TUJUAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN
I.
PEMBANGUNAN PEDESAAN BERSIFAT MULTI
ASPEK
DISADARI bahwa pembangunan pedesaan telah banyak
dilakukan sejak dari dahulu hingga sekarang, tetapi hasilnya belum memuaskan
tehadap peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Pembangunan pedesaan
seharusnya dilihat bukan hanya sebagai obyek tetapi juga sebagai subyek
pembangunan.
Pembangunan pedesaan harus dilihat sebagai: (1) upaya
mempercepat pembangunan pedesaan melalui penyediaan prasarana dan saran untuk
memberdayakan masyarakat, dan (2) upaya mempercepat pembangunan ekonomi daerah
yang efektif dan kokoh.
Pembangunan pedesaan bersifat multi aspek oleh karena
itu perlu di analisis/secara lebih terarah dan serba keterkaitan dengan bidang
sektor, dan aspek di luar pedesaan (fisik dan non fisik, ekonomi dan non
ekonomi, sosbud dan non spasial). Pembahasan berikut ini meliputi bebagai aspek
yang terkait dengan kebijaksanaan dan strategi pembangunan pedesaan.
II.
TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan
Tujuan pembangunan pedesaan jangka panjang adalah
peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan secara langsung melalui
peningkatan kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan berdasarkan
pendekatan bina lingkungan, bina usaha dan bina manusia, dan secara tidak
langsung adalah meletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi pembangunan nasional.
Tujuan pembanguan pedesaan jangka pendek adalah untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan ekonomi dan pemanfaatan
sumberdaya manusia dan sumberdaya alam.
Tujuan pembanguan pedesaan secara spasial adalah
terciptanya kawasan pedesaan yang mandiri, berwawasan lingkungan, selaras,
serasi, dan bersinergi dengan kawasan-kawasan lain melalui pembangunan holistik
dan berkelanjutan untuk mewujudkan masyarakat yang damai, demokratis,
berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera.
Sasaran
Sasaran pembangunan pedesaan adalah terciptanya:
i.
Peningkatan produksi dan
produktivitas
ii.
Percepatan pertumbuhan desa
iii.
Peningkatan keterampilan dalam
berproduksi dan pengembangan lapangan kerja dan lapangan usaha produktif.
iv.
Peningkatan prakarsa dan partisipasi
masyarakat.
v.
Perkuatan kelembagaan.
Pembangunan pedesaan yang dilaksanakan harus sesuai
dengan masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, serta aspirasi dan
prioritas masyarakat pedesaan.
Ruang Lingkup
Pengembangan Pedesaan
Pengembangan pedesaan mempunyai ruang lingkup, yakni:
6.
Pembangunan sarana dan prasarana
pedesaan (meliputi pengairan, jaringan jalan, lingkungan permukiman dan
lainnya).
7.
Pemberdayaan masyarakat.
8.
Pengelolaan sumberdaya alam (SDA)
dan sumberdaya manusia (SDM).
9.
Penciptaan lapangan kerja,
kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan (khususnya terhadap kawasan-kawasan
miskin).
10. Penataan keterkaitan antar kawasan pedesaan dengan kawasan perkotaan (inter
rural-urban relationship).
Prinsip-Prinsip
Pembangunan Pedesaan
Pembangunan pedesaan seharusnya menerapkan
pninsip-prinsip yaitu: (1) transaparansi (keterbukaan), (2) partisipatif, (3)
dapat dinikmati mayarakat, (4) dapat dipertanggungjawabkan (akuntabilitas), dan
(5) berkelanjutan (sustainable). Kegiatan-kegiatan pembangunan yang dilakukan
dapat dilanjutkan dan dikembangkan ke seluruh pelosok daerah, untuk seluruh
lapisan masyarakat. Pembanguan itu pada dasarnya adalah dari, oleh dan untuk
seluruh rakyat. Oleh karena itu pelibatan masyarakat seharusnya diajak untuk
menentukan visi (wawasan) pembangunan masa depan yang akan diwujudkan. Masa
depan merupakan impian tentang keadaan masa depan yang lebih baik dan lebih
mdah dalam arti tercapainya tingkat kemakmuran yang lebih tinggi.
Pembangunan pedesaan dilakukan dengan pendekatan
secara multisektoral (holistik), partisipatif, berlandaskan pada semangat
kemandirian, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta melaksanakan
pemanfaatan sumberdaya pembangunan secana serasi dan selaras dan sinergis
sehingga tercapai optimalitas.
Ada tiga prinsip pokok pembangunan pedesaan, yaitu:
Pertama, Kebijaksaan dan langkah-langkah pembangunan di setiap desa mengacu kepada pencapaian sasaran pembangunan berdasarkan Trilogi Pembangunan. Ketiga unsur Trilogi Pembangunan tersebut yaitu (a) pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, (b) pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan (c) stabilitas yang sehat dan dinamis, diterapkan di setiap sektor, temasuk desa dan kota, di setiap wlayah dan antar wilayah secara saling terkait, serta dikembangkan secara selaras dan terpadu.
Kedua, Pembangunan desa dilaksanakan dengan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan. Penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan mensyaratkan setiap daerah lebih mengandalkan sumber-sumber alam yang terbaharui sebagai sumber pertumbuhan. Disamping itu setiap desa perlu memanfaatkan SDM secara luas, memanfaatkan modal fisik, prasarana mesin-mesin, dan peralatan seefisien mungkin.
Ketiga, Meningkatkan efisiensi masyarakat melalui kebijaksanaan deregulasi, debirokratisasi dan desentralisasi dengan sebaik-baiknya.
Pertama, Kebijaksaan dan langkah-langkah pembangunan di setiap desa mengacu kepada pencapaian sasaran pembangunan berdasarkan Trilogi Pembangunan. Ketiga unsur Trilogi Pembangunan tersebut yaitu (a) pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, (b) pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan (c) stabilitas yang sehat dan dinamis, diterapkan di setiap sektor, temasuk desa dan kota, di setiap wlayah dan antar wilayah secara saling terkait, serta dikembangkan secara selaras dan terpadu.
Kedua, Pembangunan desa dilaksanakan dengan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan. Penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan mensyaratkan setiap daerah lebih mengandalkan sumber-sumber alam yang terbaharui sebagai sumber pertumbuhan. Disamping itu setiap desa perlu memanfaatkan SDM secara luas, memanfaatkan modal fisik, prasarana mesin-mesin, dan peralatan seefisien mungkin.
Ketiga, Meningkatkan efisiensi masyarakat melalui kebijaksanaan deregulasi, debirokratisasi dan desentralisasi dengan sebaik-baiknya.
Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan pedesaan
diperlukan kerjasama yang erat antar daerah dalam satu wilayah dan antar
wilayah. Dalam hubungan ini perlu selalu diperhatikan kesesuaian hubungan antar
kota dengan daerah pedesaan sekitarnya, dan antara suatu kota dengan kota-kota
sekitarnya. Hal ini disebabkan karena pada umumnya lokasi industri, lokasi
kegiatan pertanian atau sektor-sektor lain yang menunjang/terkait cenderung terkonsentrasi
hanya pada beberapa daerah administrasi yang berdekatan. Dengan kerjasama antar
daerah, maka daerah-daerah yang dimaksud dapat tumbuh secara serasi dan saling
menunjang.
Melalui kerjasama antara daerah-daerah/wilayah-wilayah dapat diusahakan keseimbangan pertumbuhan antara sektor pertanian dan sektor-sektor lain baik dari segi nilai tambah maupun dari segi penyiapan tenaga kerja.
Melalui kerjasama antara daerah-daerah/wilayah-wilayah dapat diusahakan keseimbangan pertumbuhan antara sektor pertanian dan sektor-sektor lain baik dari segi nilai tambah maupun dari segi penyiapan tenaga kerja.
Strategi
Pembangunan Pedesaan
Pembangunan masyarakat pedesaan merupakan bagian dari
pembangunan masyarakat yang diarahkan pula kepada pembangunan kelembagaan dan
partisipasi serta pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan pada
satuan wilayah pedesaan. Di negara-negara berkembang, secara demografis
sebagian besar penduduk tinggal di pedesaan dan memiliki tingkat pendidikan
rendah.
Konsep pembangunan pedesaan menjadi pusat perhatian
negara-negara berkembang sejak tahun 1950-an sampai sekarang. Setiap negara
menerapkan strategi pembangunannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi
terutama menyangkut pertumbuhan penduduk, kemiskinan, urbanisasi, dan
pengangguran masyarakatnya. Program dan kegiatan pembangunan pedesaan secara
menyeluruh menyangkut bidang ekonomi, sektor-sektor pendidikan, jesehatan,
kesempatan kerja, dan bidang sosial budaya dan lainnya.
Seperti dalam pembangunan ekonomi pada umumnya, maka
dalam mewujudkan tujuan pembangunan pedesaan, terdapat paling sedikit empat
jenis strategi, yaitu (1) Strategi pertumbuhan, (2) Strategi kesejahteraan, (3)
Strategi yang responsif terhadap kebutuhan masyanakat, (4) Strategi terpadu
atau strategi yang menyeluruh.
Strategi
Pertumbuhan
Strategi pertumbuhan umumnya dimaksudkan untuk
mencapai peningkatan secara cepat dalam nilai ekonomis melalui -peningkatan
pendapatan perkapita, produksi dan produktivitas sektor pertanian, permodalan,
kesempatan kerja dan peningkatan kemampuan partisipasi masyarakat pedesaan.
Strategi
Kesejahteraan
Strategi kesejahteraan pada dasarya dimaksudkan untuk
memperbaiki tanaf hidup atau kesejahteraan penduduk pedesaan melalui pelayanan
dan peningkatan program-program pembangunan sosial yang berskala besar atau
nasional, seperti peningkatan pendidikan, perbaikan kesehatan dan gizi,
penanggulangan urbanisasi, perbaikan permukiman penduduk, pembangunan fasilitas
transportasi, penyediaan prasarana dan sarana sosial lainnya.
Strategi
Responsif terhadap Kebutuhan Masyarakat
Strategi mi merupakan reaksi terhadap strategi
kesejahteraan yang dimaksudkan untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan masyarakat
dan pembangunan yang dirumuskan oleh masyarakat sendini mungkin saja dengan
bantuan pihak luar (self need and assistance) untuk memperlancar usaha mandiri
melalui pengadaan teknologi dan tersedianya sumber-sumber daya yang sesuai
kebutuhan di pedesaan.
Ketiga strategi pertumbuhan di atas memiliki kelemahannya
masing-masing. Strategi pertumbuhan mempunyai kelemahan yaitu semakin lebamya
ketimpangan anggota masyarakat yang kaya dan yang miskin. Kelemahan strategi
kesejahteraan yaitu menciptakan ketergantungan masyarakat yang sangat kuat
kepada pemerintah. Strategi yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat sangat
sulit untuk direalisasikan, diadaptasikan dan ditransformasikan secara luas
karena terlalu idealis, sehingga sukar dilaksanakan secara efektif.
Strategi
Terpadu dan Menyeluruh
Strategi terpadu dan menyeluruh ini ingin mencapai
tujuan-tujuan yang menyangkut kelangsungan pertumbuhan, persamaan,
kesejahteraan dan partisipasi aktif masyarakat secara simultan dalam proses
pembangunan pedesaan. Secara konsepsional terdapat tiga prinsip yang membedakannya
dengan strategi lain, yaitu:
Pertama, Persamaan, keadilan, pemerataan dan partisipasi masyarakat merupakan tujuan yang eksplisit dan strategi terpadu ini. Oleh karena itu pemerintahan desa yang berwenang harus: (a) memahami dinamika sosial masyarakat setempat, (b) memecahkan masalah yang dihadapinya, dan (c) memperkuat kemampuan aparatur pemerintahan desa dalam melakukan intervensi sosial.
Kedua, Perlunya perubahan-perubahan yang mendasar, baik dalam kesepakatan maupun dalam gaya dan cara kerja, karena itu pemerintahan desa harus memiliki komitmen yang kuat untuk: (a) menentukan arah, strategi, dan proses menuju terwujudnya tujuan dan sasaran pembangunan, (b) memelihara integritas masyarakat pedesaan yang didukung oleh local leadership (kepemimpinan lokal).
Ketiga, Perlunya keterlibatan pemerintahan desa dan organisasi sosial secara terpadu, untuk meningkatkan keterkaitan antara organisasi formal dan organisasi informal.
Pertama, Persamaan, keadilan, pemerataan dan partisipasi masyarakat merupakan tujuan yang eksplisit dan strategi terpadu ini. Oleh karena itu pemerintahan desa yang berwenang harus: (a) memahami dinamika sosial masyarakat setempat, (b) memecahkan masalah yang dihadapinya, dan (c) memperkuat kemampuan aparatur pemerintahan desa dalam melakukan intervensi sosial.
Kedua, Perlunya perubahan-perubahan yang mendasar, baik dalam kesepakatan maupun dalam gaya dan cara kerja, karena itu pemerintahan desa harus memiliki komitmen yang kuat untuk: (a) menentukan arah, strategi, dan proses menuju terwujudnya tujuan dan sasaran pembangunan, (b) memelihara integritas masyarakat pedesaan yang didukung oleh local leadership (kepemimpinan lokal).
Ketiga, Perlunya keterlibatan pemerintahan desa dan organisasi sosial secara terpadu, untuk meningkatkan keterkaitan antara organisasi formal dan organisasi informal.
Strategi terpadu dan menyeluruh pembangunan masyarakat
desa menggunakan pendekatan, yakni:
11. Tujuan utamanya adalah pertumbuhan, persamaan, kesejahteraan dan
partisipasi aktif masyarakat desa.
12. Sasarannya adalah membangun dan memperkuat kemampuan untuk melaksanakan
pembangunan bersama pemerintah.
13. Lingkupnya adalah masyarakat yang beraneka ragam dan kompleks.
14. Koordinasinya adalah koordinasi yang beraneka ragam baik permanen maupun
adhoc di semua tingkatan, fungsi, kebutuhan dan mekanismenya.
15. Arus komunikasinya dua arah yang dilakukan secara formal, informal,
vertikal, horisontal, diagonal dan berkesiniambungan melalui berbagai saluran
dan bentuk sarana komunikasi yang persuasif dan edukatif.
16. Tempat prakarsa adalah kelompok-kelompok masyarakat pemerintah lokal dan
desa melalui pengumpulan informasi, penentuan dan pengambilan keputusan,
implementasi kebijakan dan monitoring kegiatan secara terpadu, saling terkait
dan terus menerus.
17. Indikator prestasi yang dicapai mendasarkan pada pemecahan masalah pedesaan
yang strategis (yaitu aspek kependudukan dar berbagai kegiatan yang dilakukan)
yang diarahkan kepada perbaikan persamaan, pemerataan, keadilan, kesejahteraan
dan partisipasi masyarakat yang dihubungkan dengan tujuannya.
Indikator
Pembangunan Ekonomi Pedesaan
Dalam pembangunan pedesaan, perencanaan ekonomi dan
sosial adalah merupakan prasyarat. Suatu desa dianalisis sebagai suatu sistem
ekonomi dan sosial terbuka yang berhubungan dengan desa-desa lain melalui arus
perpindahan faktor produksi, pertukaran komoditas dan informasi serta mobilitas
penduduk. Merupakan persoalkan yang penting pula yaitu bagaimaria mengukur
peningkatan dalam kegiatan ekonomi dan sosial, peningkatan produksi, sumberdaya
pembangunan, pendapatan perkapita, perbaikan sistem transportasi.
Beberapa indikator dalam pembangunan ekonomi pedesaan
dapat dikemukakan sebagai berikut :
Pendapatan Desa Perkapita
Salah satu konsep penting dalam pembangunan ekonomi
pedesaan adalah nilai seluruh produksi (PDRB) dalam suatu desa (atau Produksi
Domestik Regional Bruto untuk tingkat kabupaten). Nilai seluruh produksi ini
merupakan ukuran prestasi ekonomi dari seluruh kegiatan ekonomi, yang dihitung
dengan pendekatan arus barang dan jasa akhir, tetapi dapat pula dihitung dengan
menjumlahkan biaya atau penghasilan yang diperlukan untuk memproduksi output.
Nilai seluruh produksi dikurangi pajak tak langsung netto dan penyusutan maka
diperoleh pendapatan pedesaan, jika dibagi dengan jumlah penduduk desa menjadi
sama dengan Pendapatan Pedesaan per kapita.
Timbul kekecewaan terhadap Nilai Seluruh Produksi
(PDRB) sebagai tolok ukur kesejahteraan ekonomi, pertama, karena PDRB mencakup
juga banyak elemen yang memberikan sumbangan yang tidak jelas terhadap
kesejahteraan perorangan, dan kedua, karena elemen pokok dan kesejahteraan itu
justru diabaikan. Untuk menyempurnakan tolok ukur ekonomi yang lebih tepat, maka
perlu dilakukan koreksi positif dan negatif yang harus ditambahkan atau
dikurangkan pada PDRB.
Koreksi positif, yaitu waktu luang. misalnya seseorang
menjadi lebih kaya dan sejahtera maka seseorang akan memutuskan untuk bekerja
dalam waktu yang Iebih singkat seminggunya, dengan barapan memperoleh kepuasan
psikis dan tambahan waktu luang tersebut. Kepuasan waktu luang ini berarti
nilai produksi barang dan jasa dalam perhitungan PDRB mungkin akan turun
walaupun tingkat kesejahteraan meningkat. Koreksi positif lainnya yakni
perekonomian informal, pada dewasa ini kegiatannya meningkat sangat tajam.
Umumnya nilai produksi tersebut tidak ditambahkan pada Nilai Seluruh Produksi
(PDRB).
Koreksi negatif, kerusakan lingkungan itu sangat
merugikan, pisalya kerusakan lahan atau tanah longsor karena galian batu kali,
polusi air dan udara yang ditimbulkan oleh pabrik semen, semuanya ini perugikan
untuk menghasilkan rumah nyaman. Kalau biaya yang sangat merugikan itu belum
tergambar dalam Nilai Seluruh Produksi,maka biaya ekonomi tersebut harus
dikeluarkan (dikurangkan) dan nilai PDRB.
Ketimpangan Pendapatan
Analisis ketimpangan dimulai dengan pertanyaan tentang
berapa persen dan total pendapatan yang diterima oleh 20 persen populasi yang
berpendapatan terendah, 50 persen terendah dan Seterusnya. Dalam keadaan
ekstrim dimana pendapatan dengan mutlak didistnibusikan secara adil, 40 persen
populasi terbawah akan menerima 40 persen dan total pendapatan, dan 40 persen
populasi Sedang (tengah) akan menerima 40 persen dan total pendapatan, dan 20
persen populasi teratas akan menerima 40 persen total pendapatan.
Dalam kenyataannya, tingkat ketimpangan aktual
memperlihatkan bahwa 20 persen populasi terbawah hanya menerima sekitar 5
persen dan total pendapatan, dan 20 persen kedua, ketiga, keempat masing-masing
menerima sekitar 10 persen, 17,5 persen dan 25 persen dan total pendapatan,
sedangkan 20 persen kelima (teratas) menikmati sektar 42,5 persen dari total
pendapatan. Gambaran ini memperlihatkan tingkat ketimpangan aktual yang tajam.
Di negara-negara berkembang pada umumnya menunjukkan
ketimpangan yang tinggi. Umumnya di masyarakat pedesaan tingkat ketimpangan
pendapatannya tidak terlalu tajam, karena sebagian besar penduduknya relatif
masih miskin dan masih relatif homogen.
Perubahan Struktur Perekonomian
Mendasarkan hipotesis Clark-Fisher yang mengemukakan
bahwa suatu peningkatan dalam pendapatan per kapita akan diikuti oleh suatu
penurunan dalam proporsi sumberdaya yang dimanfaatkan dalam sektor pertanian
(sektor primer), dan suatu peningkatan dalam industri manufaktur (sektor
sekunder), dan kemudian dalam industri jasa (sektor tersier).
Menurunnya sumbangan (peranan) sektor pertanian dan
meningkatnya sektor industri mencerminkan perubahan struktur perekonomian yang
semakin seimbang dan makin kokoh, dimana terdapat kemampuan dan kekuatan yang
maju yang didukung oleh pertanian yang tangguh.
Umumnya, strutkur perekonomian daerah pedesaan masih
berat sebelah pada sektor pertanian (kontribusi sektor pertanian masih sangat
besar). Meskipun kontribusi sektor pertanian masih sangat besar, namun
pembangunan daerah pedesaan memperlihatkan perkembangan yang nyata, seperti
diterapkannya mekanisasi sistem pertanian, penggunaan bibit/benih unggul, dan
sarana produksi lainnya yang lebth baik, telah menunjukkan perkembangan yang
menjanjikan. Prospek pembangunan daerah pedesaan cukup menggembirakan pada masa
depan. Orientasi pembangunan daerah pedesaan diarahkan pada sasaran:
r.
penguatan ketahanan pangan
s.
menunjang pengembangan kegiatan
sektor industri dan mendorong ekspor
t.
memperluas lapangan kerja di daerah
pedesaan yang diharapkan dapat mengurangi arus penduduk pedesaan berurbanisasi
ke kota-kota besar
u.
mengembangkan kerjasama
(keterkaitan) antar daerah pedesaan untuk memperkokoh struktur perekonomian
pedesaan (penguatan sektor industri yang makin berkembang ditopang oleh sektor
pertanian yang bertambah mantap dalam rangka mengurangi ketimpangan di dalam
dan antar pedesaan).
Meskipun orientasi sasaran pembangunan pedesaan cukup
positif, namun masih dihadapi kendala yang cukup berat, yaitu dalam
permasalahan dan tantangan, terutama dalam hal kemiskinan, keterbatasan
prasarana dan sarana pembangunan, keterbatasan akses kepada modal usaha dan
pasar, arus urbanisasi dan pedesaan ke perkotaan yang semakin besar
Pertumbuhan Kesempatan Kerja
Masalah ketenagakerjaan dan kesempatan kerja merupakan
suatu masalah mendesak dalam pembangunan pedesaan karena mencakup secara
langsung upaya pencapaian Trilogi Pembangunan, yaitu (a) pemerataan pembangunan
dan hasil-hasilnya, (b) pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan (c) terciptanya
stabilitas yang dinamis. Perluasan lapangan kerja dapat menyerap pertambahan
angkatan kerja baru dan mengurangi pengangguran.
Konsep dampak tetesan ke bawah (trickling down effect)
yang diintroduksikan oleh Hirschman memberikan harapan bahwa dengan
perkembangan kota akan mendorong pembangunan daerah perkotaan dan pedesaan itu
sangat penting. Tetapi dibantah oleh konsep Myrdal yaitu back-wash effect, akan
terjadi pengurasan daerah pedesaan, sebagian penduduknya akan meninggalkan
desanya, pergi ke kota untuk mencari lapangan kerja (suplai tenaga kerja).
Berbagai kegiatan sektor produktif di daerah perkotaan meningkat dan meluas,
merupakan permintaan tenaga kerja yang potensial.
Tingkat Ketersediaan dan Penyebaran
“Kemudahan”
“Kemudahan” yang dimaksud adalah kemudahan bagi
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari (misalnya: pangan,
sandang, papan, pelayanan pendidikan, kesehatan, kesempatan melakukan ibadah,
rekreasi dan sebagainya), maupun kesempatan untuk dapat melakukan kegiatan
usaha (misalnya memperoleh bahan baku, bahan penolong, pemasaran dan
perbankan). Tingkat kemudahan sudah mencakup pengertian aksesibilitas.
Kemudahan dengan ciri-ciri seperti itu lebih banyak terdapat di kota-kota
daripada di daerah-daerah pedesaan. Di perkotaan tingkat kemudahan tinggi, maka
orang akan datang ke kota membawa pengalaman serta modalnya. Dengan
bertambahnya kegiatan usaha di kota, maka tingkat kemudahanpun meningkat dan
daya tariknya juga makin bertambah kuat. Tingkat kemudahan dicerminkan oleh
tingkat ketersediaan fasilitas pelayanan.
Poernomosidi Hadjisarosa berpendapat bahwa kriteria
yang dipilih untuk menyatakan tingkat pertumbuhan suatu daerah (wilayah) adalah
tingkat kemudahan, karena pemakaian kriteria pendapatan daerah (per kapita)
teryata tidak mudah untuk mencari kaitannya dengan mekanisme pengembangan
wilayah, selain daripada itu pendapatan belum memberikan gambaran yang memadai
tentang kebutuhan sebenarnya dari masyarakat, pendapatan yang tinggi belum
berarti suatu kemudahan bagi masyarakat dalam memperoleh kebutuhannya. Contoh,
Kalimantan Timur merupakan daerah yang memiliki tingkat PDRB perkapita
tertinggi di Indonesia, tetapi kebutuhan memperoleh jasa dokter bedah otak
terpaksa harus ke Jakarta atau Surabaya.
Sekian terima
kasih.........................................................................................................................................
INISIASI 4
Terdapat banyak teori pembangunan sebagai pendekatan dalam menyelesaikan
masalah pada sebuah negara.
Teori pembangunan mana yang sebaiknya dipakai dalam merancang pembangunan
Indonesia?
Selama ini
terdapat berbagai pendapat dari berbagai ahli yang menjelaskan
factor-fator yang dapat menimbulkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang
dan bagaimana factor-faktor tersebut saling berinteraksi.Namun hingga saat ini
tidak ada satu teoripun yang bersifat menyeluruh dan lengkap dan merupakan
satu-satunya resep baku yang digunakan oleh semua negara yang membangun. Berbagai negara mengalami permasalahan yang
berbeda-beda, proses pertumbuhannyapun berbeda sehingga suatu teori yang
tepat dipakai di suatu negara belum tentu tepat untuk mengatasi kondisi
di negara yang lain.
Berbagai
ekonom besar yang melahirkan teori-teori besar itu memiliki pandangan yang
tidak selalu sama mengenai proses pertumbuhan suatu perekonomian. Pandangan
atau persepsi seringkali dipengaruhi oleh ideology yang dianutnya, bisa
pula dipengaruhi oleh berbagai peristiwa pada waktu ekonom tersebut
hidup sehingga aspek yang ditonjolkan dalam teorinya diberi warna
oleh kecenderungan amatan atau ideologinya.
Secara garis
besar teori pertumbuhan ekonomi dapat digolongkan sebagai “mahsab analitis” yang
menekankan kepada teori yang bisa mengungkapkan proses pertumbuhan ekonomi
secara logis dan konsisten tetapi sering bersifat abstrak dan kurang menekankan
kepada sisi empiris historisnya. Yang termasuk dalam golongan ini adalah
golongan Klasik, dan Neo Klasik.Yang kedua adalah”mahsab histories”
yang menekankan proses pembangunan didasarkan pada proses pentahapannya.Yang
termasuk dalam golongan kedua ini diantaranya Karl Marx dan Rostow. Menurut
penggolongan lain, teori pembangunan ekonomi dapat digolongkan menjadi lima
golongan besar yakni aliran klasik, Karl Marx, Schumpeter, Neo Klasik dan Post
Keynesian.
A. ALIRAN
KLASIK
Aliran ini
muncul pda akhir abad ke 18 dan awal abad 19 yaitu pada masa Revolusi Industri
yang merupakan awal dari perkembangan ekonomi. Menurut Kaum Klasik pertumbuhan
ekonomi terjadi karena adanya pacuan antara kemajuan teknologi dan
perkembangan jumlah penduduk. Pada awalnya kemajuan teknologi lebih cepat
dari pertambahan jumlah penduduk tetapi akhirnya yang terjadi adalah hal
sebaliknya. Akhir dari pacuan yang dimenangkan oleh pertambahan jumlah penduduk
tersebut menghasilkan kemandegan ekonomi.Tokoh-tokoh Aliran Klasik
tersebut antara adalah Adam Smith, David Ricardo dan Thomas Robert
Malthus yang masing-masing akan kita bahas berikut ini :
1. ADAM
SMITH
Adam Smith
adalah ahli Ekonomi Klasik yang paling terkemuka. Bukunya yang sangat terkenal
berjudul An Inquiry into the Nature and Cause of the Wealth of
Nations terbit tahun 1776. Ia meyakini berlakunya ”doktrin
hukum alam” dalam persoalan ekonomi. Ia menganggap setiap orang paling tahu
terhadap kepentingannya sendiri sehingga sebaiknya setiap orang dibebaskan
untuk mengejar kepentingannya demi keuntungannya sendiri. Ia penganut
faham perdagangan bebas dan penganjur kebijakan pasar bebas. Pasar
persaingan sempurna adalah mekanisme pencipta keseimbangan otomatis
yang akan menciptakan maksimisasi kesejahteraan ekonomi.Menurutnya
terdapat tiga unsur pokok sistem produksi, unsur-unsur tersebut adalah:
1.
sumber daya alam yang tersedia
2.
jumlah penduduk
3.
stok barang modal
Jumlah
sumber daya alam merupakan batas maksimum bagi pertumbuhan perekonomian.
Maksudnya jika sumber daya alam belum digunakan sepenuhnya, jumlah
penduduk dan stok modal yang ada memegang peranan dalam pertumbuhan
output. Tetapi pertumbuhan output akan berhenti jika semua sumber daya
alam telah digunakan secara penuh. Sedang sumber daya manusia mempunyai peran
yang pasif dalam proses pertumbuhan output. Besarnya upah cenderung sama
dengan kebutuhan hidup minimum. Jika suatu saat tingkat upah diatas tingkat
kebutuhan minimum maka tenaga kerja akan meningkat, persaingan dalam mencari
kerja akan lebih tajam hal itu mendorong upah turun lagi sampai pada tingkat
upah yang sama dengan besarnya tingkat kebutuhan minimum. Hal ini akan
menyebabkan berkurangnya angkatan kerja sedangkan persaingan para
kapitalis dalam memperebutkan pekerja akan cenderung meningkatkan upah
Stok modal
merupakan unsur produksi yang secara aktif menentukan tingkat output, sedang
jumlah dan pertumbuhan output tergantung pada pertumbuhan stok modal. Pemupukan
modal harus dilakukan sebelum pembagian kerja. Pemupukan modal adalah syarat
mutlak untuk pembangunan ekonomi. Pemupukan modal dilakukan dengan cara
menyisihkan pendapatan/ menabung.Hampir seluruh tabungan diperoleh dari
penanaman modal atau penyewaan tanah sehingga hanya kaum
kapitalis dan tuan tanah yang mampu menabung
sedangkan kelompok pekerja tidak mampu menabung
Titik
awal teori pertumbuhan ekonominya adalah spesialisasi karena dengan
spesialisasi akan terjadi
(1)
peningkatan ketrampilan pekerja
(2)
penghematan waktu dalam memproduksi barang
(3)penemuan
mesin yang sangat menghemat tenaga. Penemuan mesin sangat erat kaitannya
dengan pemupukan modal. Teknologi baru akan akan melahirkan pembagian
kerja dan perluasan pasar..
Smith juga
meyakini bahwa dalam kondisi stasioner tingkat upah akan jatuh sampai ke
tingkat yang hanya cukup untuk hidup sedang dalam periode pemupukan modal yang
cepat tingkat upah naik melebihi tingkat kebutuhan hidup tersebut, selanjutnya
menurutnya yang merupakan agen pertumbuhan ekonomi adalah para petani, produsen
dan para pengusaha.
Proses
pertumbuhan bersifat menggumpal/ kumulatif. Bila timbul kemakmuran akibat
kemajuan di bidang pertanian, industri manufaktur dan perniagaan, kemakmuran itu
akan medorong pemupukan modal, kemajuan teknik, peningkatan jumlah penduduk,
perluasan pasar, pembagian kerja dan peningkatan keuntungan secara terus
menerus.
Jumlah
penduduk Pasar semakin luas spesialisasi Tingkat
kegiatan ekonomi
Menurut
Smith, jika pembangunan sudah terjadi maka proses tersebut akan terjadi secara
kumulatif. Bila pasar berkembang, spesialisasi akan terjadi sehingga
meningkatkan produktifitas.Kenaikan pendapatan nasional karena perkembangan
tersebut dan perkembangan penduduk dari masa ke masa yang terjadi bersama-sama
dengan kenaikan dalam pendapatan nasional akan memperluas pasar dan menciptakan
tabungan yang lebih banyak. Spesialisasi yang lebih tinggi dan pasar yang
bertambah luas akan menciptakan teknologi dan mengadakan inovasi sehingga
perkembangan ekonomi akan berlangsung dan pendapatan per kapita akan bertambah
tinggi.Pertumbuhan ekonomi terjadi melakui beberapa tahap yakni :
1.
masa beternak
2.
masa bercocok tanam
3.
perdagangan
4.
industri
Teori Adam Smith
tidak luput dari kelemahan, kelemahannya adalah sbb :
1.
Pembagian masyarakat yang dilakukannya terlalu lugas sehingga mengabaikan
peranan kelas menengah dalam memberikan daya dorong bagi pembangunan ekonomi.
2.
Alasan yang tidak adil bagi kegiatan menabung. Menurutnya yang dapat
menabung hanyalah tuan tanah, kapitalis dan lintah darat, padahal yang
sebenarnya golongan lain penerima pendapatan juga dapat melakukan kegiatan
menabung.
3.
Persaingan sempurna tidak terdapat di dunia nyata
4.
Mengabaikan peran wiraswasta
5.
Asumsi yang tidak realistis tentang keadaan stasioner
2. DAVID
RICARDO
Tulisannya
yang terkenal berjudul The Principles of Political Economy and
Taxation yang terbit 1917.Teori Ricardo didasarkan pada asumsi :
a. Seluruh tanah digunakan untuk
produksi gandum
b. Factor produksi tanah berlaku law of
diminishing return
c. Persediaan tanah tetap
d. Permintaan gandum bersifat
inelastic
e. Buruh
dan modal adalah masukan yang bersifat variable
f. Keadaan
pengetahuan teknis adalah tertentu
g. Buruh
dibayar pada tingkat upah minimal
h. Harga
penawaran buruh tertentu dan tetap
i. Permintaan
buruh tergantung pada pemupukan modal
j. Terdapat
persaingan sempurna
k.
Pemupukan modal dihasilkan dari keuntungan.
Menurutnya terdapat
3 kelompok dalam perekonomian yaitu
1. tuan
tanah
2. kapitalis
3. buruh
,dengan demikian keseluruhan pendapatan nasional dibagikan pada 3 kelompok
tersebut.
Pemupukan
modal merupakan keuntungan sebab keuntungan merupakan kekayaan yang disisihkan
untuk pembentukan modal sedangkan pemupukan modal itu sendiri tergantung pada
(a)
kemampuan untuk menabung
(b) kemauan
untuk menabung.
Kemampuan
menabung tergantung pada penghasilan bersih masyarakat,sedang penghasilan
bersih tergantung pada tingkat keuntungan dan kenaikan upah. Sumber lain
pemupukan modal adalah :
(a) pajak (
sumber pemupukan modal di tangan pemerintah tetapi akan mengurangi
pemupukan modal yang dilakukan swasta sehingga Ricardo tidak
menyukai pajak),
(b) tabungan
(c)
perdagangan bebas
Ada
kecenderungan alamiah bahwa tingkat keuntungan menurun akibat naiknya biaya
sewa tanah sehingga perekonomian negara pada akhirnya mencapai keadaan
stasioner. Keadaan stationer atau stationary
state adalah keadaan dimana tidak ada perkembangan ekonomi sama
sekali. Hal tersebut terjadi akibat perkembangan penduduk yang cepat akan
memperbesar jumlah penduduk hingga 2x lipat dalam satu generasi sehingga
akan menurunkan kembali tingkat pembangunan ke taraf yang lebih rendah. Pada
tingkat ini pekerja akan menerima upah subsisten. Menurut Ricardo proses
pertumbuhan ekonomi yang terjadi adalah sebagai berikut:
1.
Pada mulanya jumlah penduduk rendah dan kekayaan alam relative bayak sehingga
para pengusaha memperoleh keuntunganyang tinggi. Karena pembentukan modal
tergantung pada keuntungan maka laba tinggi menciptakan pembentukan modal yang
tinggi pula sehingga mengakibatkan kenaikan produksi dan permintaan tenaga
kerja
2. Karena
jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan meningkat maka upah naik yang mendorong
pertumbuhan penduduk. Karena luas tanah tetap, maka makin lama tanah yang
digunakan adalah tanah yang mutunya rendah sehingga marjinal produk per
pekerja semakin kecil karena semakin banyak pekerja yang digunakan. Hal
tersebut akan menurunkan tingkat keuntungan dan menurunkan permintaan tenaga
kerja.
3.
Tingkat upah akan turun sampai tingkat upah subsisten dan kondisi mencapai
stationary
state
Adanya
kemajuan teknologi menurut Ricardo tetap tidak dapat menghalani terjadinya
stationary state tetapi hanya mampu mengundurkan masa terjadinya kedaan
stationary tersebut. Keadaan stationary hanya dapat dielakkan apabila tuan
tanah bersedia menggunakan sewa tanah yang diterima untuk pembentukan modal
Ada beberapa
pandangan kritis yang dikemukakan Ricardo yakni :
1.
Ia menekankan pentingnya pembangunan pertanian
2.
menekankan pentingnya peningkatan keuntungan untuk pemupukan modal
3.
menekankan pentingnya tabungan
4.
menekankan pentingnya perdagangan luar negeri untuk pemanfaatan sumber daya secara
optimum
5.
teorinya bersifat dinamis karena melihat pengaruh perubahan berbagai variable
dalam pembangunan ekonomi seperti jumlah penduduk, upah, sewa, keuntungan.
Selain
pandangannya yang kritis tentang pembangunan, teori Ricardo memiliki beberapa
kelemahan yaitu:
1.
Mengabaikan pengaruh teknologi dalam mengarasi masalah diminishing return
2.
tidak ada keadaan stasioner dengan keuntungan yang meningkat, produksi
meningkat dan terjadi pemupukan modal
3.
menganggap upah yang tidak akan meningkat karena pertambahan jumlah
penduduk
4.
kebijakan pasar bebas yang tidak pernah ada dalam realita
5.
mengabaikan factor kelembagaan
6.
tanah juga memproduksi selain gandum
7.
menganggap modal dan buruh adalah koefisien yang tetap padahal keduanya
adalah variable bebas
8.
mengabaikan tingkat suku bunga
3. THOMAS ROBERT
MALTHUS
Thomas
Robert Malthus berpendapat bahwa proses pembangunan tidak terjadi dengan
sendirinya tetapi memerlukan usaha yang konsisten dari rakyat. Dia tidak
memberikan gambaran adanya gerakan menuju keadaan stasioner tetapi yang
ditekankannya adalah bahwa perekonomian terlebih dahulu akan
mengalami kemerosotan beberapa kali sebelum mencapai tingkat tertinggi
dari pembangunan. Menurutnya pula proses pembangunan adalah suatu proses naik
turunnya aktivitas ekonomi lebih daripada sekedar lancar tidaknya aktivitas
ekonomi.Pertumbuhan penduduk saja tidak cukup untuk berlangsungnya pembangunan
ekomi, malahan pertumbuhan penduduk adalah adalah akibat dari proses
pembangunan. Pertumbuhan penduduk akan meningkatkan kesejahteraan hanya bila
pertumbuhan tersebut meningkatkan permintaan efektif.
Proses
akumulasi modal merupakan factor paling penting bagi pembangunan ekonomi.
Sumber akumulasi modal adalah laba yang berasal dari tabungan para pemilik
modal dan bukannya berasal dari pengurangan pengeluaran pada barang-barang
mewah— jika pengeluaran untuk konsumsi dikurangi justru perekonomian akan
lamban.
Malhus
menolak huku Say karena menurutnya tidak seluruhnya benar bahwa komoditi selalu
dipertukarkan dengan komoditi karena pada kenyataannya komoditi dalam
jumlah yang besar dipertukarkan secara langsung dengan tenaga kerja daripada
dengan komoditi. Dengan demikian ada kelebihan penawaran komoditi di pasar
dibanding dengan permintaan. Selain itu ia yakin bahwa penawaran buruh dalam
jangka pendek sangat tidak elastis.
Malthus
memiliki beberapa saran saran untuk pembangunan ekonomi, saran-saran
tersebut adalah :
1.
harus adnya pertumbuhan berimbang antara sector pertanian dan sector
industri
2.
Harus adanya upaya untuk menaikkan permintaan efektif dengan cara
pendistribusian kesejahteraan dan pemilikan tanah secara lebih adil
3.
Perlunya melakukan perluasan perdagangan internal dan eksternal.
Ada beberapa
kelemahan yang dimiliki oleh teori Malthus
1.
Stagnasi sekuler tidak melekat pada akumulasi modal karena pada kenyataannya
konsumsi rendah bukanlah suatu gejala tetap namun hanya sementara.
2.
Pandangan negative terhadap akumulasi modal. Menurut kenyataan akumulasi modal
tidak menyebabkan berkurangnya permintaan atas barang-barang konsumen dan
turunnya laba.
4. ARTHUR LEWIS
Teorinya
didasarkan pada anggapan adanya penawaran buruh yang tidak terbatas di
negara terbelakang dengan upah subsisten. Pembangunan ekonomi berlangsung
bila modal terakumulasi akibat peralihan buruh surplus dari sector subsisten ke
sector kapitalis. Pembentukan modal tergantung pada surplus kapitalis.Surplus
ini diinvestasikan kembali pada aktiva kapitalis baru. Pembentukan modal
berlangsung dan lebih banyak orang dipekerjakan dari sector subsisten. Proses
tersebut akan berlangsung sampai rasio buruh modal naik dan penawaran buruh
menjadi tidak elastis. Pokok masalahnya adalah bagaimana proses pertumbuhan
terjadi dalam perekonomian dua sector yaitu :
ü
Sector tradisional dengan produktifitas rendah dan sumber tenaga kerja yang
melimpah
ü
Sector modern dengan produktifitas tinggi dan sebagai sumber akumulasi modal.
ü
Pembentukan modal bergantung pada surplus capital ( modal dibentuk dari
laba yang dihasilkan oleh para kapitalis)
Menurutnya
proses pertumbuhan ekonomi akan berakhir jika:
ü
Akibat pembentukan modal tidak ada lagi surplus buruh yang tersisa
ü
Sector kapitalis berkembang begitu cepat sehingga mengurangi secara
absolute penduduk di sector subsisten,
Beberapa
keterbatasan teori Lewis
ü
Tidak semua negara terbelakang mempunyai penawaran buruh yang tidak terbatas
ü
Tingkat upah di sector kapitalis tidak konstan padahal dalam kenyataannya
tingkat upah sector industri di negara terbelakang terus naik sepanjang waktu
walaupun terdapat pengangguran terbuka di sector pedesaan
ü
Buruh terampil bukan kesulitan sementara
ü
Proses multiplikasi tidak berlangsung di negara terbelakang karena proses
pembentukan modal akan berhenti sebelum seluruh surplus buruh terserap.
ü
Mengabaikan permintaan total karena anggapannya bahwa sector subsiten
konsumsinya sangat sedikit
ü
Mobilitas buruh tidaklah mudah
ü
Kelompok berpendapatan rendah juga menabung
.
B. KARL
MARX
Karl Marx
lahir pada thaun 1818 di Kota Trier JermanPemikiran Marx sangat dipengaruhi
oleh Darwin dan menggunakan gagasan ini untuk menjelaskan proses dialektik
sejarah. Menurut Marx, masyarakat menempuh tahapan-tahapan yang berbeda
dalam sejarah dan yang menenukan tahapan-tahapan tersebut adalah perubahan
dalam sarana produksi dan hubungan-hubungan produksi.
Menurutnya
berdasarkan sejarah, perkembangan masyarakat melalui 5 tahap :
1. Masayarakat
kumunal primitive, yang masih menggunakan alat-alat produksi sederhana yang
merupakan milik kumunal. Tidak ada surplus produksi di atas konsumsi.
2. Masyarakat
perbudakan, adanya hubungan antar pemilik factor produksi dan orang-orang
yang hanya bekerja untuk mereka. Para budak diberi upah sangat minim Mulai ada
spesialisasi untuk bidang pertanian, kerajinan tangan dsb. Karena
murahnya harga buruh maka minat pemilik factor produksi untuk memperbaiki
alat-alat yang dimilikinya rendah. Buruh makin lama sadar dengan
kesewenang-wenangan yang dialaminya sehingga menimbulkan perselisihan antara
dua kelompok tersebut.
3. Masyarakat
fiodal, kaum bangsawan memiliki factor produksi utama yaitu tanah.. Para
petani kebanyakan adalah budak yang dibebaskan dan mereka mengerjakan
dahulu tanah milik bangsawan. Hubungan ini mendorong adanya perbaikan alat
produksi terutama di sector pertanian. Kepentingan dua kelas tersebut berbeda,
para feodal lebih memikirkan keuntungan saja dan kemudian mendirikan
pabrik-pabrik. Banyak timbul pedagang-pedagang baru yang didukung raja yang
kemudian membutuhkan pasar yang lebih luas. Perkembangan ini menyebakan
timbulnya alat produksi kapitalis dan menghendaki hapusnya system fiodal. Kelas
borjuis yang memilki alat-alat produksi menghendaki pasaran buruh yang bebas
dan hapusnya tariff serta rintangan lain dalam perdagangan yang diciptakan kaum
fiodal sehingga kemudian masyarakat tidak lagi munyukai system ini
4. Masyarakat
kapitalis, hubungan produksinya didasarkan pada pemilikan individu
masing-masing kapitalis terhadap alat-alat produksi. Kelas kapitalis
mempekerjakan buruh . Keuntungan kapitalis membesar yang memungkinkan
berkembangnya alat-alat produksi. Perubahan alat yang mengubah cara produksi
selanjutnya menyebabkan perubahan kehidupan ekonomi masyarakat. Perbedaan
kepentingan antara kaum kapitalis dan buruh semakin meningkat dan mengakibatkan
perjuangan kelas
5. Masyarakat
sosialis, kepemilikan alat produksi didasarkan atas hak milik sosial.
Hubungan produksi merupakan hubungan kerjasama dan saling membantu diantara
buruh yang bebas unsur eksploitasi. Tidak ada lagi kelas-kelas dalam
masyarakat.
Marx
meramalkan keruntuhan system kapitalis. Menurutnya runtuhnya
kapitalisme terjadi karena adanya
1.
Konsentrasi , penggabungan perusahaan-perusahaan agar tidak bangkrut karena
persaingan dalam masyarakat kapitalis
2.
Akumulasi yang menyebabkan perbedaan kaya miskin semakin lebar
3.
Kesengsaraan, karena kemiskinan semain luas
Akibat hal
di atas daya beli masyarakat terus merosot yang mengakibatkan over produksi,
harga barang merosot, produksi ditahan, banyak pabrik yang ditutup sehingga
terjadilah krisis
Menurut Karl
Marx masyarakt menempuh tahapan-tahapan yang berbeda dalam sejarah dan yang
menentukan tahap-tahap tersebut adalah perubahan dalam sarana produksi dan juga
hubungan-hubungan produksi yang telah dijelaskan di atas,namun sejarah telah
membuktikan bahwa periode evolusi yang dikemukakan oleh Mrx ternyata keliru.
Tidak ada masa dalam sejarah masyarakat yang melalui tahapan evolusi
sebagaimana yang dikemukakan Marx. Sebaliknya sebagaimana system yang
diyakini oleh Marx terjadi melalui serangkaian tahapan tertentu, malah
dapat terjadi dalam waktu bersamaan dan dalam masyarakat yang sama pula di saat
satu wilayah dari suatu Negara sedang mengalami system yang menyerupai
masyarakat fiodal, system kapitalis berlaku di wilayah lainnya dalam Negara
yang sama. Jadi pernyataan bahwa tahapan dari satu system ke system berikutnya
mengiuti pola evolusi sebagaimana yang dikemukakan oleh Marx dan teori evolusi
tidak dapat dibuktikan sama sekali.
C. NEO
KLASIK
Teori ini
berkembang pada pertengahan tahun 1950 an. Analisis pertumbuhan
ekonominya didasarkan pada pandangan-pandangan ahli ekonomi klasik. Perintis
teori ini adalah Robert Solow dan travor Swan. Pendapatnya mengenai
perkembangan ekonomi adalah sebagai berikut :
ü
Adanya akumulasi capital merupakan factor penting dalam perkembangan
ekonomi
ü
Perkembangan tersebut merupakan proses yang gradual
ü
Perkembangan merupakan proses yang harmonis dan kumulatif
ü
Merupakan aliran yang optimis terhadap perkembangan ekonomi
ü
Adanya aspek internasional dalam perkembangan tersebut
Menurut
teori ini tingkat bunga dan tingkat pendapatan akan menentukan tingginya
tingkat tabungan.Pada suatu tingkat teknik tertentu, tingkat bunga akan
menentukan investasi, jika kesempatan untuk investasi bertambah (
misalnya karena kemajuan teknologi), tambahnya permintaan untuk investasi
menyebabkan tingkat bunga naik yang selanjutnya meningkatkan jumlah tabungan.
Adanya kenaikan investasi tersebut menyebabkan harga-harga barang naik.
Kenaikan
harga-harga dan tingkat bunga menyebabkan investasi terbatas hanya pada
proyek-proyek dengan tingkat keuntungan terbesar dan akhirnya permintaan
investasi berkurang sehingga tingkat bunga dan harga barang capital turun
kembali. Jika tingkat bunga sangat rendah sedemikian rupa maka tidak ada
orang yang mau menabungJika keadaan tersebut terjadi maka akumulasi capital
berakhir dan perekonoian mengalami keadaan yang statis.Agar tidak mengalami hal
tersebut maka kondisi full employment harus tetap dijaga dengan mengadakan
proyek-proyek pekerjaan umum.
Kemajuan
teknologi (penemuan-penemuan baru yang mengurangi penggunaan tenaga
buruh) juga merupakan pendorong kenaikan pendapatan nasional . Mereka
yakin bahwa manusia mampu untuk mengatasi terbatasnya pertumbuhan akibat
habisnya sumber daya alam.Hal lain lagi yang dianggap penting untuk pertumbuhan
ekonomi adalah kemampuan untuk menabung. Kalau tidak ada tabungan, kemajuan
teknologi yang baru belum dapat digunakan.
Menurut Neo
Klasik, tingkatan perkembangan ekonomi yang dialami suatu negara melalui
beberapa tahap :
ü
Mula-mula negara meminjam capital dan disebut sebagai debitur yang belum mapan
ü
Setelah dapat menghasilkan dengan capital pinjaman tersebut, negara itu
membayar deviden dan bunga atas pinjaman yang dilakukan. Pada tingkat ini belum
dibayar pokok pinjaman capital
ü
Setelah penghasilan meningkat terus, sebagian penghasilan digunakan untuk
melunasi hutang dan sebagian dipinjamkan ke negara lain yang membutuhkan..
Negara berada dalam tingkat debitur yang sudah mapan ( mature debtor)
ü
Negara dapat menerima bunga dan deviden lebih besar daripada yang dibayar, jadi
ada surplus. Dengan kata lain hutangnya semakin sedikit dan piutangnya semakin
besar. Negara tersebut sampai pada tingkatan kreditur yang belum mapan (
immature creditor)
ü
Negara melulu hanya menerima deviden dan bunga dari negara lain. Negara sampai
pada tingkat kreditur yang sudah mapan ( mature creditor)
D. SCHUMPETER
Teori
Schumpeter pertama kali dikemukakan dalam bukunya yang berbahasa Jerman pada
tahun 1911 yang kemudian dikemukakan pada tahun 1934 dalam bahasa Inggris
dengan judul The Theory of Economic Development . Kemudian
Schumpetr menggambarkan teorinya lebih lanjut tentang proses pembangunan dan
factor utama yang menentukan pembangunan dalam bukunya yang diterbitkan pada
tahun 1939 yang berjudul Business Cycle.
Teori
Schumpeter digolongkan dalam kelompok teori pertumbuhan Klasik, namun dari
kesimpulan-kesimpulannya, khususnya mengenai prospek perbaikan hidup masyarakat
banyak dalam perekonomian kapitalis,Schumpeter lebih dekat dengan para ekonom
modern. Ia optimis bahwa dalam jangka panjang tingkat hidup orang banyak dapat
ditingkatkan terus sesuai dengan kemajuan teknologi yang bisa dicapai
masyarakat tersebut.
Ia
tidak terlalu menekankan pada aspek pertumbuhan penduduk dan aspek
keterbatasan SDA dalam proses pertumbuhan ekonomi karena menurutnya motor
penggerak perkembangan ekonomi adalah inovasi sedang pelakunya adalah
wiraswastawa Menurutnya kemajuan ekonomi adalah peningkatan output total
masyarakat.
Ia
membedakan pengertian antara pertumbuhan ekonomi dan perkembangan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi timbul karena factor-faktor yang bersifat rutin yakni
pertumbuhan penduduk dan akumulasi capital yang berasal dari tabungan rutin
masyarakat sedang Perkembangan ekonomi atau development adalah kenaikan
output yang disebabkan karena inovasi. Menurutnya yang lebih menarik
adalah kenaikan output yang bersumber dari perkembangan ekonomi. Perkembangan
ekonomi berawal dari suatu lingkungan social, politik dan teknologi yang
menunjang kreatifitas para wiraswastawan.
Inovasi
adalah penerapan pengetahuan teknologi di dunia ekonomi, inovasi oleh
wiraswastawan akan menimbulkan posisi monopoli bagi pencetusnya yang akan
menghasilkan keuntungan di atas keuntungan normal dan ini merupakan rangsangan
bagi calon innovator. Inovasi itu sendiri memiliki 3 pengaruh yaitu :
1.diperkenalkannya
teknologi baru
2.menimbulkan
keuntungan lebih yang merupakan sumber dana penting untuk akumulasi capital
3.timbulnya
proses imitasi.
Sedang
proses imitasi mempunyai pengaruh berupa:
1. menurunnya
keuntungan monopolis
2.
penyebaran teknologi baru dalam masyarakat
Gambar 2.1
Model
Schumpeter
DEVELOPMENT
Lingkungan
social, politik dan teknologi
Yang
menunjang inovasi
|
Ada bermacam-macam
inovasi menurut schumpeter:
1.
diperkenalkannya produk baru
2.
diperkenlkannya cara produksi baru
3.
pembukaan daerah-daerah baru
4.
penemuan sumber-sumber bahan mentah baru
5.
perubahan organisasi industri yang meningkatkan efisiensi industri.
Apa syarat-
syarat terjadinya inovasi ?
1.
tersediannya calon innovator di masyarakat
2.
adanya lingkungan sosial, politik, teknologi yang mendukung. ( system kapitalis
dan kebebasan berusaha serta dukungan lembaga sospol yang sesuai )
Disamping
itu harus terdapat pula 2 faktor lain yang menunjang terlaksananya inovasi
tersebut, yaitu:
1.tersedianya
cadangan atau suplai ide-ide baru secara cukup
2.Adanya
system perkreditan yang bisa menyediakan dana bagi para entrepreneur untuk
merealisasi ide-ide tersebut.
Inovator
adalah orang-orang yang benar-benar berkecimpung dalam dunia usaha dan punya
semangat berani mencoba menterjemahkan ide-ide baru baru menjadi kenyataan.
Mereka biasanya bukan orang-orang yang menemukan teori baru atau ide baru
tetapi mereka adalah yang bisa membuat ide-ide tersebut menjadi bagian dari
kehidupan ekonomi masyarakat.Salah satu ciri innovator adalah berani mengambil
resiko.Mereka berani mengambil resiko karena: kemungkinan adanya keuntungan monopolis,
adanya semangat untuk mengalahkan persaingan.
System
kredit merupakan factor penunjang inovasi ( para investor dapat mendapat
kesempatan lebih leluasa dalam mewujudkan idenya).
Menurutnya
dalam jangka panjang system kapitalis akan runtuh karena terjadinya
transformasi gradual di dalam system tersebut menuju ke arah yang lebih
sosialistis.Kapitalistis akan berubah justru karena kesuksesannya dalam
mencapai kemakmuran.Dengan makin makmurnya masyarakat akan terjadi perubahan
kelembagaan dan pandangan masyarakat yang menjauhi system kapitalis asli karena
makin meluasnya system tunjangan sosial bagi penganggur, orang tua dll. Dengan
kata lain Scumpeter mengatakan bahwa sumber kemajuan ekonomi adalah
daya kreasi manusia sebagai pelaku-pelakunnya dan bukan sekedar akumulasi
capital atau pertumbuhan penduduk. Karena kreasi manusia merupkan
factor sentral dalam proses kemajuan ekonomi.
Salah satu
kendala yang dihadapi negara-negara berkembang adalah sangat langkanya
calon-calon innovator dan belum adanya lingkungan yang menunjang inovasi,
sehinga hal yang sangat penting untuk dilakukan adalah melakukan
pembaharuan kelembagaan social politik dalam rangka mengembangkan
lingkungan yang subur bagi kegiatan inovasi. Schumpeter percaya bahwa pertumbuhan
ekonomi melalui jalur kapitalisme akan membawa kemakmuran bagi rakyat banyak
tanpa perlu campur tangan yang berifat fundamental dari pemerintah. Pemerintah
cukup menyediakan lingkungan yang menunjang inovasi dan system ekonomi itu
sendiri akan membawa kemakmuran yang cukup merata.
E. HARRD
– DOMAR
Model
teori ekonomi pembangunan ini diperkenalkan oleh Sir Roy F. Harrod ( 1900-
1978) dan Evsey Domar ( 1914 – 1997). Model ini dibangun berdasarkan pengalaman
negara maju. Teori nya menelaah persyaratan pertumbuhan mantap( steady
growth) yaitu pertumbuhan yang selalu menciptakan penggunaan
barang-barang modal secara penuh
Teori ini
memberi peran kunci pada investasi dalam proses pertumbuhan ekonomi terutama
tentang watak ganda investasi yaitu
(a)
menciptakan pendapatan/ menambah permintaan efektif masyarakat
(b)memperbesar
kapasitas produksi / menambah kesanggupan suatu perekonomian untuk menghasilkan
barang.
H-D
sependapat dengan Keynes bahwa pertambahan produksi dan pendapatan nasional
bukan ditentukan oleh pertambahan dalam kapasitas produksi tetapi oleh kenaikan
pengeluaran masyarakat. Dengan demikian walaupun kapasitas produksi bertambah,
pendapatan nasional baru akan bertambah dan pertumbuhan ekonomi tercipta bila
pengeluaran masyarakat mengalami kenaikan dibanding dengan masa sebelumnya.
Berbagai
asumsi yang dipakai oleh teori ini adalah:
ü Pada
taraf permulaan perekonomian telah mencapai tingkat kesempatan kerja penuh dan
barang-barang modal yang tersedia dalam masyarakat sepenuhnya digunakan.
ü
Tidak ada campur tangan pemerintah
ü
Bekerja pada perekonomian tertutup tanpa perdagangan luar negeri
ü
Besarnya tabungan masyarakat proporsional dengan besarnya pendapatan nasional
dan keadaan ini berarti fungsi tabungan dimulai dari titik 0
ü
Kecondongan marginal menabung besarnya tetap, demikian juga perbandingan antara
modal dengan jumlah produksi
ü
Tidak ada penyusutan barang modal yang dapat dipakai seumur hidup
ü
Tingkat harga umum konstan yaitu upah uang sama dengan tingkat pendapatan nyata
ü
Tidak ada perubahan suku bunga
ü Ada
proporsi yang tetap antara modal dan buruh dalam proses produksi
ü
Modal tetap dan modal lancar disatukan menjadi modal
ü
Dalam perekonomian hanya terdapat satu jenis produk
Jika
rasio modal-output (capital output ratio) adalah k dan s adalah
rasio tabungan nasional (national saving ratio) yang
merupakan persentase dari output nasional yang ditabung dan bahwa
jumlahinvestasi baru ditentukan oleh jumlah tabungan total, S, maka model
pertumbuhan ekonominya menjadi sbb:
1.
Jika s adalah MPC maka
S = s Y
……………………………………………………….…………………….2.1
2.
Investasi (I) didefinisikan sebagai perubahan stok modal (K) yang dapat
diwakili oleh ΔK, sehigga dapat ditulis persamaan sederhana yang kedua sebagai
berikut:
I = ΔK
………………………………………………………………………………2.2
Akan tetapi
karena jumlah stok modal K mempunyai hubungan langsung dengan jumlah pendapatan
nasional atau output Y, seperti telah ditunjukkan oleh rasio modal output k
maka
K = k
……………………………………………………………………………….2.3
Y
Atau
∆K = k …………………………………………………………………..………….2.4
∆Y
Atau
akhirnya
∆K= k ∆Y
……………………………………………………………………….…2.5
3.
Terakhir, mengingat jumlah keseluruhan dari tabungan nasional(S) harus
samadengan keseluruhan investasi (I) maka persamaan berikutnya dapat ditulis
sebagai berikut :
S =
I………………………………………………………………………………..2.6
Dari
persamaan 2.1. diketahui bahwa S = s Y dan dari persamaan 2.2 dan
persamaan 2.5 kita telah mengetahubahwasannya :
I = ∆K
= k ∆Y
Dengan
demikian, identitas tabungan yang merupakan persamaan modal dalam persamaan 2.6
adalah sebagai berikut
S = sY
= k ∆Y = ∆K = I
Atau bila
diringkas menjadi
sY = k
∆Y ………………………………………………………………………..2.7
Selanjutnya,apabila
kedua sisi persamaan 2.7 dibagi mula-mula dengan Y dan kemudian dengan k, maka
akan didapat :
∆K = s
= pertumbuhan ekonomi
∆Y
k
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi akan
secara langsung atau secara ‘positif ‘ berbanding lurus dengan rasio
tabungan( yakni semakin banyak bagian GNP yang ditabung dan diinvestasikan maka
pada akhirnya nanti akan lebih besar lagi pertumbuhan eknomi yang dihasilkan)
dan secara “ negative” atau berbanding terbalik terhadap rasio modal-output
dari suatu perekonomian ( yakni semakin besar rasio modal output nasonal, atau
k, maka tingkat pertumbuhan ekonomi semakin rendah).
Kendala dari
penerapan teori ini di Negara berkembang adalah keterbatasan peluang
untuk pembentukan modal baru. Oleh karena itulah maka pemikiran inti “ kendala
modal” dijadikan alat pembenaran dan dimanfaatkan untuk mengabsahkan
pengaliran modal dan bantuan teknis secara besar-besaran dari negaranegara maju
ke sejumlah Negara berkembang.
F. ROSTOW
Teori WW.
Rostow pada mulanya merupakan artikel yang dimuat dalam Economic Journal
( Maret 2006) dan kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam bukunya yang
berjudul The Stages of Economic Growth ( 1960).Rostow menggunakan pendekatan
sejarah dalam menjelaskan proses perkembangan ekonomi.Menurutnya ada lima tahap
pertumbuhan ekonomi
1. masyarakat
tradisional, struktur sosial masyarakat berjenjang, hubungan darah dan
keluarga adalah sangat penting. Kekuasaan politik di tangan bangsawan pemilik
tanah yang didukung serdadu dan pegawai negeri. Penduduk bekerja di sector
pertanian
2. Prasyarat
tinggal landas,
ü
Muncul manusia-manusia baru yang mau bekerja keras
ü
Mereka menggalakkan tabungan dan mau mengambil resiko
ü
Muncul bank dan lembaga keuangan
ü
Investasi meningkat
ü
Jangkauan perdagangan makin luas
3. Tinggal
landas
Syaratnya
adalah :
ü
Terdapat kenaikan laju investasi produktif
ü
Berkembangnya salah satu atau beberapa sector manufaktur penting dengan laju
pertumbuhan tinggi, hal tersebut tergantung pada 4 faktor dasar yaitu
o
Adanya kenaikan permintaan efektif
o
Adanya pengenalan fungsi produksi baru
o
Adanya keuntungan investasi dan modal lebih dahulu yang memadai
o
Sector penting harus mendorong perluasan output sector lain melalui
transformasi teknik.
ü
Hadirnya secara cepat kerangka politik, sosial dan organisasi yang menampung
hasrat ekspansi sector modern dan memberi daya dorong pada pertumbuhan . Syarat
pentingnya adalah kemampuan perekonomian untuk menggalakkan tabungan lebih
besar dari pertambahan pendapatan untuk meningkatkan permintaan efektif dan
kemampuan untuk menciptakan ekonomi eksternal melalui ekspansi sector-sektor
penting.
4. Dewasa
ü
Merupakan tahap ketika masyarakat telah dengan efektif menerapkan serentetan
teknologi modern terhadap seluruh sumber daya mereka.
ü 3
perubahan penting yang terjadi pada tahap kedewasaan teknologi :
1. sifat tenaga kerja berubah menjadi
terdidik. Orang lebih senang tinggal di kota, upah nyata meningkat, para
pekerja mengorganisasi diri untuk memperoleh jaminan sosial dan ekonomi yang
lebih besar
2. watak para pengusaha berubah, dari
pekerja kasar berubah menjadi manajer yang halus dan sopan
3. masyarakat bosan pada
industrialisasi dan menginginkan sesuatu yang baru menuju perubahan lebih jauh
5.
Masa Konsumsi Massal
ü
migrsai ke pinggiran kota, pemakaian mobil secara luas
ü
perhatian masyarakat beralih dari persoalan produksi ke persoalan konsumsi
ü 3
kekuatan pendorong :
1.
kebijakan nasional untuk meningkatkan kekuasaan dan pengaruh ke dunia
internasional
2.
keinginan memiliki satu negara kesejahteraan dengan pemerataan pendapatan melalui
pajak progresif, peningkatan jaminan sosial dan fasilitas hiburan untuk
pekerja.
3.
keputusan untuk membangun pusat perdagangan dan sector penting.
Berbagai
kritik terhadap teori pertumbuhan Rostow
1.
Masyarakat tradisional tidak perlu bagi perkembangan beberapa bangsa
seperti AS, Australia. Mereka tidak pernah melalui masa tradisional
karena mereka mewarisi pra kondisi di Inggris yaitu negara yang nyata-nyata
sudah maju.
2.
kondisi pra tinggal landas tidak mendahului kondisi tinggal landas
3.
Adanya tumpang tindih tahapan
Kritik
terhadap tahapan tinggal landas
Teori Pembangunan, terbagi atas 3 teori, yakni antara lain teori
modernisasi, dependensi dan teori dunia. dan contoh Implementasi dari
ketiga teori tersebut pada kehidupan dapat dilihat pada privatisasi bulog sebagai implementasi dari teori
pembangunan. tiga teori pembangunan tersebut antara lain adalah:
a. TEORI MODERNISASI
Perspektif teori Modernisasi Klasik menyoroti bahwa negara Dunia Ketiga
merupakan negara terbelakang dengan masyarakat tradisionalnya. Sementara
negara-negara Barat dilihat sebagai negara modern. aliran modernisasi
memiliki ciri-ciri dasar antara lain: ”Sumber perubahan adalah dari dalam atau
dari budaya masyarakat itu sendiri (internal resources) bukan ditentukan unsur
luar”. Modernisasi diartikan sebagai proses transformasi. Dalam rangka
mencapai status modern, struktur dan nilai-nilai tradisional secara total
diganti dengan seperangkat struktur dan nilai-nilai modern. Modernisasi
merupakan proses sistematik. Modernisasi melibatkan perubahan pada hampir
segala aspek tingkah laku sosial, termasuk di dalamnya industrialisasi,
diferensiasi, sekularisasi, sentralisasi dsb. Ciri-ciri pokok teori
modernisasi:
1. Modernisasi merupakan
proses bertahap.
2. Modernisasi juga dapat
dikatakan sebagai proses homogenisasi.
3. Modernisasi terkadang
mewujud dalam bentuk lahirnya, sebagai proses Eropanisasi dan Amerikanisasi, atau
modernisasi sama dengan Barat.
4. Modernisasi juga
dilihat sebagai proses yang tidak bergerak mundur.
6. Modernisasi memerlukan
waktu panjang. Modernisasi dilihat sebagai proses evolusioner, dan bukan
perubahan revolusioner.
Tokoh-tokoh teori modernisasi:
1. Harrod-Domar
Bependapat bahwa masalah pembangunan pada dasarnya merupakan masalah
menambahkan investasi modal. Prinsip dasar : kekurangan modal, tabungan dan
investasi menjadi masalah utama pembangunan.
2. Walt .W. Rostow
Teori Pertumbuhan Tahapan Linear ( linear-stages-of growth-
models) proses pembangunan bergerak dalam sebuah garis lurus yakni
masyarakat yang terbelakang ke masyarakat yang maju dengan tahap2 sebagai
berikut:
1. Masyarakat
Tradisional è masyarakat pertanian. Ilmu pengetahuan masih belum
banyak dikuasai.
2. Prakondisi untuk Lepas
Landas è masyarakat tradisional terus bergerak walaupun sangat lambat
dan pada suatu titik akan mencapai posisi pra-kondisi untuk lepas landas..
contoh adanya campur tangan u/ meningkatkan tabungan masyarakat
terjadi, dimana tabungan tsb dimanfaatkan u/ sektor2 produktif yang
menguntungkan. Misal Pendidikan
3. Lepas
Landas è ditandai dengan tersingkirnya hambatan-hambatan yang
menghalangi proses pertumbuhan ekonomi. Tabungan dan investasi yang
efektif meningkat dari 5%-10 %.
4. Bergerak ke
Kedewasaan è teknologi diadopsi secara meluas.
5. Jaman Konsumsi Masal
yang Tinggi è Pada tahap ini pembangunan sudah berkesinambungan
3. David McClelland
Teori: need for Achievement (n-Ach). kebutuhan atau dorongan
berprestasi, dimana mendorong proses pembangunan berarti membentuk manusia
wiraswasta dengan n.ach yang tinggi. Cara pembentukanya melalui pendidikan
individu ketika seseorang masih kanak-kanak di lingkungan keluarga.
4. Max Weber
Hasil analisis: salah satu penyebab utamanya adalah “Etika Protestan”.
Etika Protestan:
- Lahir melalui agama Protestan
yg dikembangkan oleg Calvin
- Keberhasilan kerja di dunia
akan menentukan seseorang masuk surga/neraka.
- Berdasarkan kepercayaan tsb
kemudian mereka bekerja keras u/ menghilangkan kecemasan. Sikap inilah yg
diberi nama “etika protestan”.
5. Bert F. Hoselitz
Membahas faktor-faktor non ekonomi yg ditinggalkan Rostow yang disebut
faktor “kondisi lingkungan”. Kondisi lingkungan maksudnya adalah
perubahan-perubahan pengaturan kelembagaan yg terjadi dalam bidang hukum,
pendidikan, keluarga, dan motivasi.
6. Alex Inkeles & David
H. Smith
Ciri-ciri manusia modern:
�� Keterbukaan thd pengalaman dan ide baru
�� Berorientasi ke masa sekarang dan masa depan
�� Punya kesanggupan merencanakan
�� Percaya bahwa manusia bisa menguasai alam
Bila dalam teori Modernisasi Klasik, tradisi dianggap sebagai penghalang
pembangunan, dalam teori Modernisasi Baru, tradisi dipandang sebagai faktor
positif pembangunan. Teori Modernisasi, klasik maupun baru, melihat
permasalahan pembangunan lebih banyak dari sudut kepentingan Amerika Serikat
dan negara maju lainnya.
b. TEORI DEPENDENSI
Teori
Dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan keterbelakangan dan
pembangunan negara Dunia Ketiga. Munculnya teori dependensi lebih
merupakan kritik terhadap arus pemikiran utama persoalan pembangunan yang
didominasi oleh teori modernisasi. Teori ini mencermati hubungan dan
keterkaitan negara Dunia Ketiga dengan negara sentral di Barat sebagai hubungan
yang tak berimbang dan karenanya hanya menghasilkan akibat yang akan merugikan
Dunia Ketiga. Negara sentral di Barat selalu dan akan menindas negara Dunia
Ketiga dengan selalu berusaha menjaga aliran surplus ekonomi dari negara
pinggiran ke negara sentral.
Teori ini berpangkal pada filsafat materialisme yang dikembangkan Karl
Marx. Salah satu kelompok teori yang tergolong teori struktiral ini adalah
teori ketergantungan yang lahir dari 2 induk, yakni seorang ahli pemikiran
liberal Raul Prebiesch dan seorang pemikir marxis yang merevisi pandangan
marxis tentang cara produksi Asia yaitu, Paul Baran.
1. Raul Prebisch :
industri substitusi import. Menurutnya negara-negara terbelakang harus
melakukan industrialisasi yang dimulai dari industri substitusi impor.
2. Paul Baran: sentuhan
yang mematikan dan kretinisme. Baginya perkembangan kapitalisme di
negara-negara pinggiran beda dengan kapitalisme di negara-negara pusat. Di
negara pinggiran, system kapitalisme seperti terkena penyakit kretinisme yang
membuat orang tetap kerdil.
Ada 2 tokoh yang membahas dan menjabarkan pemikirannya sebagai kelanjutan
dari tokoh-tokoh di atas, yakni:
1. Andre Guner Frank :
pembangunan keterbelakangan. Bagi Frank keterbelakangan hanya dapat diatasi
dengan revolusi, yakni revolusi yang melahirkan sistem sosialis.
2. Theotonia De Santos :
Membantah Frank. Menurutnya ada 3 bentuk ketergantungan, yakni:
a.Ketergantungan Kolonial: hubungan antar penjajah dan penduduk setempat
bersifat eksploitatif.
b.Ketergantungan Finansial- Industri: pengendalian dilakukan melalui
kekuasaan ekonomi dalam bentuk kekuasaan financial-industri.
c.Ketergantungan Teknologis-Industrial: penguasaan terhadap surplus
industri dilakukan melalui monopoli teknologi industri.
c. TEORI SISTEM DUNIA
teori sistem dunia yang
dikemukakan oleh Immanuel Wallerstein. Hal ini dikarenakan bahwa
dalam suatu sistem sosial perlu dilihat bagian-bagian secara menyeluruh dan
keberadaan negara-negara dalam dunia internasional tidak boleh dikaji secara
tersendiri karena ia bukan satu sistem yang tertutup. Teori ini berkeyakinan
bahwa tak ada negara yang dapat melepaskan diri dari ekonomi kapitalis yang
mendunia.Wallerstein menyatakan sistem dunia modern
adalah sistem ekonomi kapitalis.
Menurut Wallerstein, sistem dunia kapitalis dibagi ke
dalam tiga jenis, yaitu
1. negara core atau pusat, è mengambil keuntungan yang paling banyak, karena kelompok ini dapat
memanipulasikan sistem dunia sampai batas-batas tertentu
2. semi-periferi atau setengah pinggiran è mengambil keuntungan dari negara-negara pinggiran yang merupakan pihak yang
paling dieksploitir
3. negara periferi atau pinggiran.
menurut Wallerstein
negara-negara dapat “naik atau turun kelas,” misalanya dari negara pusat
menjadi negara setengah pinggiran dan kemudian menjadi negara pinggiran, dan
sebaliknya. Naik dan turun kelasnya negara ini ditentukan oleh dinamika sistem
dunia. Pernah suatu saat Inggeris, Belanda, dan Perancis adalah negara pusat
yang berperan dominan dalam sistem dunia, namun kemudian Amerika Serikat muncul
menjadi negara terkuat (pusat) seiring hancurnya negara-negara Eropa dalam
Perang Dunia II.
Wallerstein merumuskan tiga strategi bagi terjadinya
proses kenaikan kelas, yaitu:
1. Kenaikan kelas terjadi dengan merebut kesempatan yang datang. Sebagai misal
negara pinggiran tidak lagi dapat mengimpor barang-barang industri oleh karena
mahal sedangkan komiditi primer mereka murah sekali, maka negara pinggiran
mengambil tindakan yang berani untuk melakukan industrialisasi substitusi
impor. Dengan ini ada kemungkinan negara dapat naik kelas dari negara pinggiran
menjadi negara setengah pinggiran.
2. Kenaikan kelas terjadi melalui undangan. Hal ini terjadi karena
perusahaan-perusahaan industri raksasa di negara-negara pusat perlu melakukan
ekspansi ke luar dan kemudian lahir apa yang disebut dengan MNC. Akibat dari
perkembangan ini, maka muncullah industri-industri di negara-negara pinggiran
yang diundang oleh oleh perusahaan-perusahaan MNC untuk bekerjasama. Melalui
proses ini maka posisi negara pinggiran dapat meningkat menjadi setengah
pinggiran.
3. Kenaikan kelas terjadi karena negara menjalankan kebijakan untuk
memandirikan negaranya. Sebagai misal saat ini dilakukan oleh Peru dan Chile
yang dengan berani melepaskan dirinya dari eksploitasi negara-negara yang lebih
maju dengan cara menasionalisasikan perusahaan-perusahaan asing. Namun
demikian, semuanya ini tergantung pada kondisi sistem dunia yang ada, apakah
pada saat negara tersebut mencoba memandirikan dirinya, peluang dari sistem
dunia memang ada. Jika tidak, mungkin dapat saja gagal.
Perbandingan antara Teori Dependensi dan Teori Sistem Dunia
Elemen Perbandingan
|
Teori
Dependensi
|
Teori
Sistem Dunia
|
Unit Analisis
|
Negara-Bangsa
|
Sistem dunia
|
Metode Kajian
|
Historis struktural
|
Dinamika sejarah dunia
|
Struktur Teori
|
Dua kutub
(sental-pinggiran)
|
Tiga kutub
(sentral-semi pinggiran-pinggiran)
|
Arah Pembangunan
|
Deterministik
|
Peluang terjadinya mobilitas
|
Arena Kajian
|
Negara pinggiran
|
Negara pinggiran, negara semi pinggiran dan sistem ekonomi dunia
|
INISIASI -08
Kota besar seperti Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makassar menghadapi
masalah perkampungan kumuh, kemacetan lalu lintas, banjir, pedagang kaki lima
yang tidak teratur, dan kejahatan yang tinggi.
Jika Anda terpilih menjadi Gubernur Provinsi DKI apa yang Anda lakukan
untuk mengatasi masalah-masalah tersebut?
Jawabannya adalah pindah
ibukota.........................................................................................
Permasalahan
pindah
ibukota itu tidak harus jauh-jauh untuk menghemat biaya. Banyak biaya yang
harus ditanggung termasuk biaya duwik, biaya sosial dan
biaya politik serta keamanan negara. Semua harus dibayarkan, nah siapa yang mau
membiayai ?. Trus mana saja alternatifnya ?
Perpindahan ibukota
bisa saja terjadi karena berbagai hal termasuk diantaranya karena bencana,
kekalahan perang, juga yang pernah terjadi di Indonesia dahulu adalah akibat
kondisi darurat politik (perpindahan ibukota sementara ke Jogja).
Setiap terjadi
bencana di Jakarta atau tanah Jawa maka selalu muncul usulan atau wacana
pemindahan ibukota negara dari Jakarta. Tentunya usulan ini sering bersifat
sepekulatif dan musiman sekedar wacana untuk obrolan natinya kalau selesei
banjir Jakarta … ah paling nanti lupa lagi :D
Alternatifnya mana
saja sih ?
- Salah
satu kota di Kalimantan.
+ Banyak wacana untuk memindahkan ke Kalimantan atas dasar daerah ini bebas atau sedikit rawan bencana. Hal ini karena perlu disadarinya bahwa Indonesia merupakan daerah rawan bencana (ring of fire-ring of disaster). Termasuk yang aku tulis dulu ketika berbicara soal patahan di Jawa.
- Persiapan belum pernah ada. Walaupun Soekarno katanya pernah berencana memindahkannya. Ntah alasannya apa waktu itu ya. - Pindahkan
ke Kawasan Timur Indonesia (Papua skalian aja :) )
+ Skalian aja memindahkan ke kawasan Timur. Sehingga penyebaran kesejahteraan yang selalu cederung mendekati pusat pemerintahan akan terdistribusi dengan sendirinya. Distribusinya akan terpaksa mengikuti pusat pemerintah. Toh Indonesia kawasan timur ini masih luas dan masih dapat dikembangkan. Sumberdaya alam (Natural Resources) juga ada sebagai penyokong.
- Biayanya akan terlampau mahal untuk membangun fasilitas infra strukturnya. Juga persiapan belum pernah difikirkan sebelumnya. Akan mengagetkan dan biaya politiknya tinggi, walaupun potensial keuntungan politik negara juga sangat mungkin muncul dimasa jangka panjang. - Bogor
atau Bekasi
+ Kota ini cukup dekat dengan Jakarta. Bahkan penghuni Bogor-Beksi sudah banyak yang bekerja di Jakarta. Memindahkan pusat pemerinthan ini mungkin biayanya tidak terlampau mahal, karen fasilitas infrastruktur pendukung sudah cukup banyak. Tinggal nempelin tembok trus nyambung kabel beres dah !
- Kota ini merupakan kota yang sudah sangat berkembang dengan segala keunikannya tentunya tidak mudah merubah atau menata ulang. Kalau tidak bener-bener malah-malah menmbah permasalhan baru. - Jonggol
+ Wacana pemindahan ini pernah terjadi dan pernah dilakukan. Sangat mungkin blueprintnya sudah ada. Tinggal penataan serta law enforcementdalam perencanaan dan realisasi pembangunannya. Lokasinya tidak terlampau jauh dari Jakarta, kemungkinan besar biayanya tidak akan terlalu mahal, dibanding alternatif lainnya.
- ini-itu dan anu :D - Atau
yang lain usulmu mana ?
+ pro
- con
Pindah aja ke Jonggol Pemindahan ibukota
sebenernya tidak harus memindahkan pusat bisnis. Malaysia yang ibukotanya di
Kuala Lumpur memiliki kota satelit Putrajaya.Putrajaya terletak
lebih kurang 30 Km dari Pusat kota Kuala Lumpur. Kota ini dibangun sebenernya
mirip atau malahnyontek konsep pemindahan pusat
pemerintahan Indonesia yang pernah direncanakan di Jonggol. Indonesia gagal
memindahkan pusat pemerintahan karenaini-itu
dan anu :) .
Sedangkan negara tetangga Malaysia ini yang mungkin hanya sekedar menyontek ide dan menjalankannya tanpa ini-itu dan anu. Sukses !
Mengapa Jonggol ? Ya seperti yang aku tulis diatas bahwa selalu saja ada biaya yang harus ditanggung ketika memindahkan pusat pemerintahan … ingat ini hanya memindahkan pusat pemerintahan looh … artinya semua perkantoran para meteri-menteri negara serta pusat pelayanan publik tingkat pusat ada disatu tempat yg berdekatan. Pemusatan pelayanan publik ini tentunya akan sangat membantu koordinasi kenegaraan. Seperti juga dengan Putrajaya, secara juridis Ibukota negara akan tetap saja Jakarta, hanya pusat pemerintahannya yang digeser. Penerimaan tamu negara bisa saja akan tetap di Istana Negara, dekat Monas.
Mengapa Jonggol ? Ya seperti yang aku tulis diatas bahwa selalu saja ada biaya yang harus ditanggung ketika memindahkan pusat pemerintahan … ingat ini hanya memindahkan pusat pemerintahan looh … artinya semua perkantoran para meteri-menteri negara serta pusat pelayanan publik tingkat pusat ada disatu tempat yg berdekatan. Pemusatan pelayanan publik ini tentunya akan sangat membantu koordinasi kenegaraan. Seperti juga dengan Putrajaya, secara juridis Ibukota negara akan tetap saja Jakarta, hanya pusat pemerintahannya yang digeser. Penerimaan tamu negara bisa saja akan tetap di Istana Negara, dekat Monas.
Pusat bisnis
sebaiknya akan tetap di Jakarta dan akan berkembang sesuai pergerakan arah
bisnis. Biaya pengembangan dan pengelolaan akan lebih banyak dibebankan pada
pelaku-pelaku bisnis. Dengan demikian beban keuangan negara akan terkurangi
dengan sendirinya.
Selain Jonggol
tentunya ada areal lain yang saat ini sudah tersedia fasilitas trnsportasinya
(terutama yaitu) Daerah sebelum Cikampek misalnya Cipularang. Areal yang
dibutuhkan untuk pemindahan pusat pemerintahan ini sekitar 50 Km2. Putrajaya
memilki areal seluas 46 Km2. Membangun area kosong akan lebih mudah ketimbang
merubah yang sudah ada.
Hmm, menjadi seorang pemimpin?? Siapa
takut? Namun, permasalahannya jika nanti ketika aku menjadi seorang pemimpin,
apakah para anggotaku akan tetap berada di sampingku? Apakah mereka akan di
belakangku, lalu pelan-pelan meninggalkanku? Ataukah mereka mendorong
memberikan motivasi untukku? Ataukah mereka menusuk aku dari belakang dan
menjatuhkanku?
Jika aku menjadi
Gubernur DKI Jakarta, hmm… apa yang akan aku LAKUKAN? Sebelumnya, aku akan
menanyakan kepada anggotaku, apakah mereka bersedia bekerjasama denganku,
menjalankan amanah dengan baik dan juga siap melayani masyarakat dengan ikhlas?
Setelah itu, aku akan bertanya pada masyarakat, apakah mereka siap bekerjasama
denganku dan juga mau bergotong royong membangun DKI Jakarta ke arah yang lebih
baik lagi ketika nantinya aku terpilih menjadi seorang Gubernur. Karena sehebat
apapun pemimpinnya, jika anggotanya tidak bisa menjalankan tugasnya dengan
baik, maka akan terpecah belah. Seperti contohnya Ir. Soekarno dengan Muhammad
Hatta. Mereka merupakan sahabat yang ideal dan saling melengkapi kekurangannya
masing-masing.
Untuk menyelesaikan permasalahan di DKI Jakarta itu sungguhlah rumit. Ibarat benang yang telah kusut tercampur aduk, dan kini tugasnya adalah memisahkan dan membereskan masalah itu satu-satu. Perubahan yang aku coba lakukan adalah dengan memberikan stimulus kepada masyarakat tentang kebersihan. Menghimbau dan juga turut serta tidak membuang sampah sembarangan. Membuang sampah pada kantong celana ataupun tas. Hal kecil itulah bisa dijadikan sebuah kebudayaan yang bernilai indah. Selain masalah kebersihan akan sampah, kebersihan untuk tidak membuang kotoran/hajat/ludah di sungai, di jalan ataupun di pohon. Karena ketika hal itu dilakukan dengan membuangnya sembarangan, maka akan menimbulkan sumber penyakit dan terutama banjir di saat hujan turun.
Untuk menyelesaikan permasalahan di DKI Jakarta itu sungguhlah rumit. Ibarat benang yang telah kusut tercampur aduk, dan kini tugasnya adalah memisahkan dan membereskan masalah itu satu-satu. Perubahan yang aku coba lakukan adalah dengan memberikan stimulus kepada masyarakat tentang kebersihan. Menghimbau dan juga turut serta tidak membuang sampah sembarangan. Membuang sampah pada kantong celana ataupun tas. Hal kecil itulah bisa dijadikan sebuah kebudayaan yang bernilai indah. Selain masalah kebersihan akan sampah, kebersihan untuk tidak membuang kotoran/hajat/ludah di sungai, di jalan ataupun di pohon. Karena ketika hal itu dilakukan dengan membuangnya sembarangan, maka akan menimbulkan sumber penyakit dan terutama banjir di saat hujan turun.
Permasalahan kedua, mengenai masalah banjir bagaiamana agar supaya DKI Jakarta terbebas dari banjir ini juga cukup rumit. Karena tiap-tiap titik lokasi strategis di DKI Jakarta selalu di genangi banjir apabila musim hujan .
Permasalahan ketiga, mengenai transportasi. Melihat begitu ramainya alat transportasi di ibukota, rasanya benar-benar membuat kepala kita pusing. Terkadang klakson dibunyikan cukup keras dan panjang. Solusinya, bagi para pengguna jalan adalah untuk tidak menggunakan jalanan transjakarta. Karena transjakarta merupakan transportasi yang sudah di khususkan mengurangi kemacetan. Pelaku yang melakukan pelanggaran akan dikenai sanksi lebih berat lagi jika menggunakan arena transjakarta. Selain itu juga, dihimbau kepada masyarakat untuk tidak menggunakan mobil pribadi, serta memberlakukannya three in one (three in one ini akan ditambahkan lagi di daerah rawan kemacetan). Bagi pengguna motor, sebaiknya untuk menggunakan motor lebih bijak dalam pemasangan suara-suara yang bising untuk diganti yang biasa saja. Selain itu juga, biasakan hidup sehat dengan melakukan perjalanan jalan kaki (jika jarak menempuh lokasi cukup terjangkau).
“Mulailah dari diri
sendiri, mulai saat ini dan mulailah mengerjakan” itulah yang akan aku
sampaikan pada masyarakat ibukota DKI Jakarta. Aku tidak akan pernah
menjanjikan kepada masyarakat dalam masa kampanye. Namun, saya akan
menyampaikan, 3 hal yang perlu kita ubah dan kita mulai dari sekarang seperti
paparan yang di atas. Karena pada dasarnya program yang dirancang dengan
muluk-muluk, biasanya tidak akan berjalan dengan baik. Jika saya tidak
terpilih, himbauan ini tetap akan aku sampaikan kepada masyarakat, dan jika
terpilih, aku akan menjalankan program yang pembangunannya cukup besar, seperti
halnya fasilitas pendidikan, kesehatan, tempat ibadah dan lain-lainya. Hal ini
akan menjadi kejutan buat warga Jakarta ketika program besar ini dilaksanakan.
Pada dasarnya manusia berusaha dan Tuhan yang menjadi penentu segalanya.
TUGAS 3 PEMBANGUNAN
MASYARAKAT DESA & KOTA
PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA
PENDAHULUAN
Masyarakat
pedesaan di Indonesia
tergolong masyarakat yang sangat jauh tertinggal, hal ini disebabkan keberedaan
wilayah yang jauh dari pusat pembangunan nasional. Bahkan hampir tidak
tersentuh oleh pembangunan nasional. Beberapa metode dan pendekatan telah
dikembangkan untuk memahami masalah dan membantu merumuskan kebijakan guna
memecahkan masalah pembangunan pedesaan.Masyarakat desa adalah komunitas yang
tinggal di dalam satu daerah yang sama, yang bersatu dan bersama-sama, memiliki
ikatan yang kuat dan sangat mempengaruhi satu sama lain. Hal ini dikarenakan
pada masyarakat desa tradisi itu masih
sangat kuat dan kental. Bahkan terkadang tradisi ini juga sangat
mempengaruhi perkembangan desa, karena terlalu tinggi menjunjung kepercayaan
nenek moyang mengakibatkan sulitnya untuk melakukan pembaharuan desa. Di sisi
lain banyak hal yang mengakibatkan
sebuah desa sulit untuk mengalami pembaharuan, antara lain isolasi
wilayah, yaitu desa yang wilayahnya berada jauh dari pusat ekonomi daerah, desa
yang mengalami ketertinggalan di bidang pembangunan jalan dan sarana-sarana
lainnya, sulitnya akses dari luar, bahkan desa yang mengalami kemiskinan dan
keminiman tingkat pendidikan. Pada umumnyamasyarakat desa diidentikkan dengan
masyarakat petani, ini dikarenakan masyarakat pedesaan dominan bermata
pencaharian dari hasil pertanian yang merupakan petani-petani miskin yang mata pencahariannya di bawah
garis kemiskinan. Hal ini menunjukkan kesenjangan yang sangat jauh dari
masyarakat perkotaan. Masyarakat masih dianggap sebagai obyek/sasaran yang akan
dibangun. Hubungan yang terbangun adalah pemerintah sebagai subyek/pelaku
pembangunan dan masyarakat desa sebagai obyek/sasaran pembangunan
(Kartasasmita, 1996:144). Tingkat partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan
masih terbatas, misalnya masih sebatas peran serta secara fisik tanpa berperan
secara luas sejak dari perencanaan sampai evaluasi.
PERMASALAHAN
Menguatnya desakan alih fungsi lahan dari
pertanian menjadi nonpertanian, terutama di Pulau Jawa, tidak hanya merusak
sistem irigasi yang sudah terbangun, tetapi juga semakin menurunkan
produktivitas tenaga kerja di perdesaan dengan meningkatnya rumah tangga petani
gurem. Jika hal itu dibiarkan, sangat sulit untuk menurunkan angka kemiskinan
di perdesaan dan mengendalikan migrasi ke kota-kota besar sehingga pada
gilirannya akan membebani dan memperburuk permasalahan di perkotaan. Oleh
karena itu, sangat mendesak untuk dilakukannya diversifikasi usaha ekonomi di
perdesaan ke arah kegiatan nonpertanian, baik berupa industri yang mengolah
produk pertanian maupun berupa jasa-jasa penunjang.
Permasalahan yang dihadapi dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat perdesaan dapat dimasukkan ke dalam beberapa
permasalahan utama sebagai berikut ;
1.Masih kurang berkembangnya kehidupan
masyarakat perdesaan karena terbatasnya akses masyarakat perdesaan, terutama
kaum perempuan, ke sumber daya produktif, seperti lahan, permodalan,
infrastruktur, dan teknologi serta akses terhadap pelayanan publik dan pasar.
2.Masih terbatasnya pelayanan prasarana
dan sarana permukiman perdesaan, seperti air minum, sanitasi, persampahan, dan
prasarana lingkungan lain.
3.Masih terbatasnya kapasitas kelembagaan
pemerintahan di tingkat lokal dan kelembagaan sosial ekonomi untuk mendukung
peningkatan sumber daya pembangunan perdesaan.
4.Masih kurangnya keterkaitan antara
kegiatan ekonomi perkotaan dan perdesaan yang mengakibatkan makin meningkatnya
kesenjangan ekonomi dan kesenjangan pelayanan infrastruktur antarwilayah.
Dalam lingkup sektor pertanian sendiri, masih
terbatas upaya-upaya untuk beralih ke komoditas bernilai ekonomi tinggi, serta
belum dioptimalkannya pertanian lahan kering yang relatif lebih kecil kebutuhan
investasi prasarana pendukungnya. Dalam
lingkup yang lebih besar, belum mantapnya alih peran dan tanggung jawab dalam
sektor-sektor yang terkait dengan pembangunan perdesaan seiring dengan
desentralisasi mengakibatkan pembangunan prasarana perdesaan kurang mendapatkan
perhatian yang memadai.
Penciptaan lapangan pekerjaan nonpertanian di
perdesaan merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup
masyarakat perdesaan. Untuk itu langkah-langkah kebijakan yang ditempuh
meliputi :
1.Meningkatkan keberdayaan masyarakat
perdesaan melalui penguatan kelembagaan dan modal sosial masyarakat perdesaan
serta pengembangan kemampuan dan kemandirian masyarakat perdesaan dalam
pengelolaan pembangunan;
2.Memperkuat keterkaitan kawasan perdesaan
dengan perkotaan serta keterkaitan antarsektor pertanian dengan sektor industri
dan jasa berbasis sumber daya lokal;
3.Memperbaiki tingkat pelayanan prasarana
permukiman dan ekonomi perdesaan;
4.Meningkatkan kapasitas pemerintahan di
tingkat lokal dalam mengelola pembangunan perdesaan secara partisipatif.
5.Mengembangkan dan memantapkan
kelembagaan sosial ekonomi dalam rangka pengembangan ekonomi lokal dan
peningkatan akses masyarakat perdesaan ke modal usaha. Jika memperhatikan
karakteristik umum permasalahan kesejahteraan rakyat dan kualitas hidup
masyarakat desa, langkah-langkah tersebut dilakukan dengan memperhatikan kesetaraan
gender.
Untuk menciptakan
lapangan pekerjaan nonpertanian di perdesaan merupakan upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat perdesaan.Dalam hal
in, langkah-langkah kebijakan yang ditempuh antara lain meningkatkan keberdayaan
masyarakat perdesaan melalui penguatan kelembagaan dan modal sosial masyarakat
perdesaan serta pengembangan kemampuan dan kemandirian masyarakat perdesaan
dalam pengelolaan pembangunan desa, memperkuat keterkaitan kawasan perdesaan
dengan perkotaan serta keterkaitan antarsektor pertanian dengan sektor industri
dan jasa berbasis sumber daya desa, memperbaiki tingkat pelayanan prasarana
permukiman dan ekonomi perdesaan,meningkatkan kapasitas pemerintahan di tingkat
desa dalam mengelola pembangunan perdesaan secara partisipatif; dan mengembangkan dan memantapkan kelembagaan
sosial ekonomi dalam rangka pengembangan ekonomi desa serta peningkatan akses
masyarakat perdesaan ke modal usaha.
Dalam upaya meningkatkan keberdayaan masyarakat
perdesaan dalam kapasitasnya pemerintahan di tingkat desa berusaha untuk
melakukan penyusunan pedoman untuk
memberdayakan masyarakat dan termasuk
dalam hal pengarusutamaan gender,penyusunan pedoman yang diperlukan untuk
memperkuat pemerintahan di tingkat desa, di antaranya mengenai pengelolaan
pembangunan secara partisipatif, pengelolaan anggaran, serta penyusunan produk
hukum wilayah perdesaan, pembimbingan teknis Pengembangan Badan Usaha Milik
Desa, pembimbingan teknis Tata Cara Penegasan dan Penetapan Batas Desa, pembimbingan
teknis Penataan Administrasi Pemerintahan Desa, pembimbingan teknis Penyusunan
Peraturan Desa dan Keputusan Desa, pelaksanaan pelatihan peningkatan kapasitas
pemerintah dan keberdayaan masyarakat desa, di antaranya mengenai Manajemen Pemerintahan Desa bagi Kepala Desa
dan Perencanaan Pembangunan Partisipatif, terutama bagi kaum perempuan,
pelatihan pendayagunaan Teknologi Tepat Guna (TTG) bagi instruktur TNI
Manunggal Membangun Desa (TMMD), pelatihan pendayagunaan Teknologi Tepat Guna
(TTG).
PENUTUP
Undang-undang nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan
desa atau yang disebut dengan nama lain,adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati
dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Dalam penjelasan
undang-undang tersebut dijelaskan pengertian kawasan pedesaan sebagai kawasan
yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman pedesaan,pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Dalam pembangunan, partisipasi masyarakat
merupakan salah satu elemen proses pembangunan desa, oleh karena itu
partisipasi masyarakat dalam pembangunan perlu dibangkitkan terlebih dahulu
oleh pihak lain seperti pemerintah desa, sehingga dengan adanya keterlibatan
pemerintah desa besar kemungkinan masyarakat akan merasa diberi peluang atau
kesempatan ikut serta dalam pembangunan, karena pada dasarnya menggerakkan
partisipasi masyarakat desa merupakan salah satu sasaran pembangunan desa itu
sendiri. Masyarakat sebagai objek pembangunan berarti masyarakat terkena
langsung atas kebijakan dan kegiatan pembangunan. Dalam hal ini masyarakat perlu ikut dilibatkan baik dari segi formulasi
kebijakan maupun aplikasi kebijakan tersebut, sebab merekalah yang dianggap
lebih tahu kondisi lingkungannya. Dimana dominasi negara berubah menjadi
institusi lokal, untuk itu peran serta langsung masyarakat sangat
diperlukan dan terus diperkuat dan
diperluas. Dengan demikian istilah partisipasi tidak sekedar menjadi retorika
semata tetapi diaktualisasikan secara nyata dalam berbagai kegiatan dan pengambilan
kebijakan pembangunan.
INISIASI 7
Kenapa
masyarakat kota lebih mudah menerima pembaharuan daripada desa, karena kota
merupakan pintu gerbang bagi masuknya kebiasaan kebiasaan atau produk budaya
baru kedalam masyarakat. Berbagai hal baru timbul dan berkembang pada
masyarakat lain yang mungkin letaknya lebih jauh, masuk kewilayah eilayah lain
kebanyakan melalui kota. Hal ini dimungkinkan oleh karena kota kota memang
mempunyai jaringan komunikasi dan transportasi yang lebih lengkap kewilayah
wilayah lain diluarnya. Heterogenitas sosial kota akibat mudah masuknya
pengaruh luar tersebut juga didukung oleh karakteristik sosial penduduknya yang
juga beraneka ragam, tingkat pendidikan dan sebagainya.
TUGAS
3
1. PENDAHULUAN
Upaya
pembangunan perdesaan telah dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat melalui berbagai kebijakan dan program-program yang telah
ditetapkan. Upaya-upaya itu telah menghasilkan berbagai kemajuan yang dirasakan
oleh sebagian masyarakat perdesaan. Namun, masih banyak wilayah perdesaan yang
belum berkembang secepat wilayah lainnya. Pembangunan perdesaan merupakan
bagian yang penting dari pembangunan nasional. alam rangka melakukan percepatan pembangunan
perdesaan, telah dan akan terus dilakukan berbagai program dan kegiatan yang
terkait dengan peningkatan kesejahteraan, pengurangan kemiskinan, peningkatan
kualitas sumber daya manusia dan pelibatan masyarakat dalam kikat pembangunan nasional yang komprehensif
adalah meletakkan fondasi atau penopang yang kokoh pada pembangunan di wilayah
perdesaan.
kemiskinan
di perdesaan terjadi karena adanya masalah ekonomi, karena kondisi fisik
daerahnya yang terpencil, dan keterbatasan sarana dan prasarana sosial ekonomi
yang tersedia sehingga mengakibatkan terbatasnya akses masyarakat untuk memperoleh
kemampuan dan keterampilan,termasuk informasi dan teknologi tepat guna. Keadaan
tersebut menjadi tantangan bagi Pemerintah untuk terus memperbaiki kebijakan,
strategi dan pelaksanaan pembangunan perdesaan yang diarahkan pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Berbagai upaya terus dilakukan secara bertahap yaitu
melalui kegiatan peningkatan kapasitas aparat pemerintahan desa dan kelurahan,
peningkatan kapasitas kelembagaan, pelatihan masyarakat, pemberdayaan adatdan
sosial budaya masyarakat, peningkatan usaha ekonomi masyarakat, serta
pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi tepat guna. Upaya lainnya berupa peningkatan
usaha ekonomi masyarakat melalui pengembangan ekonomi lokal dengan
meningkatkankegiatan ekonomi produktif masyarakat dan kelembagaan sosial
ekonomi masyarakat dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat.
Ketersediaan
dan akses pemanfaatan terhadap sarana prasarana perdesaan yang masih terbatas
dan ditambah dengan masih rendahnya kualitas tingkat pelayanan yang dapat
dinikmati seperti jalan, irigasi, listrik, air minum, telematika, fasilitas
pendidikan, kesehatan, serta pasar merupakan kendala bagi percepatan
pembangunan perdesaan terutama untuk pengembangan ekonomi masyarakat perdesaan,
pengembangan sarana prasarana produksi hasil-hasil perdesaan serta peningkatan
kualitas sumber daya manusia perdesaan. Peningkatan ketahanan pangan dan
pengembangan agribisnis berperan penting dalam memicu pertumbuhan ekonomi
perdesaan yang berkaitan erat dengan terciptanya lapangan kerja berkualitas
2.
URAIAN MASALAH DAN ANALISISNYA
Pembangunan yang berbasis pedesaan sangat
penting dan perlu untuk memperkuat fondasi perekonomian negara, mempercepat
pengentasan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan perkembangan antar wilayah.
Sebagai solusi bagi perubahan sosial, desa sebagai basis perubahan. Dalam
konteks itu maka sumber-sumber pertumbuhan ekonomi harus digerakkan ke pedesaan
sehingga desa menjaditempat yang menarik sebagai tempat tinggal dan mencari
penghidupan. Infrastruktur desa, seperti irigasi, sarana dan prasarana
transportasi, listrik, telepon, sarana pendidikan, kesehatan dan sarana-sarana
lain yang dibutuhkan,harus bisa disediakan sehingga memungkinkan desa maju dan
berkembang.
Sehubungan dengan itu, skala prioritas yang
dilakukan KPDT bagi pembangunan daerah yang berbasis pada pengembangan pedesaan
(rural based development), antara lain mencakup (1) pengembangan ekonomi lokal;
(2) pemberdayaan masyarakat; (3) pembangunan prasarana dan sarana; dan (4)
pengembangan kelembagaan. Untuk itu perlu adanya model intervensi terhadap
proses pembangunan pedesaan yang bertumpu pada paradigma pengkotaan pedesaan
(rural urbanization) yang bertumpu dapa penegmbangan perkotaan dan pedersaan
sebagai kesatuan ekonomi dan kawasan, pengembangan kegiatan pertanian secara
modern melalui mekanisasi dan industrialisasi pertanian dan penerapan standar
pelayanan minimum yang sama antara desa dan kota. Dalam upaya intervensi
pembanguan pedesaan perlu memperhatikan secara mendalam tentang “anatomi desa”
sehingga tidak kontraproduktif dalam membangun desa. Anatomi tersebut mencakup
struktur demografi masyarakat, karakteristik sosial-budaya, karakterisktik
fisik/geografis, pola kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi
desa-kota,sektor kelembagaan desa, dan karakteristik kawasanpemukiman. Singkat
kata, dalam pembangunan pedesaan harus berlandaskan pada local wisdom Seperti
yang pernah saya kemukakan,dengan usaha-usaha yangtelah, sedang dan akan
dilakukan oleh KPDT tersebut diharapkan akan melahirkan desa pusat pertumbuhan.
Dengan model desa seperti ini,bukan saja nantinya akan melahirkan desa-desa
yang maju dan sejahtera.
Berbicara tentang pembangunan desa terdapat dua aspek penting yang menjadi
objek pembangunan.Secara umum, pembangunan desa meliputi dua aspek utama,
yaitu :
1.
Pembangunan desa dalam aspek fisik, yaitu
Pembangunan
yang objek utamanya dalam aspek fisik (sarana,prasarana dan manusia) di
pedesaan seperti jalan desa,bangunan rumah, pemukiman,jembatan, bendungan,
irigasi, sarana ibadah,pendidikan(hardwareberupa sarana dan prasarana
pendidikan, dan software berupa segala bentuk pengaturan,kurikulum dan metode
pembelajaran), keolahragaan,dan sebagainya. Pembangunan dalam aspek fisik
iniselanjutnya disebut Pembangunan Desa.
2.
Pembangunan dalam aspek pemberdayaan insani, yaitu
pembangunan yang objek utamanya aspek pengembangan dan peningkatan kemampuan,
skill dan memberdayakan Masyarakat didaerahpedesaan sebagai warga negara,
seperti pendidikandan pelatihanpembinaan usaha
ekonomi, kesehatan, spiritual, dan sebagainyaTujuan utamanya adalah untuk
membantu masyarakat yang masih tergolong marjinal agar dapa melepaskan diri dari
berbagai belenggu keterbelakangan sosial, ekonomi,politik dan sebagainya Pembangunan
dalam aspek pemberdayaan insani.
3.
PENUTUP
Peran pemerintah (pusat dan
daerah) dalam pembangunan desa ditempatkan pada posisi yang tepat. Pemerintah
diharapkan berperan dalam memberi motivasi, stimulus, fasilitasi pembinaan,
pengawasan dan Hal-hal yang bersifat bantuan terhadap pembanguan desa. Untuk
kepentingan dan tujuan tertentu, intervensi pemerintah terhadap pembangunan
desa dapat saja dilakukan setelah melalui kajian dan pertimbangan yang matang
dan komprehensif. Intervensi yang dimaksudkan di sini adalah turut campur
secara aktif dan bertanggungjawab pemerintah dalam proses pembangunan desa,
seperti membuka keterisolasian desa (karena ketiadaan biaya, desa tidak mampu
melepaskan diri dari keterisolasian), membangun fasilitas jalan, jembatan,
gedung sekolah,puskesmas dan sebagainya.Meskipun pemerintah melakukan
intervensi terhadap proses pembangunan fasilitas tertentu di daerah pedesaan,
pemerintah tidak boleh mengabaikan potensi setempat, jangan sampai pemerintah
mengabaikan keberadaan masyarakat setempat, dan masyarakat jangan sampai hanya
diposisikan sebagai penonton. Keterlibatan masyarakat sangat diperlukan dalam
pembangunan desa. Karena proses pembangunan desa bukan hanya sebatas membangun
prasarana dan sarana yang diperlukan, tetapi proses pembangunan desa memerlukan
waktu yang panjang, banyak pengorbanan, dan bertalian dengan banyak pihak dalam
masyarakat termasuk masyarakat di daerah pedesaan.
Sumber :
alimuhi.staff.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/FENOMENA-PEMBANGUNAN-DESA.pdf
TUGAS
02
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN MASYARAKAT
SEBAGAI
PILAR PEMBANGUNAN INDONESIA
PENDAHULUAN
Pembangunan sepertinya
sebagai suatu fenomena yang tidak habis-habisnya dibahas dalam kerangka kajian
keberlangsungan hidup manusia. Fenomena ini melekat sebagai salah satu ciri
kehidupan manusia yang kerap mengalami perubahan menurut berbagai dimensi yang
ada.
Konsep pembangunan
biasanya melekat dalam konteks kajian suatu perubahan, pembangunan disini
diartikan sebagaiu bentuk perubahan yang sifatnya direncanakan; setiap orang
atau kelompok orang tentu akan mengharapkan perubahan yang mempunyai bentuk
lebih baik bahkan sempurna dari keadaan yang sebelumnya; untuk mewujudkan
harapan ini tentu harus memerlukan suatu perencanaan. Selo Soemardjan (1974)
menyatakan bahwa perubahan yang dikehendaki atau direncanakan merupakan
perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh
fihak-fihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat
(Soemardjan-Soemardi, 1974: 490).
Masyarakat Indonesia,
kalau bisa dikatakan demikian, tidak terlepas dari fenomena pembangunan ini.
Keaneka-ragaman, etnik, ras, kelompok, dan agama dengan bentuk dan tingkat
kehidupan yang berbeda dalam masyarakat ini secara langsung maupun tidak
langsung mendorong timbulnya perubahan dalam masyarakat sendiri atau menurut orientasinya
ke luar masyarakat.
Dalam perkembangan
lebih lanjut, suatu proses pembangunan dapat dijadikan sebagai suatu ukuran
untuk menilai sejauh mana nilai-nilai dasar masyarakat yang terlibat dalam
proses ini bisa memenuhi seperangkat kebutuhan hidup dan mengatasi berbagai
masalah dari dinamika masyarakatnya. Terpaan dari faktor-faktor ekonomi yang
menimbulkan krisis ekonomi pada tahun 1998 yang kemudian mengguncang
sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan,
seolah-olah memberikan gambaran yang jelas bahwa selama ini belum ada konsep
atau bentuk pembangunan yang jelas dalam masyarakat ini; gambaran ini
menunjukkan bahwa sedemikian rapuhnya nilai-nilai dasar tentang konsep
pembangunan masyarakatnya. Pada dasarnya, permasalahan ke depan yang harus
menjadi perhatian bangsa Indonesia adalah modal manusia (human capital) sebagai pondasi dasar dalam memperkuat pembangunan,
baik secara ekonomi maupun secara sosial.
Human
Capital Theory
Teori Human Capital berkaitan dengan
kemampuan, pengetahuan maupun karakteristik yang dimiliki manusia (sebagai
pekerja) yang berkontribusi bagi produktivitas mereka. Sumber-sumber human capital dalam teori ini adalah 1)
bakat atau kemampuan bawaan individu, 2) pendidikan, 3) kualitas pendidikan, 4)
kemampuan yang didapatkan dari berlatih, 5) Pengaruh pasar kerja. Dari teori
ini, pendidikan menjadi tema utama dalam menciptakan human capital untuk mendukung pembangunan.
PENDIDIKAN
DAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA
Berdasarkan
data United Nations Development Program (UNDP) 2011, Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) Indonesia berada di urutan 124 dari 187 negara yang disurvei dengan
indeks 0,67 persen. Sedangkan Singapura dan Malaysia mempunyai indeks yang jauh
lebih tinggi yaitu 0,83 persen dan 0,86 persen. Indeks tingkat pendidikan tinggi Indonesia
juga dinilai masih rendah yaitu 14,6 persen, berbeda dengan Singapura dan
Malaysia yang sudah mempunyai indeks tingkat pendidikan yang lebih baik yaitu
28 persen dan 33 persen.
Masih rendahnya
kualitas pendidikan di Indonesia, akan melemahkan daya saing Indonesia dalam
menghadapi pasar terbuka dan globalisasi. Oleh sebab itu, kunci untuk
meningkatkan daya saing Indonesia, dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan
melakukan terobosan terbaru dalam sektor pendidikan.
Kualitas SDM di
Indonesia pada dasarnya sudah cukup bagus. Tinggal bagaimana cara pemerintah
dan Perguruan Tinggi mengasah SDM tersebut menjadi SDM yang hebat. Jika
kolaborasi pemerintah dan perguruan tinggi sudah kuat, maka Indonesia akan
mencetak SDM terbaik setiap tahunnya.
Saat ini pemerintah
Indonesia mempunyai program wajib belajar sembilan tahun. Program tersebut akan
terus dipertahankan karena setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan.Selain itu, pemerintah juga akan meningkatkan kualitas kurikulum
pendidikan, baik itu di sekolah sekolah maupun perguruan tinggi. Tak hanya itu,
lanjut dia, kurikulum yang digunakan haruslah bersifat world update dimana
kurikulum tersebut harus mengikuti perkembangan dunia. Lebih dari itu, dosen,
guru dan tenaga pengajar juga menjadi prioritas pemerintah untuk ditingkatkan
kualitasnya. Jika kualitas dosen dan guru baik, maka akan mempengaruhi kualitas
anak didiknya.
PENUTUP
Berdasarkan
penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan pembangunan
berkaitan erat. Oleh sebab itu, untuk menjamin keberlanjutan pembangunan
Indonesia, maka seluruh pemangku kepentingan di Indonesia harus menerapkan atau
mendorong peningkatan mutu pendidikan. Dengan demikian, pembangunan Indonesia
dapat mencapai hasil maksimal dimana masyarakat memiliki produktivitas yang
tinggi sebagai pondasi dasar pembangunan.
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut