangat penting untuk dilakukan adalah melakukan pembaharuan kelembagaan social politik dalam  rangka mengembangkan lingkungan yang subur bagi kegiatan inovasi. Schumpeter percaya bahwa pertumbuhan ekonomi melalui jalur kapitalisme akan membawa kemakmuran bagi rakyat banyak tanpa perlu campur tangan yang berifat fundamental dari pemerintah. Pemerintah cukup menyediakan lingkungan yang menunjang inovasi dan system ekonomi itu sendiri akan membawa kemakmuran yang cukup merata.
E. HARRD – DOMAR
Model  teori ekonomi pembangunan ini diperkenalkan oleh Sir Roy F. Harrod ( 1900- 1978) dan Evsey Domar ( 1914 – 1997). Model ini dibangun berdasarkan pengalaman negara maju. Teori nya menelaah persyaratan pertumbuhan mantap( steady growth) yaitu pertumbuhan yang selalu menciptakan penggunaan barang-barang modal secara penuh
Teori ini memberi peran kunci pada investasi dalam proses pertumbuhan ekonomi terutama tentang watak ganda investasi yaitu
(a) menciptakan pendapatan/ menambah permintaan efektif masyarakat
(b)memperbesar kapasitas produksi / menambah kesanggupan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang.
H-D sependapat dengan Keynes bahwa pertambahan produksi dan pendapatan nasional bukan ditentukan oleh pertambahan dalam kapasitas produksi tetapi oleh kenaikan pengeluaran masyarakat. Dengan demikian walaupun kapasitas produksi bertambah, pendapatan nasional baru akan bertambah dan pertumbuhan ekonomi tercipta bila pengeluaran masyarakat mengalami kenaikan dibanding dengan masa sebelumnya.
Berbagai asumsi yang dipakai oleh teori ini adalah:
ü  Pada taraf permulaan perekonomian telah mencapai tingkat kesempatan kerja penuh dan barang-barang modal yang tersedia dalam masyarakat sepenuhnya digunakan.
ü  Tidak ada campur tangan pemerintah
ü   Bekerja pada perekonomian tertutup tanpa perdagangan luar negeri
ü  Besarnya tabungan masyarakat proporsional dengan besarnya pendapatan nasional dan keadaan ini berarti fungsi tabungan dimulai dari titik 0
ü  Kecondongan marginal menabung besarnya tetap, demikian juga perbandingan antara modal dengan jumlah produksi
ü  Tidak ada penyusutan barang modal yang dapat dipakai seumur hidup
ü  Tingkat harga umum konstan yaitu upah uang sama dengan tingkat pendapatan nyata
ü  Tidak ada perubahan suku bunga
ü  Ada proporsi yang tetap antara modal dan buruh dalam proses produksi
ü  Modal tetap dan modal lancar disatukan menjadi modal
ü  Dalam perekonomian hanya terdapat satu jenis produk
Jika  rasio modal-output (capital output ratio) adalah k dan s adalah rasio tabungan nasional (national saving ratio) yang merupakan  persentase dari output nasional yang  ditabung dan bahwa jumlahinvestasi baru ditentukan oleh jumlah tabungan total, S, maka model pertumbuhan ekonominya menjadi sbb:
1.      Jika s adalah MPC maka
S = s Y ……………………………………………………….…………………….2.1
2.      Investasi (I) didefinisikan sebagai perubahan stok modal (K) yang dapat diwakili oleh ΔK, sehigga dapat ditulis persamaan sederhana yang kedua sebagai berikut:
I = ΔK ………………………………………………………………………………2.2
Akan tetapi karena jumlah stok modal K mempunyai hubungan langsung dengan jumlah pendapatan nasional atau output Y, seperti telah ditunjukkan oleh rasio modal output k maka
K = k ……………………………………………………………………………….2.3
Y
Atau
∆K = k …………………………………………………………………..………….2.4
∆Y
Atau akhirnya
∆K= k ∆Y ……………………………………………………………………….…2.5
3.      Terakhir, mengingat jumlah keseluruhan dari tabungan nasional(S) harus samadengan keseluruhan investasi (I) maka persamaan berikutnya dapat ditulis sebagai berikut :
S = I………………………………………………………………………………..2.6
Dari persamaan  2.1. diketahui bahwa S = s Y dan dari persamaan 2.2 dan persamaan 2.5 kita telah mengetahubahwasannya :
I = ∆K =  k ∆Y
Dengan demikian, identitas tabungan yang merupakan persamaan modal dalam persamaan 2.6 adalah sebagai berikut
S = sY =  k ∆Y = ∆K = I
Atau bila diringkas menjadi
sY =  k ∆Y ………………………………………………………………………..2.7
Selanjutnya,apabila kedua sisi persamaan 2.7 dibagi mula-mula dengan Y dan kemudian dengan k, maka akan didapat :
∆K =  s =  pertumbuhan ekonomi
∆Y      k
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa  tingkat pertumbuhan ekonomi  akan secara langsung  atau secara ‘positif ‘ berbanding lurus dengan rasio tabungan( yakni semakin banyak bagian GNP yang ditabung dan diinvestasikan maka pada akhirnya nanti akan lebih besar lagi pertumbuhan eknomi yang dihasilkan) dan secara “ negative” atau berbanding terbalik terhadap rasio modal-output dari suatu perekonomian ( yakni semakin besar rasio modal output nasonal, atau k, maka tingkat pertumbuhan ekonomi semakin rendah).
Kendala dari penerapan teori ini di Negara berkembang adalah keterbatasan peluang  untuk pembentukan modal baru. Oleh karena itulah maka pemikiran inti “ kendala modal”  dijadikan alat pembenaran dan dimanfaatkan untuk mengabsahkan pengaliran modal dan bantuan teknis secara besar-besaran dari negaranegara maju ke sejumlah Negara berkembang.

F. ROSTOW
Teori WW. Rostow  pada mulanya merupakan artikel yang dimuat dalam Economic Journal ( Maret 2006) dan kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam bukunya yang berjudul The Stages of Economic Growth ( 1960).Rostow menggunakan pendekatan sejarah dalam menjelaskan proses perkembangan ekonomi.Menurutnya ada lima tahap pertumbuhan ekonomi
1.      masyarakat tradisional, struktur sosial masyarakat berjenjang, hubungan darah dan keluarga adalah sangat penting. Kekuasaan politik di tangan bangsawan pemilik tanah yang didukung serdadu dan pegawai negeri. Penduduk bekerja di sector pertanian
2.      Prasyarat tinggal landas,
ü  Muncul manusia-manusia baru yang mau bekerja keras
ü  Mereka menggalakkan tabungan dan mau mengambil resiko
ü  Muncul bank dan lembaga keuangan
ü  Investasi meningkat
ü  Jangkauan perdagangan makin luas
3. Tinggal landas
Syaratnya adalah :
ü  Terdapat kenaikan laju investasi produktif
ü  Berkembangnya salah satu atau beberapa sector manufaktur penting dengan laju pertumbuhan tinggi, hal tersebut  tergantung pada 4 faktor dasar yaitu
o   Adanya kenaikan permintaan efektif
o   Adanya pengenalan fungsi produksi baru
o   Adanya keuntungan investasi dan modal lebih dahulu yang memadai
o   Sector penting harus mendorong perluasan output sector lain melalui transformasi teknik.
ü  Hadirnya secara cepat kerangka politik, sosial dan organisasi yang menampung hasrat ekspansi sector modern dan memberi daya dorong pada pertumbuhan . Syarat pentingnya adalah kemampuan perekonomian untuk menggalakkan tabungan lebih besar dari pertambahan pendapatan untuk meningkatkan permintaan efektif dan kemampuan untuk menciptakan ekonomi eksternal melalui ekspansi sector-sektor penting.
4.   Dewasa
ü  Merupakan tahap ketika masyarakat telah dengan efektif menerapkan serentetan teknologi modern terhadap seluruh sumber daya mereka.
ü  3 perubahan penting yang terjadi pada tahap kedewasaan teknologi :
1. sifat tenaga kerja berubah menjadi terdidik. Orang lebih senang tinggal di kota, upah nyata meningkat, para pekerja mengorganisasi diri untuk memperoleh jaminan sosial dan ekonomi yang lebih besar
2. watak para pengusaha berubah, dari pekerja kasar berubah menjadi manajer yang halus dan sopan
3. masyarakat bosan pada industrialisasi dan menginginkan sesuatu yang baru menuju perubahan lebih jauh
5.    Masa Konsumsi Massal
ü  migrsai ke pinggiran kota, pemakaian mobil secara luas
ü  perhatian masyarakat beralih dari persoalan produksi ke persoalan konsumsi
ü  3 kekuatan pendorong :
1.      kebijakan nasional untuk meningkatkan kekuasaan dan pengaruh ke dunia internasional
2.      keinginan memiliki satu negara kesejahteraan dengan pemerataan pendapatan melalui pajak progresif, peningkatan jaminan sosial dan fasilitas hiburan untuk pekerja.
3.      keputusan untuk membangun pusat perdagangan dan sector penting.
Berbagai kritik terhadap teori pertumbuhan Rostow
1.      Masyarakat  tradisional tidak perlu bagi perkembangan beberapa bangsa seperti AS, Australia. Mereka  tidak pernah melalui masa tradisional karena mereka mewarisi pra kondisi di Inggris yaitu negara yang nyata-nyata sudah maju.
2.       kondisi pra  tinggal landas tidak mendahului kondisi tinggal landas
3.      Adanya tumpang tindih tahapan
Kritik terhadap tahapan tinggal landas

 Teori Pembangunan, terbagi atas 3 teori, yakni antara lain teori modernisasi, dependensi dan teori dunia. dan contoh Implementasi dari ketiga teori tersebut pada kehidupan dapat dilihat pada privatisasi bulog sebagai implementasi dari teori pembangunan. tiga teori pembangunan tersebut antara lain adalah:

a. TEORI MODERNISASI
Perspektif teori Modernisasi Klasik menyoroti bahwa negara Dunia Ketiga merupakan negara terbelakang dengan masyarakat tradisionalnya.  Sementara negara-negara Barat dilihat sebagai negara modern. aliran modernisasi memiliki ciri-ciri dasar antara lain: ”Sumber perubahan adalah dari dalam atau dari budaya masyarakat itu sendiri (internal resources) bukan ditentukan unsur luar”. Modernisasi diartikan sebagai proses transformasi. Dalam rangka mencapai status modern, struktur dan nilai-nilai tradisional secara total diganti dengan seperangkat struktur dan nilai-nilai modern. Modernisasi merupakan proses sistematik. Modernisasi melibatkan perubahan pada hampir segala aspek tingkah laku sosial, termasuk di dalamnya industrialisasi, diferensiasi, sekularisasi, sentralisasi dsb. Ciri-ciri pokok teori modernisasi:
1.     Modernisasi merupakan proses bertahap.
2.     Modernisasi juga dapat dikatakan sebagai proses homogenisasi.
3.     Modernisasi terkadang mewujud dalam bentuk lahirnya, sebagai proses Eropanisasi dan Amerikanisasi, atau modernisasi sama dengan Barat.
4.     Modernisasi juga dilihat sebagai proses yang tidak bergerak mundur.
5.     Modernisasi merupakan perubahan progresif
6.     Modernisasi memerlukan waktu panjang. Modernisasi dilihat sebagai proses evolusioner, dan bukan perubahan revolusioner.
            Tokoh-tokoh teori modernisasi:
1.        Harrod-Domar
Bependapat bahwa masalah pembangunan pada dasarnya merupakan masalah menambahkan investasi modal. Prinsip dasar : kekurangan modal, tabungan dan investasi menjadi masalah utama pembangunan.
2.        Walt .W. Rostow
Teori Pertumbuhan Tahapan Linear ( linear-stages-of growth- models) proses pembangunan bergerak dalam sebuah garis lurus yakni masyarakat yang terbelakang ke masyarakat yang maju dengan tahap2 sebagai berikut:
1.     Masyarakat Tradisional è masyarakat pertanian. Ilmu pengetahuan masih belum banyak dikuasai.
2.     Prakondisi untuk Lepas Landas è masyarakat tradisional terus bergerak walaupun sangat lambat dan pada suatu titik akan mencapai posisi pra-kondisi untuk lepas landas.. contoh adanya campur tangan  u/ meningkatkan tabungan masyarakat terjadi, dimana tabungan tsb dimanfaatkan u/ sektor2 produktif yang menguntungkan. Misal Pendidikan
3.     Lepas Landas è ditandai dengan tersingkirnya hambatan-hambatan yang menghalangi proses pertumbuhan ekonomi. Tabungan dan investasi yang efektif meningkat dari 5%-10 %.
4.     Bergerak ke Kedewasaan è teknologi diadopsi secara meluas.
5.     Jaman Konsumsi Masal yang Tinggi è Pada tahap ini pembangunan sudah berkesinambungan
3.        David McClelland
Teori: need for Achievement (n-Ach). kebutuhan atau dorongan berprestasi, dimana mendorong proses pembangunan berarti membentuk manusia wiraswasta dengan n.ach yang tinggi. Cara pembentukanya melalui pendidikan individu ketika seseorang masih kanak-kanak di lingkungan keluarga.
4.        Max Weber
Hasil analisis: salah satu penyebab utamanya adalah “Etika Protestan”. Etika Protestan:
  • Lahir melalui agama Protestan yg dikembangkan oleg Calvin
  • Keberhasilan kerja di dunia akan menentukan seseorang masuk surga/neraka.
  • Berdasarkan kepercayaan tsb kemudian mereka bekerja keras u/ menghilangkan kecemasan. Sikap inilah yg diberi nama “etika protestan”.
5.        Bert F. Hoselitz
Membahas faktor-faktor non ekonomi yg ditinggalkan Rostow yang disebut faktor “kondisi lingkungan”.  Kondisi lingkungan maksudnya adalah perubahan-perubahan pengaturan kelembagaan yg terjadi dalam bidang hukum, pendidikan, keluarga, dan motivasi.
6.        Alex Inkeles & David H. Smith
Ciri-ciri manusia modern:
�� Keterbukaan thd pengalaman dan ide baru
�� Berorientasi ke masa sekarang dan masa depan
�� Punya kesanggupan merencanakan
�� Percaya bahwa manusia bisa menguasai alam
Bila dalam teori Modernisasi Klasik, tradisi dianggap sebagai penghalang pembangunan, dalam teori Modernisasi Baru, tradisi dipandang sebagai faktor positif pembangunan. Teori Modernisasi, klasik maupun baru, melihat permasalahan pembangunan lebih banyak dari sudut kepentingan Amerika Serikat dan negara maju lainnya.

b. TEORI DEPENDENSI
            Teori Dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan keterbelakangan dan pembangunan negara Dunia Ketiga.  Munculnya teori dependensi lebih merupakan kritik terhadap arus pemikiran utama persoalan pembangunan yang didominasi oleh teori modernisasi.  Teori ini mencermati hubungan dan keterkaitan negara Dunia Ketiga dengan negara sentral di Barat sebagai hubungan yang tak berimbang dan karenanya hanya menghasilkan akibat yang akan merugikan Dunia Ketiga. Negara sentral di Barat selalu dan akan menindas negara Dunia Ketiga dengan selalu berusaha menjaga aliran surplus ekonomi dari negara pinggiran ke negara sentral.
Teori ini berpangkal pada filsafat materialisme yang dikembangkan Karl Marx. Salah satu kelompok teori yang tergolong teori struktiral ini adalah teori ketergantungan yang lahir dari 2 induk, yakni seorang ahli pemikiran liberal Raul Prebiesch dan seorang pemikir marxis yang merevisi pandangan marxis tentang cara produksi Asia yaitu, Paul Baran.
1.     Raul Prebisch : industri substitusi import. Menurutnya negara-negara terbelakang harus melakukan industrialisasi yang dimulai dari industri substitusi impor.
2.     Paul Baran: sentuhan yang mematikan dan kretinisme. Baginya perkembangan kapitalisme di negara-negara pinggiran beda dengan kapitalisme di negara-negara pusat. Di negara pinggiran, system kapitalisme seperti terkena penyakit kretinisme yang membuat orang tetap kerdil.
Ada 2 tokoh yang membahas dan menjabarkan pemikirannya sebagai kelanjutan dari tokoh-tokoh di atas, yakni:
1.     Andre Guner Frank : pembangunan keterbelakangan. Bagi Frank keterbelakangan hanya dapat diatasi dengan revolusi, yakni revolusi yang melahirkan sistem sosialis.
2.     Theotonia De Santos : Membantah Frank. Menurutnya ada 3 bentuk ketergantungan, yakni:
a.Ketergantungan Kolonial: hubungan antar penjajah dan penduduk setempat bersifat eksploitatif.
b.Ketergantungan Finansial- Industri: pengendalian dilakukan melalui kekuasaan ekonomi dalam bentuk kekuasaan financial-industri.
c.Ketergantungan Teknologis-Industrial: penguasaan terhadap surplus industri dilakukan melalui monopoli teknologi industri.

c. TEORI SISTEM DUNIA
teori sistem dunia yang dikemukakan oleh Immanuel Wallerstein. Hal ini dikarenakan bahwa dalam suatu sistem sosial perlu dilihat bagian-bagian secara menyeluruh dan keberadaan negara-negara dalam dunia internasional tidak boleh dikaji secara tersendiri karena ia bukan satu sistem yang tertutup. Teori ini berkeyakinan bahwa tak ada negara yang dapat melepaskan diri dari ekonomi kapitalis yang mendunia.Wallerstein menyatakan sistem dunia modern adalah sistem ekonomi kapitalis.
 
Menurut Wallerstein, sistem dunia kapitalis dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu
1.     negara core atau pusat, è mengambil keuntungan yang paling banyak, karena kelompok ini dapat memanipulasikan sistem dunia sampai batas-batas tertentu
2.     semi-periferi atau setengah pinggiran è mengambil keuntungan dari negara-negara pinggiran yang merupakan pihak yang paling dieksploitir
3.     negara periferi atau pinggiran.
menurut Wallerstein negara-negara dapat “naik atau turun kelas,” misalanya dari negara pusat menjadi negara setengah pinggiran dan kemudian menjadi negara pinggiran, dan sebaliknya. Naik dan turun kelasnya negara ini ditentukan oleh dinamika sistem dunia. Pernah suatu saat Inggeris, Belanda, dan Perancis adalah negara pusat yang berperan dominan dalam sistem dunia, namun kemudian Amerika Serikat muncul menjadi negara terkuat (pusat) seiring hancurnya negara-negara Eropa dalam Perang Dunia II.
Wallerstein merumuskan tiga strategi bagi terjadinya proses kenaikan kelas, yaitu:
1.     Kenaikan kelas terjadi dengan merebut kesempatan yang datang. Sebagai misal negara pinggiran tidak lagi dapat mengimpor barang-barang industri oleh karena mahal sedangkan komiditi primer mereka murah sekali, maka negara pinggiran mengambil tindakan yang berani untuk melakukan industrialisasi substitusi impor. Dengan ini ada kemungkinan negara dapat naik kelas dari negara pinggiran menjadi negara setengah pinggiran.
2.     Kenaikan kelas terjadi melalui undangan. Hal ini terjadi karena perusahaan-perusahaan industri raksasa di negara-negara pusat perlu melakukan ekspansi ke luar dan kemudian lahir apa yang disebut dengan MNC. Akibat dari perkembangan ini, maka muncullah industri-industri di negara-negara pinggiran yang diundang oleh oleh perusahaan-perusahaan MNC untuk bekerjasama. Melalui proses ini maka posisi negara pinggiran dapat meningkat menjadi setengah pinggiran.
3.     Kenaikan kelas terjadi karena negara menjalankan kebijakan untuk memandirikan negaranya. Sebagai misal saat ini dilakukan oleh Peru dan Chile yang dengan berani melepaskan dirinya dari eksploitasi negara-negara yang lebih maju dengan cara menasionalisasikan perusahaan-perusahaan asing. Namun demikian, semuanya ini tergantung pada kondisi sistem dunia yang ada, apakah pada saat negara tersebut mencoba memandirikan dirinya, peluang dari sistem dunia memang ada. Jika tidak, mungkin dapat saja gagal.

Perbandingan antara Teori Dependensi dan Teori Sistem Dunia 
Elemen Perbandingan
Teori
Dependensi
Teori
Sistem Dunia
Unit Analisis
Negara-Bangsa
Sistem dunia
Metode Kajian
Historis struktural
Dinamika sejarah dunia
Struktur Teori
Dua kutub
(sental-pinggiran)
Tiga kutub
(sentral-semi pinggiran-pinggiran)
Arah Pembangunan
Deterministik
Peluang terjadinya mobilitas
Arena Kajian
Negara pinggiran
Negara pinggiran, negara semi pinggiran dan sistem ekonomi dunia

INISIASI -08
Kota besar seperti Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makassar menghadapi masalah perkampungan kumuh, kemacetan lalu lintas, banjir, pedagang kaki lima yang tidak teratur, dan kejahatan yang tinggi.
Jika Anda terpilih menjadi Gubernur Provinsi DKI apa yang Anda lakukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut?
Jawabannya adalah pindah ibukota.........................................................................................
Permasalahan  pindah ibukota itu tidak harus jauh-jauh untuk menghemat biaya. Banyak biaya yang harus ditanggung termasuk biaya duwik, biaya sosial dan biaya politik serta keamanan negara. Semua harus dibayarkan, nah siapa yang mau membiayai ?. Trus mana saja alternatifnya ?
Perpindahan ibukota bisa saja terjadi karena berbagai hal termasuk diantaranya karena bencana, kekalahan perang, juga yang pernah terjadi di Indonesia dahulu adalah akibat kondisi darurat politik (perpindahan ibukota sementara ke Jogja).
Setiap terjadi bencana di Jakarta atau tanah Jawa maka selalu muncul usulan atau wacana pemindahan ibukota negara dari Jakarta. Tentunya usulan ini sering bersifat sepekulatif dan musiman sekedar wacana untuk obrolan natinya kalau selesei banjir Jakarta … ah paling nanti lupa lagi :D
Alternatifnya mana saja sih ?
  • Salah satu kota di Kalimantan.
    + Banyak wacana untuk memindahkan ke Kalimantan atas dasar daerah ini bebas atau sedikit rawan bencana. Hal ini karena perlu disadarinya bahwa Indonesia merupakan daerah rawan bencana (ring of fire-ring of disaster). Termasuk yang aku tulis dulu ketika berbicara soal
     patahan di Jawa.
    - Persiapan belum pernah ada. Walaupun Soekarno katanya pernah berencana memindahkannya. Ntah alasannya apa waktu itu ya.
  • Pindahkan ke Kawasan Timur Indonesia (Papua skalian aja :) )
    + Skalian aja memindahkan ke kawasan Timur. Sehingga penyebaran kesejahteraan yang selalu cederung mendekati pusat pemerintahan akan terdistribusi dengan sendirinya. Distribusinya akan terpaksa mengikuti pusat pemerintah. Toh Indonesia kawasan timur ini masih luas dan masih dapat dikembangkan. Sumberdaya alam (Natural Resources) juga ada sebagai penyokong.
    - Biayanya akan terlampau mahal untuk membangun fasilitas infra strukturnya. Juga persiapan belum pernah difikirkan sebelumnya. Akan mengagetkan dan biaya politiknya tinggi, walaupun potensial keuntungan politik negara juga sangat mungkin muncul dimasa jangka panjang.
  • Bogor atau Bekasi
    + Kota ini cukup dekat dengan Jakarta. Bahkan penghuni Bogor-Beksi sudah banyak yang bekerja di Jakarta. Memindahkan pusat pemerinthan ini mungkin biayanya tidak terlampau mahal, karen fasilitas infrastruktur pendukung sudah cukup banyak. Tinggal nempelin tembok trus nyambung kabel beres dah !
    - Kota ini merupakan kota yang sudah sangat berkembang dengan segala keunikannya tentunya tidak mudah merubah atau menata ulang. Kalau tidak bener-bener malah-malah menmbah permasalhan baru.
  • Jonggol
    + Wacana pemindahan ini pernah terjadi dan pernah dilakukan. Sangat mungkin blueprintnya sudah ada. Tinggal penataan serta law enforcementdalam perencanaan dan realisasi pembangunannya. Lokasinya tidak terlampau jauh dari Jakarta, kemungkinan besar biayanya tidak akan terlalu mahal, dibanding alternatif lainnya.
    - ini-itu dan anu :D
  • Atau yang lain usulmu mana ?
    + pro
    - con
Pindah aja ke Jonggol Pemindahan ibukota sebenernya tidak harus memindahkan pusat bisnis. Malaysia yang ibukotanya di Kuala Lumpur memiliki kota satelit Putrajaya.Putrajaya terletak lebih kurang 30 Km dari Pusat kota Kuala Lumpur. Kota ini dibangun sebenernya mirip atau malahnyontek konsep pemindahan pusat pemerintahan Indonesia yang pernah direncanakan di Jonggol. Indonesia gagal memindahkan pusat pemerintahan karenaini-itu dan anu :) . Sedangkan negara tetangga Malaysia ini yang mungkin hanya sekedar menyontek ide dan menjalankannya tanpa ini-itu dan anu. Sukses !
Mengapa Jonggol ? Ya seperti yang aku tulis diatas bahwa selalu saja ada biaya yang harus ditanggung ketika memindahkan pusat pemerintahan … ingat ini hanya memindahkan pusat pemerintahan looh … artinya semua perkantoran para meteri-menteri negara serta pusat pelayanan publik tingkat pusat ada disatu tempat yg berdekatan. Pemusatan pelayanan publik ini tentunya akan sangat membantu koordinasi kenegaraan. Seperti juga dengan Putrajaya, secara juridis Ibukota negara akan tetap saja Jakarta, hanya pusat pemerintahannya yang digeser. Penerimaan tamu negara bisa saja akan tetap di Istana Negara, dekat Monas.
Pusat bisnis sebaiknya akan tetap di Jakarta dan akan berkembang sesuai pergerakan arah bisnis. Biaya pengembangan dan pengelolaan akan lebih banyak dibebankan pada pelaku-pelaku bisnis. Dengan demikian beban keuangan negara akan terkurangi dengan sendirinya.
Selain Jonggol tentunya ada areal lain yang saat ini sudah tersedia fasilitas trnsportasinya (terutama yaitu) Daerah sebelum Cikampek misalnya Cipularang. Areal yang dibutuhkan untuk pemindahan pusat pemerintahan ini sekitar 50 Km2. Putrajaya memilki areal seluas 46 Km2. Membangun area kosong akan lebih mudah ketimbang merubah yang sudah ada.

Hmm, menjadi seorang pemimpin?? Siapa takut? Namun, permasalahannya jika nanti ketika aku menjadi seorang pemimpin, apakah para anggotaku akan tetap berada di sampingku? Apakah mereka akan di belakangku, lalu pelan-pelan meninggalkanku? Ataukah mereka mendorong memberikan motivasi untukku? Ataukah mereka menusuk aku dari belakang dan menjatuhkanku?
Jika aku menjadi Gubernur DKI Jakarta, hmm… apa yang akan aku LAKUKAN? Sebelumnya, aku akan menanyakan kepada anggotaku, apakah mereka bersedia bekerjasama denganku, menjalankan amanah dengan baik dan juga siap melayani masyarakat dengan ikhlas? Setelah itu, aku akan bertanya pada masyarakat, apakah mereka siap bekerjasama denganku dan juga mau bergotong royong membangun DKI Jakarta ke arah yang lebih baik lagi ketika nantinya aku terpilih menjadi seorang Gubernur. Karena sehebat apapun pemimpinnya, jika anggotanya tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik, maka akan terpecah belah. Seperti contohnya Ir. Soekarno dengan Muhammad Hatta. Mereka merupakan sahabat yang ideal dan saling melengkapi kekurangannya masing-masing.
Untuk menyelesaikan permasalahan di DKI Jakarta itu sungguhlah rumit. Ibarat benang yang telah kusut tercampur aduk, dan kini tugasnya adalah memisahkan dan membereskan masalah itu satu-satu. Perubahan yang aku coba lakukan adalah dengan memberikan stimulus kepada masyarakat tentang kebersihan. Menghimbau dan juga turut serta tidak membuang sampah sembarangan. Membuang sampah pada kantong celana ataupun tas. Hal kecil itulah bisa dijadikan sebuah kebudayaan yang bernilai indah. Selain masalah kebersihan akan sampah, kebersihan untuk tidak membuang kotoran/hajat/ludah di sungai, di jalan ataupun di pohon. Karena ketika hal itu dilakukan dengan membuangnya sembarangan, maka akan menimbulkan sumber penyakit dan terutama banjir di saat hujan turun.

Permasalahan kedua, mengenai masalah banjir bagaiamana agar supaya DKI Jakarta terbebas dari banjir ini juga cukup rumit. Karena tiap-tiap titik lokasi strategis di DKI Jakarta selalu di genangi banjir apabila musim hujan .

Permasalahan ketiga, mengenai transportasi. Melihat begitu ramainya alat transportasi di ibukota, rasanya benar-benar membuat kepala kita pusing. Terkadang klakson dibunyikan cukup keras dan panjang. Solusinya, bagi para pengguna jalan adalah untuk tidak menggunakan jalanan transjakarta. Karena transjakarta merupakan transportasi yang sudah di khususkan mengurangi kemacetan. Pelaku yang melakukan pelanggaran akan dikenai sanksi lebih berat lagi jika menggunakan arena transjakarta. Selain itu juga, dihimbau kepada masyarakat untuk tidak menggunakan mobil pribadi, serta memberlakukannya three in one (three in one ini akan ditambahkan lagi di daerah rawan kemacetan). Bagi pengguna motor, sebaiknya untuk menggunakan motor lebih bijak dalam pemasangan suara-suara yang bising untuk diganti yang biasa saja. Selain itu juga, biasakan hidup sehat dengan melakukan perjalanan jalan kaki (jika jarak menempuh lokasi cukup terjangkau).
“Mulailah dari diri sendiri, mulai saat ini dan mulailah mengerjakan” itulah yang akan aku sampaikan pada masyarakat ibukota DKI Jakarta. Aku tidak akan pernah menjanjikan kepada masyarakat dalam masa kampanye. Namun, saya akan menyampaikan, 3 hal yang perlu kita ubah dan kita mulai dari sekarang seperti paparan yang di atas. Karena pada dasarnya program yang dirancang dengan muluk-muluk, biasanya tidak akan berjalan dengan baik. Jika saya tidak terpilih, himbauan ini tetap akan aku sampaikan kepada masyarakat, dan jika terpilih, aku akan menjalankan program yang pembangunannya cukup besar, seperti halnya fasilitas pendidikan, kesehatan, tempat ibadah dan lain-lainya. Hal ini akan menjadi kejutan buat warga Jakarta ketika program besar ini dilaksanakan. Pada dasarnya manusia berusaha dan Tuhan yang menjadi penentu segalanya.


















TUGAS 3 PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA & KOTA

PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA

 

PENDAHULUAN
Masyarakat pedesaan di Indonesia tergolong masyarakat yang sangat jauh tertinggal, hal ini disebabkan keberedaan wilayah yang jauh dari pusat pembangunan nasional. Bahkan hampir tidak tersentuh oleh pembangunan nasional. Beberapa metode dan pendekatan telah dikembangkan untuk memahami masalah dan membantu merumuskan kebijakan guna memecahkan masalah pembangunan pedesaan.Masyarakat desa adalah komunitas yang tinggal di dalam satu daerah yang sama, yang bersatu dan bersama-sama, memiliki ikatan yang kuat dan sangat mempengaruhi satu sama lain. Hal ini dikarenakan pada masyarakat desa tradisi itu masih  sangat kuat dan kental. Bahkan terkadang tradisi ini juga sangat mempengaruhi perkembangan desa, karena terlalu tinggi menjunjung kepercayaan nenek moyang mengakibatkan sulitnya untuk melakukan pembaharuan desa. Di sisi lain banyak hal yang mengakibatkan  sebuah desa sulit untuk mengalami pembaharuan, antara lain isolasi wilayah, yaitu desa yang wilayahnya berada jauh dari pusat ekonomi daerah, desa yang mengalami ketertinggalan di bidang pembangunan jalan dan sarana-sarana lainnya, sulitnya akses dari luar, bahkan desa yang mengalami kemiskinan dan keminiman tingkat pendidikan. Pada umumnyamasyarakat desa diidentikkan dengan masyarakat petani, ini dikarenakan masyarakat pedesaan dominan bermata pencaharian dari hasil pertanian yang merupakan petani-petani  miskin yang mata pencahariannya di bawah garis kemiskinan. Hal ini menunjukkan kesenjangan yang sangat jauh dari masyarakat perkotaan. Masyarakat masih dianggap sebagai obyek/sasaran yang akan dibangun. Hubungan yang terbangun adalah pemerintah sebagai subyek/pelaku pembangunan dan masyarakat desa sebagai obyek/sasaran pembangunan (Kartasasmita, 1996:144). Tingkat partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan masih terbatas, misalnya masih sebatas peran serta secara fisik tanpa berperan secara luas sejak dari perencanaan sampai evaluasi.
  PERMASALAHAN
Menguatnya desakan alih fungsi lahan dari pertanian menjadi nonpertanian, terutama di Pulau Jawa, tidak hanya merusak sistem irigasi yang sudah terbangun, tetapi juga semakin menurunkan produktivitas tenaga kerja di perdesaan dengan meningkatnya rumah tangga petani gurem. Jika hal itu dibiarkan, sangat sulit untuk menurunkan angka kemiskinan di perdesaan dan mengendalikan migrasi ke kota-kota besar sehingga pada gilirannya akan membebani dan memperburuk permasalahan di perkotaan. Oleh karena itu, sangat mendesak untuk dilakukannya diversifikasi usaha ekonomi di perdesaan ke arah kegiatan nonpertanian, baik berupa industri yang mengolah produk pertanian maupun berupa jasa-jasa penunjang. 
Permasalahan yang dihadapi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan dapat dimasukkan ke dalam beberapa permasalahan utama sebagai berikut ;
1.Masih kurang berkembangnya kehidupan masyarakat perdesaan karena terbatasnya akses masyarakat perdesaan, terutama kaum perempuan, ke sumber daya produktif, seperti lahan, permodalan, infrastruktur, dan teknologi serta akses terhadap pelayanan publik dan pasar.
2.Masih terbatasnya pelayanan prasarana dan sarana permukiman perdesaan, seperti air minum, sanitasi, persampahan, dan prasarana lingkungan lain.
3.Masih terbatasnya kapasitas kelembagaan pemerintahan di tingkat lokal dan kelembagaan sosial ekonomi untuk mendukung peningkatan sumber daya pembangunan perdesaan.
4.Masih kurangnya keterkaitan antara kegiatan ekonomi perkotaan dan perdesaan yang mengakibatkan makin meningkatnya kesenjangan ekonomi dan kesenjangan pelayanan infrastruktur antarwilayah.
Dalam lingkup sektor pertanian sendiri, masih terbatas upaya-upaya untuk beralih ke komoditas bernilai ekonomi tinggi, serta belum dioptimalkannya pertanian lahan kering yang relatif lebih kecil kebutuhan investasi prasarana pendukungnya.  Dalam lingkup yang lebih besar, belum mantapnya alih peran dan tanggung jawab dalam sektor-sektor yang terkait dengan pembangunan perdesaan seiring dengan desentralisasi mengakibatkan pembangunan prasarana perdesaan kurang mendapatkan perhatian yang memadai.
Penciptaan lapangan pekerjaan nonpertanian di perdesaan merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat perdesaan. Untuk itu langkah-langkah kebijakan yang ditempuh meliputi :
1.Meningkatkan keberdayaan masyarakat perdesaan melalui penguatan kelembagaan dan modal sosial masyarakat perdesaan serta pengembangan kemampuan dan kemandirian masyarakat perdesaan dalam pengelolaan pembangunan;
2.Memperkuat keterkaitan kawasan perdesaan dengan perkotaan serta keterkaitan antarsektor pertanian dengan sektor industri dan jasa berbasis sumber daya lokal;
3.Memperbaiki tingkat pelayanan prasarana permukiman dan ekonomi perdesaan;
4.Meningkatkan kapasitas pemerintahan di tingkat lokal dalam mengelola pembangunan perdesaan secara partisipatif.
5.Mengembangkan dan memantapkan kelembagaan sosial ekonomi dalam rangka pengembangan ekonomi lokal dan peningkatan akses masyarakat perdesaan ke modal usaha. Jika memperhatikan karakteristik umum permasalahan kesejahteraan rakyat dan kualitas hidup masyarakat desa, langkah-langkah tersebut dilakukan dengan memperhatikan kesetaraan gender.  
Untuk menciptakan  lapangan pekerjaan nonpertanian di perdesaan merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat perdesaan.Dalam hal in, langkah-langkah kebijakan yang ditempuh antara lain meningkatkan keberdayaan masyarakat perdesaan melalui penguatan kelembagaan dan modal sosial masyarakat perdesaan serta pengembangan kemampuan dan kemandirian masyarakat perdesaan dalam pengelolaan pembangunan desa, memperkuat keterkaitan kawasan perdesaan dengan perkotaan serta keterkaitan antarsektor pertanian dengan sektor industri dan jasa berbasis sumber daya desa, memperbaiki tingkat pelayanan prasarana permukiman dan ekonomi perdesaan,meningkatkan kapasitas pemerintahan di tingkat desa dalam mengelola pembangunan perdesaan secara partisipatif; dan  mengembangkan dan memantapkan kelembagaan sosial ekonomi dalam rangka pengembangan ekonomi desa serta peningkatan akses masyarakat perdesaan ke modal usaha.
Dalam upaya meningkatkan keberdayaan masyarakat perdesaan dalam kapasitasnya pemerintahan di tingkat desa berusaha untuk melakukan  penyusunan pedoman untuk memberdayakan  masyarakat dan termasuk dalam hal pengarusutamaan gender,penyusunan pedoman yang diperlukan untuk memperkuat pemerintahan di tingkat desa, di antaranya mengenai pengelolaan pembangunan secara partisipatif, pengelolaan anggaran, serta penyusunan produk hukum wilayah perdesaan, pembimbingan teknis Pengembangan Badan Usaha Milik Desa, pembimbingan teknis Tata Cara Penegasan dan Penetapan Batas Desa, pembimbingan teknis Penataan Administrasi Pemerintahan Desa, pembimbingan teknis Penyusunan Peraturan Desa dan Keputusan Desa, pelaksanaan pelatihan peningkatan kapasitas pemerintah dan keberdayaan masyarakat desa, di antaranya mengenai  Manajemen Pemerintahan Desa bagi Kepala Desa dan Perencanaan Pembangunan Partisipatif, terutama bagi kaum perempuan, pelatihan pendayagunaan Teknologi Tepat Guna (TTG) bagi instruktur TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), pelatihan pendayagunaan Teknologi Tepat Guna (TTG).
PENUTUP
Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan desa atau yang disebut dengan nama lain,adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Dalam penjelasan undang-undang tersebut dijelaskan pengertian kawasan pedesaan sebagai kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman pedesaan,pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Dalam pembangunan, partisipasi masyarakat merupakan salah satu elemen proses pembangunan desa, oleh karena itu partisipasi masyarakat dalam pembangunan perlu dibangkitkan terlebih dahulu oleh pihak lain seperti pemerintah desa, sehingga dengan adanya keterlibatan pemerintah desa besar kemungkinan masyarakat akan merasa diberi peluang atau kesempatan ikut serta dalam pembangunan, karena pada dasarnya menggerakkan partisipasi masyarakat desa merupakan salah satu sasaran pembangunan desa itu sendiri. Masyarakat sebagai objek pembangunan berarti masyarakat terkena langsung atas kebijakan dan kegiatan pembangunan. Dalam hal ini masyarakat  perlu ikut dilibatkan baik dari segi formulasi kebijakan maupun aplikasi kebijakan tersebut, sebab merekalah yang dianggap lebih tahu kondisi lingkungannya. Dimana dominasi negara berubah menjadi institusi lokal, untuk itu peran serta langsung masyarakat sangat diperlukan  dan terus diperkuat dan diperluas. Dengan demikian istilah partisipasi tidak sekedar menjadi retorika semata tetapi diaktualisasikan secara nyata dalam berbagai kegiatan dan pengambilan kebijakan pembangunan.   
   
 INISIASI 7

Kenapa masyarakat kota lebih mudah menerima pembaharuan daripada desa, karena kota merupakan pintu gerbang bagi masuknya kebiasaan kebiasaan atau produk budaya baru kedalam masyarakat. Berbagai hal baru timbul dan berkembang pada masyarakat lain yang mungkin letaknya lebih jauh, masuk kewilayah eilayah lain kebanyakan melalui kota. Hal ini dimungkinkan oleh karena kota kota memang mempunyai jaringan komunikasi dan transportasi yang lebih lengkap kewilayah wilayah lain diluarnya. Heterogenitas sosial kota akibat mudah masuknya pengaruh luar tersebut juga didukung oleh karakteristik sosial penduduknya yang juga beraneka ragam, tingkat pendidikan dan sebagainya.





TUGAS 3


1.       PENDAHULUAN
Upaya pembangunan perdesaan telah dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat melalui berbagai kebijakan dan program-program yang telah ditetapkan. Upaya-upaya itu telah menghasilkan berbagai kemajuan yang dirasakan oleh sebagian masyarakat perdesaan. Namun, masih banyak wilayah perdesaan yang belum berkembang secepat wilayah lainnya. Pembangunan perdesaan merupakan bagian yang penting dari pembangunan nasional. alam rangka melakukan percepatan pembangunan perdesaan, telah dan akan terus dilakukan berbagai program dan kegiatan yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan, pengurangan kemiskinan, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pelibatan masyarakat dalam  kikat pembangunan nasional yang komprehensif adalah meletakkan fondasi atau penopang yang kokoh pada pembangunan di wilayah perdesaan.
kemiskinan di perdesaan terjadi karena adanya masalah ekonomi, karena kondisi fisik daerahnya yang terpencil, dan keterbatasan sarana dan prasarana sosial ekonomi yang tersedia sehingga mengakibatkan terbatasnya akses masyarakat untuk memperoleh kemampuan dan keterampilan,termasuk informasi dan teknologi tepat guna. Keadaan tersebut menjadi tantangan bagi Pemerintah untuk terus memperbaiki kebijakan, strategi dan pelaksanaan pembangunan perdesaan yang diarahkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berbagai upaya terus dilakukan secara bertahap yaitu melalui kegiatan peningkatan kapasitas aparat pemerintahan desa dan kelurahan, peningkatan kapasitas kelembagaan, pelatihan masyarakat, pemberdayaan adatdan sosial budaya masyarakat, peningkatan usaha ekonomi masyarakat, serta pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi tepat guna. Upaya lainnya berupa peningkatan usaha ekonomi masyarakat melalui pengembangan ekonomi lokal dengan meningkatkankegiatan ekonomi produktif masyarakat dan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Ketersediaan dan akses pemanfaatan terhadap sarana prasarana perdesaan yang masih terbatas dan ditambah dengan masih rendahnya kualitas tingkat pelayanan yang dapat dinikmati seperti jalan, irigasi, listrik, air minum, telematika, fasilitas pendidikan, kesehatan, serta pasar merupakan kendala bagi percepatan pembangunan perdesaan terutama untuk pengembangan ekonomi masyarakat perdesaan, pengembangan sarana prasarana produksi hasil-hasil perdesaan serta peningkatan kualitas sumber daya manusia perdesaan. Peningkatan ketahanan pangan dan pengembangan agribisnis berperan penting dalam memicu pertumbuhan ekonomi perdesaan yang berkaitan erat dengan terciptanya lapangan kerja berkualitas
2.      URAIAN MASALAH DAN ANALISISNYA
   Pembangunan yang berbasis pedesaan sangat penting dan perlu untuk memperkuat fondasi perekonomian negara, mempercepat pengentasan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan perkembangan antar wilayah. Sebagai solusi bagi perubahan sosial, desa sebagai basis perubahan. Dalam konteks itu maka sumber-sumber pertumbuhan ekonomi harus digerakkan ke pedesaan sehingga desa menjaditempat yang menarik sebagai tempat tinggal dan mencari penghidupan. Infrastruktur desa, seperti irigasi, sarana dan prasarana transportasi, listrik, telepon, sarana pendidikan, kesehatan dan sarana-sarana lain yang dibutuhkan,harus bisa disediakan sehingga memungkinkan desa maju dan berkembang.
 Sehubungan dengan itu, skala prioritas yang dilakukan KPDT bagi pembangunan daerah yang berbasis pada pengembangan pedesaan (rural based development), antara lain mencakup (1) pengembangan ekonomi lokal; (2) pemberdayaan masyarakat; (3) pembangunan prasarana dan sarana; dan (4) pengembangan kelembagaan. Untuk itu perlu adanya model intervensi terhadap proses pembangunan pedesaan yang bertumpu pada paradigma pengkotaan pedesaan (rural urbanization) yang bertumpu dapa penegmbangan perkotaan dan pedersaan sebagai kesatuan ekonomi dan kawasan, pengembangan kegiatan pertanian secara modern melalui mekanisasi dan industrialisasi pertanian dan penerapan standar pelayanan minimum yang sama antara desa dan kota. Dalam upaya intervensi pembanguan pedesaan perlu memperhatikan secara mendalam tentang “anatomi desa” sehingga tidak kontraproduktif dalam membangun desa. Anatomi tersebut mencakup struktur demografi masyarakat, karakteristik sosial-budaya, karakterisktik fisik/geografis, pola kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi desa-kota,sektor kelembagaan desa, dan karakteristik kawasanpemukiman. Singkat kata, dalam pembangunan pedesaan harus berlandaskan pada local wisdom Seperti yang pernah saya kemukakan,dengan usaha-usaha yangtelah, sedang dan akan dilakukan oleh KPDT tersebut diharapkan akan melahirkan desa pusat pertumbuhan. Dengan model desa seperti ini,bukan saja nantinya akan melahirkan desa-desa yang maju dan sejahtera.
Berbicara tentang pembangunan desa terdapat dua aspek penting yang menjadi objek pembangunan.Secara umum,  pembangunan desa meliputi dua aspek utama, yaitu :
1.         Pembangunan desa dalam aspek fisik, yaitu
Pembangunan yang objek utamanya dalam aspek fisik (sarana,prasarana dan manusia) di pedesaan seperti jalan desa,bangunan rumah, pemukiman,jembatan, bendungan, irigasi, sarana ibadah,pendidikan(hardwareberupa sarana dan prasarana pendidikan, dan software berupa segala bentuk pengaturan,kurikulum dan metode pembelajaran), keolahragaan,dan sebagainya. Pembangunan dalam aspek fisik iniselanjutnya disebut Pembangunan Desa.
2.         Pembangunan dalam aspek pemberdayaan insani, yaitu pembangunan yang objek utamanya aspek pengembangan dan peningkatan kemampuan, skill dan memberdayakan Masyarakat didaerahpedesaan sebagai warga negara,
seperti pendidikandan pelatihanpembinaan usaha ekonomi, kesehatan, spiritual, dan sebagainyaTujuan utamanya adalah untuk membantu masyarakat yang masih tergolong marjinal agar dapa melepaskan diri dari berbagai belenggu keterbelakangan sosial, ekonomi,politik dan sebagainya Pembangunan dalam aspek pemberdayaan insani.

3.       PENUTUP
    Peran pemerintah (pusat dan daerah) dalam pembangunan desa ditempatkan pada posisi yang tepat. Pemerintah diharapkan berperan dalam memberi motivasi, stimulus, fasilitasi pembinaan, pengawasan dan Hal-hal yang bersifat bantuan terhadap pembanguan desa. Untuk kepentingan dan tujuan tertentu, intervensi pemerintah terhadap pembangunan desa dapat saja dilakukan setelah melalui kajian dan pertimbangan yang matang dan komprehensif. Intervensi yang dimaksudkan di sini adalah turut campur secara aktif dan bertanggungjawab pemerintah dalam proses pembangunan desa, seperti membuka keterisolasian desa (karena ketiadaan biaya, desa tidak mampu melepaskan diri dari keterisolasian), membangun fasilitas jalan, jembatan, gedung sekolah,puskesmas dan sebagainya.Meskipun pemerintah melakukan intervensi terhadap proses pembangunan fasilitas tertentu di daerah pedesaan, pemerintah tidak boleh mengabaikan potensi setempat, jangan sampai pemerintah mengabaikan keberadaan masyarakat setempat, dan masyarakat jangan sampai hanya diposisikan sebagai penonton. Keterlibatan masyarakat sangat diperlukan dalam pembangunan desa. Karena proses pembangunan desa bukan hanya sebatas membangun prasarana dan sarana yang diperlukan, tetapi proses pembangunan desa memerlukan waktu yang panjang, banyak pengorbanan, dan bertalian dengan banyak pihak dalam masyarakat termasuk masyarakat di daerah pedesaan.
  
    Sumber :
      alimuhi.staff.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/FENOMENA-PEMBANGUNAN-DESA.pdf

TUGAS 02
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MASYARAKAT
SEBAGAI PILAR PEMBANGUNAN INDONESIA

PENDAHULUAN
Pembangunan sepertinya sebagai suatu fenomena yang tidak habis-habisnya dibahas dalam kerangka kajian keberlangsungan hidup manusia. Fenomena ini melekat sebagai salah satu ciri kehidupan manusia yang kerap mengalami perubahan menurut berbagai dimensi yang ada.
Konsep pembangunan biasanya melekat dalam konteks kajian suatu perubahan, pembangunan disini diartikan sebagaiu bentuk perubahan yang sifatnya direncanakan; setiap orang atau kelompok orang tentu akan mengharapkan perubahan yang mempunyai bentuk lebih baik bahkan sempurna dari keadaan yang sebelumnya; untuk mewujudkan harapan ini tentu harus memerlukan suatu perencanaan. Selo Soemardjan (1974) menyatakan bahwa perubahan yang dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh fihak-fihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat (Soemardjan-Soemardi, 1974: 490).
Masyarakat Indonesia, kalau bisa dikatakan demikian, tidak terlepas dari fenomena pembangunan ini. Keaneka-ragaman, etnik, ras, kelompok, dan agama dengan bentuk dan tingkat kehidupan yang berbeda dalam masyarakat ini secara langsung maupun tidak langsung mendorong timbulnya perubahan dalam masyarakat sendiri atau menurut orientasinya ke luar masyarakat.
Dalam perkembangan lebih lanjut, suatu proses pembangunan dapat dijadikan sebagai suatu ukuran untuk menilai sejauh mana nilai-nilai dasar masyarakat yang terlibat dalam proses ini bisa memenuhi seperangkat kebutuhan hidup dan mengatasi berbagai masalah dari dinamika masyarakatnya. Terpaan dari faktor-faktor ekonomi yang menimbulkan krisis ekonomi pada tahun 1998 yang kemudian mengguncang sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan, seolah-olah memberikan gambaran yang jelas bahwa selama ini belum ada konsep atau bentuk pembangunan yang jelas dalam masyarakat ini; gambaran ini menunjukkan bahwa sedemikian rapuhnya nilai-nilai dasar tentang konsep pembangunan masyarakatnya. Pada dasarnya, permasalahan ke depan yang harus menjadi perhatian bangsa Indonesia adalah modal manusia (human capital) sebagai pondasi dasar dalam memperkuat pembangunan, baik secara ekonomi maupun secara sosial.


Human Capital Theory
Teori Human Capital berkaitan dengan kemampuan, pengetahuan maupun karakteristik yang dimiliki manusia (sebagai pekerja) yang berkontribusi bagi produktivitas mereka. Sumber-sumber human capital dalam teori ini adalah 1) bakat atau kemampuan bawaan individu, 2) pendidikan, 3) kualitas pendidikan, 4) kemampuan yang didapatkan dari berlatih, 5) Pengaruh pasar kerja. Dari teori ini, pendidikan menjadi tema utama dalam menciptakan human capital untuk mendukung pembangunan.

PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA
            Berdasarkan data United Nations Development Program (UNDP) 2011, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia berada di urutan 124 dari 187 negara yang disurvei dengan indeks 0,67 persen. Sedangkan Singapura dan Malaysia mempunyai indeks yang jauh lebih tinggi yaitu 0,83 persen dan 0,86 persen.  Indeks tingkat pendidikan tinggi Indonesia juga dinilai masih rendah yaitu 14,6 persen, berbeda dengan Singapura dan Malaysia yang sudah mempunyai indeks tingkat pendidikan yang lebih baik yaitu 28 persen dan 33 persen.
Masih rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia, akan melemahkan daya saing Indonesia dalam menghadapi pasar terbuka dan globalisasi. Oleh sebab itu, kunci untuk meningkatkan daya saing Indonesia, dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan melakukan terobosan terbaru dalam sektor pendidikan.
Kualitas SDM di Indonesia pada dasarnya sudah cukup bagus. Tinggal bagaimana cara pemerintah dan Perguruan Tinggi mengasah SDM tersebut menjadi SDM yang hebat. Jika kolaborasi pemerintah dan perguruan tinggi sudah kuat, maka Indonesia akan mencetak SDM terbaik setiap tahunnya.
Saat ini pemerintah Indonesia mempunyai program wajib belajar sembilan tahun. Program tersebut akan terus dipertahankan karena setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.Selain itu, pemerintah juga akan meningkatkan kualitas kurikulum pendidikan, baik itu di sekolah sekolah maupun perguruan tinggi. Tak hanya itu, lanjut dia, kurikulum yang digunakan haruslah bersifat world update dimana kurikulum tersebut harus mengikuti perkembangan dunia. Lebih dari itu, dosen, guru dan tenaga pengajar juga menjadi prioritas pemerintah untuk ditingkatkan kualitasnya. Jika kualitas dosen dan guru baik, maka akan mempengaruhi kualitas anak didiknya.



PENUTUP
            Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan pembangunan berkaitan erat. Oleh sebab itu, untuk menjamin keberlanjutan pembangunan Indonesia, maka seluruh pemangku kepentingan di Indonesia harus menerapkan atau mendorong peningkatan mutu pendidikan. Dengan demikian, pembangunan Indonesia dapat mencapai hasil maksimal dimana masyarakat memiliki produktivitas yang tinggi sebagai pondasi dasar pembangunan.


1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus