Mata Kuliah : Kejahatan Narkotika
Dosen : DADANG DJOKO KARYANTO, SH,SiP, MH.
A. Pengertian Narkotika
Narkotika adalah zat yang dapat menimbulkan pengaruh tertentu
bagi mereka yang menggunakannya dengan cara memasukkan obat tersebut ke dalam
tubuhnya, pengaruh tersebut berupa pembiasan, hilangnya rasa sakit rangsangan,
semangat dan halusinasi. Dengan timbulnya efek halusinasi inilah yang
menyebabkan kelompok masyarakat terutama di kalangan remaja ingin menggunakan
Narkotika meskipun tidak menderita apa-apa. Hal inilah yang mengakibatkan
terjadinya penyalahgunaan Narkotika (obat).
Bahaya bila menggunakan Narkotika bila tidak sesuai dengan
aturan adalah adanya adiksi/ketergantunagan obat (ketagihan).
Adiksi adalah suatu kelainan obat yang bersifat kronik/periodik
sehingga penderita kehilangan kontrol terhadap dirinya dan menimbulkan kerugian
terhadap dirinya dan masyarakat. Orang-orang yang sudah terlibat pada
penyalahgunaan Narkotika pada mulanya masih dalam ukuran (dosis) yang normal.
Lama-lama pengguna obat menjadi kebiasaan, setelah biasa menggunakan narkotika
kemudian untuk menimbulkan efek yang sama diperlukan dosis yang lebih tinggi
(toleransi).
Setelah fase toleransi ini berakhir menjadi ketergantungan,
merasa tidak dapat hidup tanpa Narkotika.
B. Kemungkinan Yang Terjadi
Pada Pengguna Narkotika
Banyak orang beranggapan bagi mereka yang sudah mengkonsumsi narkotika
secara berlebihan beresiko sebagai berikut:
1.
Sebanyak 60% orang
beranggapan bahwa Narkotika dapat menyebabkan kematian karena zat-zat yang terkandung
dalam Narkotika mengganggu sistem kekebalan tubuh mereka sehingga dalam waktu
yang relatif singkat bisa merenggut jiwa si pemakai.
2.
Sebanyak 20% orang
beranggapan bahwa pengguna Narkotika dapat bertindak nekat/bunuh diri karena
pemakai cenderung memiliki sifat acuh tak acuh terhadap lingkungannya. Ia
menganggap dirinya tidak berguna bagi lingkungannya ini yang memacunya untuk
bertindak nekat.
3.
Sebanyak 15% orang
beranggapan bahwa Narkotika dapat menyebabkan hilangnya kontrol bagi si
pemakainya, karena setelah mengkonsumsi Narkotika. Zat-zat yang terkandung di
dalamnya langsung bekerja menyerang syaraf pada otak yang cenderung membuat
tidak sabar dan lepas kontrol.
4.
Sebanyak 5% orang
beranggapan bahwa Narkotika menimbulkan penyakit bagi pemakainya. Karena di
dalam Narkotika mengandung zat yang mempunyai efek samping yang menimbulkan
penyakit baru.
C. Jenis-jenis Narkotika
yang Disalahgunakan dan Peredarannya
1. Narkotika Zat berasal dari tanaman atau bukan tanaman terdiri dari:
a. Tanaman
meliputi: 1) Opium atau candu/morfin yaitu olahan getah tanaman papaver
somniferum tidak terdapat di Indonesia ,
tetapi diselundupkan di Indonesia ,
2) Kokain yaitu olahan daun koka diolah di Amerika (Peru ,
Bolivia ,
Kolumbia). 3) Cannabis Sativa atau Marihuana atau Ganja banyak ditanam di Indonesia .
b. Bukan
Tanaman meliputi: 1) Semi sintetik: adalah zat yang diproses secara ekstraksi,
isolasi disebut alkaloid opium. Contoh: Heroin, Kodein, Morfin.
2) Sintetik : diperoleh melalui proses kimia bahanbaku kimia, menghasilkan zat baru yang
mempunyai efek narkotika dan diperlukan medis untuk penelitian serta penghilang
rasa sakit (analgesic) seperti penekan batuk (antitusif).
2) Sintetik : diperoleh melalui proses kimia bahan
Contoh: Amfetamin, Metadon, Petidin,
Deksamfetamin.
2. Psikotropika Adalah obat keras bukan narkotika, digunakan
dalam dunia pengobatan sesuai Permenkes RI No. 124/Menkes/Per/II/93, namun
dapat menimbulkan ketergantungan psikis fisik jika dipakai tanpa pengawasan
akan sangat merugikan karena efeknya sangat berbahaya seperti narkotika.
Psikotropika merupakan pengganti narkotika, karena narkotika mahal harganya.
Penggunaannya biasa dicampur dengan air mineral atau alkohol sehingga efeknya
seperti narkotika.
a) Penenang (anti cemas): bekerja mengendorkan atau mengurangi aktifitas susunan syaraf pusat. Contoh: Pil Rohypnol, Mogadon, Valium, Mandrax (Mx).
a) Penenang (anti cemas): bekerja mengendorkan atau mengurangi aktifitas susunan syaraf pusat. Contoh: Pil Rohypnol, Mogadon, Valium, Mandrax (Mx).
b) Stimulant: bekerja mengaktifkan susunan syaraf pusat.
Contoh : Amphetamine, MDMA, MDA.
c) Hallusinogen : bekerja menimbulkan rasa
halusinasi/khayalan. Contoh Lysergic Acid Diethylamide (LSD), Psylocibine.
Alkohol
Alkohol dalam ilmu kimia dikenal dengan sebutan etanol adalah minuman keras yang mempunyai efek bisa memabukkan jika minumnya berlebihan.
Alkohol dalam ilmu kimia dikenal dengan sebutan etanol adalah minuman keras yang mempunyai efek bisa memabukkan jika minumnya berlebihan.
3. Zat Adiktif
Zat adiktif adalah zat yang sangat berbahaya jika salah
pemakaiannya bisa merusak tubuh, bila keracunan bisa menimbulkan halusinasi
atau mungkin yang fatal kematian.
Contoh: Terpentine, lem karet, thinner, spray aerosol,
aceton, dll.
Narkoba yang yang disalahgunakan
Narkoba yang sering dikonsumsi oleh masyarakat secara salah
antara lain:
A.HEROIN
Nama: Putauw, PT, bedak, putih, Brown Sugar, Benana, Smaek, Horse, Hammer, Snow White Brown Asal: Papaver Somniferum.
A.HEROIN
Nama: Putauw, PT, bedak, putih, Brown Sugar, Benana, Smaek, Horse, Hammer, Snow White Brown Asal: Papaver Somniferum.
Bentuk: Seperti bedak
berwarna putih, rasa pahit, terdapat paket hemat, dijual sebesar ujung kuku/ibu
jari dalam kemasan kertas.
Cara Pakai: Dihirup, dihisap, ditelan dan disuntikkan lewat
tangan, kaki, leher.
Efek: Mual, mengantuk, cadel, pendiam, mata sayu, muka pucat,
tidak konsentrasi, hidung gatal-gatal.
Gejala putus obat:
Sebelum memakai:
- Tulang otot sendi terasa nyeri, demam, takut air
- Keringat keluar berlebihan
- Takut kedinginan, bulu kuduk berdiri
- Mata berair, hidung berair
- Mual-mual, perut sakit, diare
- Tidak suka makan
- Tidak bisa bekerja (lemas)
Setelah memakai:
- Fly (berkhayal),
mata sembab kadang muntah
- Jantung berdebar, mata susah bangun
Bahaya :
- Hepatitis B, C, AIDS, HIV
- Hepatitis B, C, AIDS, HIV
- Menstruasi terganggu, infertilitas (impotensi)
- Abses (jika pakai suntik)
- Tubuh kurus, pucat, kurang gizi
- Sulit buang air besar
- Mudah terserang radang paru, TBC paru, radang hati, empedu,
ginjal
B. KOKAIN
Nama: Charlie, Nosc Candy, Snow, Coke
Asal: Daun (tanaman Erythrro – Xylon Coca)
Bentuk : Serbuk putih, kadang dicampur dengan beberapa macam
zat berbahaya, disebut “Drug Cocktail”
Efek:
- Suhu badan tinggi,
denyut jantung bertambah
- Mudah marah, agresif dan merusak
- Merasa energik dan waspada dan merasa memiliki dunia
(arogan).
Gejala putus obat:
- Ada
keinginan bunuh diri, mual, kejang-kejang
Bahaya: :
- Paranoid
- Paranoid
- Menyebabkan perkelahian
- Mabuk dan tidak bergairah
- Jika dihirup akan menyebabkan mimisan dan sinusitis
- Kerusakan jantung jika dicampur rokok
- Pemakaian banyak, nafsu sex hilang
- Bisa terjadi psikotik atau gila dalam jangka panjang
C. GANJA
Nama: Ganja, cimeng, gelek, daun, rumput, jayus, jum, barang,
marihuana, bang bunga, ikat, labang, hijau.
Jenis-jenis: Stick, daun atau tembakau, hashish (minyak/lemak
ganja)
Bentuk: Daun kering atau dalam bentuk rajangan kering, dimasukkan dalam amplop.
Daun basah, runcing berjari-jari ganjil 5, 7, 9 dst.
Bentuk: Daun kering atau dalam bentuk rajangan kering, dimasukkan dalam amplop.
Daun basah, runcing berjari-jari ganjil 5, 7, 9 dst.
Cara Pakai: Dilinting seperti rokok, dihisap dan dimakan,
minyak ganja bisa dioles pada rokok biasa.
Efek:
- Jantung
berdebar-debar
- Tidak bergairah, cepat marah, sensitif
- Perasaan tidak tenang, eforia, kurang percaya diri, rasa
letih/malas
Gejala putus obat:
- Sebenarnya hanya faktor psikis dan sugesti yang lebih
dominan, apabila tidak memakai ganja.
Bahaya:
- Untuk pemakaian yang lama akan menjadikan pemakai menjadi linglung.
D. EKSTASI
Bahaya:
- Untuk pemakaian yang lama akan menjadikan pemakai menjadi linglung.
D. EKSTASI
Nama: Kancing, XTC, Inex, Adam, Hug-Drug, Essence, Disco,
Biscuits, Venus, Yupie, Butterfly, Elektrix, Gober, Beladin.
Bentuk: Pil, serbuk, kapsul.
Cara Pakai: Diminum dengan air atau yang lain
Efek:
- Mulut kering, gigi berkerut-kerut
- Banyak berkeringat dingin, nafsu makan kurang
- Badan tak terkendali geraknya (triping)
- Denyut jantung, nadi bertambah
- Tekanan darah naik
- Rasa percaya diri tinggi
- Keintiman bertambah
Gejala putus obat:
- Rasa letih, malas
- Mudah tersinggung, emosi labil
- Sulit tidur, mimpi buruk jika tidur
- Depresi, mata kabur
Bahaya:
- Paranoid (rasa takut berlebihan, curiga yang berlebihan)
- Paranoid (rasa takut berlebihan, curiga yang berlebihan)
- Pemakaian yang lama akan menjadikan pemakai bisa linglung
- Merusak syaraf otak
- Pucat kurang darah
- Kurus kurang gizi
- Penyakit Parkinson
E. SHABU-SHABU (Methyl –
Amphetamin)
Nama: Ubas, SS, Mecin
Bentuk: Bubuk atau kristal
Jenis: Gold silver, coconut, crystal, blue ice, tebu
Cara Pakai: Dibakar di atas pipa kaca/pirek dan dihisap
melalui alat yang disebut bong
Pemakai bisa diindikasikan: Tidak tenang (cemas), mudah marah, dapat cepat lelah, mata nanar, tidak bersemangat, tidak beraktifitas, keringat berlebihan dan bahu, wajah pucat, lidah warna putih, nafsu makan kurang, susah tidur (2-3 hari), jantung berdebar-debar, banyak omong, percaya diri tinggi.
Pemakai bisa diindikasikan: Tidak tenang (cemas), mudah marah, dapat cepat lelah, mata nanar, tidak bersemangat, tidak beraktifitas, keringat berlebihan dan bahu, wajah pucat, lidah warna putih, nafsu makan kurang, susah tidur (2-3 hari), jantung berdebar-debar, banyak omong, percaya diri tinggi.
Efek:
- Sebelum memakai gelisah, ngantuk, lemas, tidak bergairah
- Jika sudah memakai, agresif, hiperaktif dan percaya diri
tinggi
Gejala putus obat:
- Mudah marah
- Ngantuk
- Faktor sugesti yang dominan apabila tidak memakai
- Mudah capek
- Rasa lebih malas
- Malas hidup
Bahaya: :
- Paranoid (rasa takut berlebihan)
- Paranoid (rasa takut berlebihan)
- Pemakaian yang lama akan menjadikan pemakai bisa linglung
- Merusak syaraf otak
- Kanker hati
- Terjadinya gejala psikotik (gila)
F. HALUSINOGEN
Nama: LSD (Lysergic Diethyl Amid), Magic Mushroom (jamur tahi
kuda/sapi), STP (Serenity, Tranquility, Peace)
Cara Pakai: Diminum, dihirup, dimakan
Efek:
- Menimbulkan serenity, tranquility dan peace (rasa tenang
dan damai) sesaat
- Perasaan labil yaitu murung dan bahagia atau euforia
kadang-kadang menjadi takut.
Bahaya: :
- Kecemasan akut, reaksi panik
- Kecemasan akut, reaksi panik
- Terjadi depresi sampai berbulan-bulan
- Terjadinya gejala psikotik (gila)
G. HIPNOTIKA/SEDATIVA
(Obat Tidur, Obat Penenang)
Nama: Metaqualon (Mandrax), Flunitrazepam (Rohyp), Clona
Zepam (RIV), Nitra
Zepam (pil koplo, pil anjing, dum, BK, MG).
Bentuk : Pil
Cara Pakai: Ditelan
Efek:
- Teler (bicara cadel, jalan sempoyongan)
- Mudah tersinggung
- Banyak bicara yang tidak karuan
- Ngawur dalam bertindak, tidak terkontrol
Gejala putus obat:
-
Denyut jantung cepat
-
Banyak berkeringat
-
Tekanan darah tinggi
-
Tangan, kelopak dan lidah
bergetar
Bahaya:
-
Terjadinya perkelahian
-
Mudah tersinggung dan marah
-
Lemas, sedih, ingin bunuh
diri
-
Menimbulkan halusinasi dan
melakukan tindakan berbahaya
H. ALKOHOL
Nama: Etanol atau Ethyl
Alkohol
Jenis: Bir, wiski, gin,
vodka, martini, brem, arak, ciu, saquer, tuak, johny walker (topi miring),
black and white (kam-put, kambing putih)
Bentuk: Cairan, berupa
minuman
Cara Pakai:
Diminum/ditelan
Efek:
-
Mabuk teler
-
Muka merah, banyak bicara, bicara cadel
-
Jalan sempoyongan,
konsentrasi kurang
-
Bola mata bergerak-gerak
Gejala putus obat:
-
Mual, muntah, lemah, letih
-
Denyut jantung cepat,
banyak berkeringat, tekanan darah naik
-
Tangan, lidah, kelopak
mata gemetar
-
Cemas, depresi, mudah
tersinggung
-
Gangguan kesadaran
Bahaya: :
- Kanker hati, cacat pada janin
- Kanker hati, cacat pada janin
- Perdarahan lambung,
radang pankreas
- Penyakit otot, pikun
I. INHALANSIA dan SOLVEN
Nama : Lem karet, aerosol
spray, aceton, gas N2O2, pelumas, thinner, terpentine, DDT, pestisida, zat
pewarna
Bentuk : Cairan, gas
Efek::
-
Timbul ilusi, halusinasi
-
- Kemampuan persepsi yang
salah
Bahaya:
- Merasa dirinya bisa terbang, sehingga bisa terjun dari tempat tinggi tanpa mati
- Merasa dirinya bisa terbang, sehingga bisa terjun dari tempat tinggi tanpa mati
-
Keracunan akut, bisa mati
mendadak akibat menghisap inhalansia
-
Kejang saluran nafas
-
Keracunan kronis merusak
organ tubuh otak, ginjal, paru-paru, jantung, sunsum tulang
-
Kulit bisa mengelupas
karena keracunan terpentine (zat mudah menguap)
D. Peran Pemerintah Dalam
Mengatasi Narkotika
Peran yang dilakukan oleh pemerintah sangatlah besar dalam
mencegah terjadinya penyalahgunaan Narkotika dan sejenisnya. Melalui
pengendalian dan pengawasan langsung terhadap jalur peredaran gelap dengan
tujuan agar potensi kejahatan tidak berkembang menjadi ancaman faktual. Langkah
yang ditempuh antara lain dengan tindakan sebagai berikut:
1.
Melakukan pengawasan
terhadap tempat-tempat yang diduga keras sebagai jalur lalu lintas gelap
peredaran Narkotika.
2.
Secara rutin melakukan
pengawasan di tempat hiburan malam.
3.
Bekerja sama dengan
pendidik untuk melakukan pengawasan terhadap sekolah yang diduga terjadi
penyalahgunaan Narkotika oleh siswanya.
4.
Meminta kepada instansi yang mempunyai
wewenang izin sebagai penerbit tempat hiburan malam untuk selalu menindak
lanjuti surat
izin pendirian tempat hiburan malam barangkali akan dijadikan media untuk
memperlancar jalur peredaran Narkotika.
E. Akibat Penyalahgunaan
Narkotika
Penyalahgunaan Narkotika akan mempengaruhi sifat seseorang
dan menimbulkan bermacam-macam bahaya antara lain:
1.
Terhadap diri sendiri:
-
mampu merubah
kepribadiannya
-
menimbulkan sifat masa
bodoh
-
suka berhubungan seks
-
tidak segan-segan menyiksa
diri
-
menjadi seorang pemalas
-
semangat belajar menurun
2. Terhadap keluarga
-
suka mencuri barang yang
ada di rumahnya sendiri
-
mencemarkan nama baik
keluarga
-
melawan kepada orang tua
3. Terhadap masyarakat
- melanggar norma-norma
yang berlaku di masyarakat
- melakukan tindak
kriminal
- mengganggu ketertiban
umum
F. Cegah Narkoba Dengan Pendidikan
Agama
Say no to drug! Ini
merupakan slogan yang sangat sederhana namun memiliki implikasi yang kompleks
terkait dengan harapan yang harus diwujudkan, usaha berikut kebijakannya yang
mesti diimplementasikan.
Say no to drug, bukan
hanya sebuah jargon, ini adalah tanggung jawab organisasi berbasis keagamaan,
pemerintah, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), lembaga hukum, serta tanggung
jawab kita bersama untuk meningkatkan dan memberdayakan masyarakat kita menuju
kehidupan yang sehat baik dari aspek mental, jasmani, maupun spiritual. Di
seluruh dunia banyak program yang didirikan dengan maksud mencegah
penyalahgunaan Narkoba, atau untuk mengobati mereka yang terkena narkoba
melalui kepercayaan dan praktek-praktek agama tertentu. Pendekatan ini banyak
dilakukan di Indonesia
dan negara-negara berkembang lainnya. Di barat, agama tidak begitu menonjol
dalam mencegah penyalahgunaan narkoba: namun kita percaya bahwa program-program
berbasis keagamaan benar-benar memiliki kepedulian kearah sana .
Sebagai pemimpin agama dan pendidikan, kita menyadari banyak
tantangan yang dihadapi generasi muda di negara kita saat ini. Penggunaan
obat-obat terlarang termasuk penggunaan alkohol dan produk-produk tertentu.
Terus merangkak naik dalam masyarakat terutama para remaja, dan di beberapa
tempat, obat-obat terlarang tersebut telah menarik pemuda dalam dunia kejahatan
dan kecanduan yang mematikan setiap orang, masyarakat, keluarga dan
individu-individu serta penanaman nilai-nilai yang kuat, yang berakar dari
kepercayaan agama merupakan faktor perlindungan yang efektif guna mencegah
dampak pengguna narkoba sebagai tindakan yang beresiko tinggi.
Penyalahgunaan narkoba menyebabkan peningkatan HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome). Kekacauan mental, dan kejahatan yang pada gilirannya merusak sendi-sendi kehidupan sosial. Puluhan bahkan ratusan juta orang telah kecanduan narkoba. Di Indonesia Badan Narkotika Nasional (BNN) menaksir bahwa kira-kira ada 3,2 juta orang yang sudah terjerat ketergantungan Narkotika. Kendati persoalan narkoba muncul, pemerintahan kita memberi harapan bagi setiap orang, keluarga, masyarakat yang terpengaruh oleh penyalahgunaan narkoba serta yang terkait dengan persoalan kesehatan dan sosial. Riset menunjukkan bahwa kaum muda yang terlibat dalam komunitas keagamaan nampaknya tidak begitu rentan terhadap penggunaan Narkoba.
Penyalahgunaan narkoba menyebabkan peningkatan HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome). Kekacauan mental, dan kejahatan yang pada gilirannya merusak sendi-sendi kehidupan sosial. Puluhan bahkan ratusan juta orang telah kecanduan narkoba. Di Indonesia Badan Narkotika Nasional (BNN) menaksir bahwa kira-kira ada 3,2 juta orang yang sudah terjerat ketergantungan Narkotika. Kendati persoalan narkoba muncul, pemerintahan kita memberi harapan bagi setiap orang, keluarga, masyarakat yang terpengaruh oleh penyalahgunaan narkoba serta yang terkait dengan persoalan kesehatan dan sosial. Riset menunjukkan bahwa kaum muda yang terlibat dalam komunitas keagamaan nampaknya tidak begitu rentan terhadap penggunaan Narkoba.
Komunitas keagamaan berada di garda depan dalam merespon
kebutuhan pelayanan sosial yang mendesak bagi setiap individu dan masyarakat.
Termasuk ketergantungan narkoba, kita memberikan makanan dan pakaian bagi yang
membutuhkan, kita memberi naungan bagi tuna wisma. Kita menawarkan pengobatan
narkoba, bingkisan dan membantu kelompok-kelompok anggota yang berjuang menjaga
agama. Ketika mencegah penggunaan narkoba, kita juga dapat memainkan peranan
penting.
Indonesia bukan hanya negara perdagangan narkoba, namun juga produsen dan pasar jaringan global yang sistematik dalam industri ini, oleh karena itu dibutuhkan kerja sama sinergis antara pemerintah, LSM, organisasi sosial, untuk mengatakan tidak pada narkoba guna menyelamatkan generasi masa depan kita. Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi muslim moderat terbesar dengan anggota lebih dari 50 juta orang, menaruh prihatin dan perlu mengambil peran dalam mengatasi persoalan ini.
Pencegahan dan pengobatan akibat penyalahgunaan narkoba merupakan persoalan yang komplek yang masih perlu banyak dipelajari tentang apa yang terbaik dilakukan dan oleh siapa, agama tentunya memiliki peran untuk dimainkan, namun materi ajaran agama yang ada belum mencukupi untuk pencegahan dan pengobatan yang efektif, juga ada rumusan bahwa kegiatan berbasis keagamaan dapat diperbaiki dengan beberapa praktik pencegahan yang baik dalam masyarakat Islam kita. Seperti semua program pencegahan dan pengobatan yang didasarkan pada kebutuhan agama perlu dievaluasi secara hati-hati oleh peneliti yang independen yang menggunakan indikator keberhasilan yang obyektif. Dengan demikian pertukaran pandangan dan pengalaman diantara kita itu penting. Guna memberikan bantuan yang lebih baik bagi mereka yang memiliki persoalan narkoba.
Lembaga-lembaga dibawah naungan NU seperti Muslimat NU, Fatayat NU, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), dan terutama pesantren juga memberikan peranan yang signifikan dalam persoalan ini. Terlebih pesantren memiliki lebih dari 10 ribu jaringan dengan masyarakat sekitarnya. Karena alasan itulah, pesantren bukan hanya kurikulum berbasis keagamaan, namun juga materi-materi yang meningkatkan kesehatan mental, spiritual, dan jasmani. Dalam waktu yang lama, pesantren akan membangun “bela diri” masyarakat untuk mencegah penyalahgunaan narkoba dalam komunitasnya. Lewat kerja sama ini, NU, BNN, Colombo Plan dan Kementrian Negara Amerika Serikat, akan meningkatkan dan menindak lanjuti kerja sama yang lebih baik terkait persoalan ini.
Mengambil bagian sebagai peserta dalam konferensi internasional ini, ulama, para sarjana muslim, para dokter, universitas dan instansi terkait supaya dapat mencari strategi dan solusi yang riil rencana kegiatan untuk menyelamatkan generasi muda dari narkoba.
Akhirnya, sekali lagi say no to drug dan mari kita tingkatkan pengetahuan kita tentang narkoba.
Indonesia bukan hanya negara perdagangan narkoba, namun juga produsen dan pasar jaringan global yang sistematik dalam industri ini, oleh karena itu dibutuhkan kerja sama sinergis antara pemerintah, LSM, organisasi sosial, untuk mengatakan tidak pada narkoba guna menyelamatkan generasi masa depan kita. Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi muslim moderat terbesar dengan anggota lebih dari 50 juta orang, menaruh prihatin dan perlu mengambil peran dalam mengatasi persoalan ini.
Pencegahan dan pengobatan akibat penyalahgunaan narkoba merupakan persoalan yang komplek yang masih perlu banyak dipelajari tentang apa yang terbaik dilakukan dan oleh siapa, agama tentunya memiliki peran untuk dimainkan, namun materi ajaran agama yang ada belum mencukupi untuk pencegahan dan pengobatan yang efektif, juga ada rumusan bahwa kegiatan berbasis keagamaan dapat diperbaiki dengan beberapa praktik pencegahan yang baik dalam masyarakat Islam kita. Seperti semua program pencegahan dan pengobatan yang didasarkan pada kebutuhan agama perlu dievaluasi secara hati-hati oleh peneliti yang independen yang menggunakan indikator keberhasilan yang obyektif. Dengan demikian pertukaran pandangan dan pengalaman diantara kita itu penting. Guna memberikan bantuan yang lebih baik bagi mereka yang memiliki persoalan narkoba.
Lembaga-lembaga dibawah naungan NU seperti Muslimat NU, Fatayat NU, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), dan terutama pesantren juga memberikan peranan yang signifikan dalam persoalan ini. Terlebih pesantren memiliki lebih dari 10 ribu jaringan dengan masyarakat sekitarnya. Karena alasan itulah, pesantren bukan hanya kurikulum berbasis keagamaan, namun juga materi-materi yang meningkatkan kesehatan mental, spiritual, dan jasmani. Dalam waktu yang lama, pesantren akan membangun “bela diri” masyarakat untuk mencegah penyalahgunaan narkoba dalam komunitasnya. Lewat kerja sama ini, NU, BNN, Colombo Plan dan Kementrian Negara Amerika Serikat, akan meningkatkan dan menindak lanjuti kerja sama yang lebih baik terkait persoalan ini.
Mengambil bagian sebagai peserta dalam konferensi internasional ini, ulama, para sarjana muslim, para dokter, universitas dan instansi terkait supaya dapat mencari strategi dan solusi yang riil rencana kegiatan untuk menyelamatkan generasi muda dari narkoba.
Akhirnya, sekali lagi say no to drug dan mari kita tingkatkan pengetahuan kita tentang narkoba.
G. Ciri-Ciri Bagi Pengguna
Narkotika
Pada pengguna Narkotika yang berlebihan dapat menimbulkan
keracunan atau efek sebagai berikut:
1.
Efek yang ditimbulkan
opium bagi penggunanya:
a.
muntah dan mual
b.
sakit kepala
2.
Efek yang ditimbulkan
kokain bagi penggunanya:
a.
nafsu makan hilang
b.
denyut jantung dan tekanan
darah meningkat
3.
Efek yang ditimbulkannya
heroin bagi penggunanya:
a.
reaksi panik
b.
gelisah
4. Efek yang
ditimbulkannya putau bagi penggunanya:
a. emosi lepas kontrol
b. gangguan pergerakan
5. Efek yang ditimbulkannya cannabis sativa bagi penggunanya:
a.
menyebabkan khayalan
b. tingkah
lakunya tidak terkontrol
c. melawan
kepada orang tua
d.
mencemarkan nama baik keluarga
H. Kendala
1. Kurangnya
kerja sama antara aparat dengan masyarakat dalam mengungkap sindikat Narkotika
2. Modus
yang dijalankan pengedar Narkotika makin bervariasi dan terorganisir sehingga
aparat mengalami hambatan dalam pengungkapannya.
3.
Ketidaktegasan sanksi yang diberikan pemerintah kepada pelaku penyalahgunaan
Narkotika
4.
Ketidaktahuan masyarakat tentang bahaya mengkonsumsi Narkotika jika mereka
sudah mengerti tentang bahaya mengkonsumsinya mengapa mereka masih juga
memakainya.
5. Banyak
berdiri tempat-tempat hiburan malam ilegal yang diduga menjadi peredaran gelap
Narkotika.
6. Peredaran
narkotika masih sulit diberantas karena produk hukum yang ada kurang bisa
menjerat bandar-bandar narkotika.
7. Kampanye
untuk menunjukkan bahaya penggunaan narkotika masih kurang bisa menggapai ke
seluruh pelosok Nusantara karena kurangnya dana.
I. Solusi
1.
Mengadakan penelitian secara
mendalam pada setiap kasus Narkotika apa yang melatarbelakanginya.
2.
Menutup/menyegel tempat
hiburan malam yang telah diduga menjadi sarang peredaran narkotika.
3.
Menindak tegas setiap pelaku penyalahgunaan
Narkotika dengan hukuman yang berat agar mereka jera.
4.
Pemerintah harus memperhatikan betul
aparat-aparat penegak hukum seperti polisi, jaksa, hakim dan lain-lain agar
tidak mempermainkan kasus narkotika dengan memberi hukuman yang ringan pada
bandar-bandar narkotika yang tertangkap.
5.
Dana yang dialokasikan
untuk kampanye penanggulangan narkotika agar diperbesar baik dari APBN maupun
APBD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar