PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN MASYARAKAT
SEBAGAI
PILAR PEMBANGUNAN INDONESIA
PENDAHULUAN
Pembangunan sepertinya
sebagai suatu fenomena yang tidak habis-habisnya dibahas dalam kerangka kajian
keberlangsungan hidup manusia. Fenomena ini melekat sebagai salah satu ciri
kehidupan manusia yang kerap mengalami perubahan menurut berbagai dimensi yang
ada.
Konsep pembangunan
biasanya melekat dalam konteks kajian suatu perubahan, pembangunan disini
diartikan sebagaiu bentuk perubahan yang sifatnya direncanakan; setiap orang
atau kelompok orang tentu akan mengharapkan perubahan yang mempunyai bentuk
lebih baik bahkan sempurna dari keadaan yang sebelumnya; untuk mewujudkan
harapan ini tentu harus memerlukan suatu perencanaan. Selo Soemardjan (1974)
menyatakan bahwa perubahan yang dikehendaki atau direncanakan merupakan
perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh
fihak-fihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat
(Soemardjan-Soemardi, 1974: 490).
Masyarakat Indonesia, kalau
bisa dikatakan demikian, tidak terlepas dari fenomena pembangunan ini.
Keaneka-ragaman, etnik, ras, kelompok, dan agama dengan bentuk dan tingkat
kehidupan yang berbeda dalam masyarakat ini secara langsung maupun tidak
langsung mendorong timbulnya perubahan dalam masyarakat sendiri atau menurut orientasinya
ke luar masyarakat.
Dalam perkembangan
lebih lanjut, suatu proses pembangunan dapat dijadikan sebagai suatu ukuran
untuk menilai sejauh mana nilai-nilai dasar masyarakat yang terlibat dalam
proses ini bisa memenuhi seperangkat kebutuhan hidup dan mengatasi berbagai
masalah dari dinamika masyarakatnya. Terpaan dari faktor-faktor ekonomi yang
menimbulkan krisis ekonomi pada tahun 1998 yang kemudian mengguncang
sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan,
seolah-olah memberikan gambaran yang jelas bahwa selama ini belum ada konsep
atau bentuk pembangunan yang jelas dalam masyarakat ini; gambaran ini
menunjukkan bahwa sedemikian rapuhnya nilai-nilai dasar tentang konsep pembangunan
masyarakatnya. Pada dasarnya, permasalahan ke depan yang harus menjadi
perhatian bangsa Indonesia adalah modal manusia (human capital) sebagai pondasi dasar dalam memperkuat pembangunan,
baik secara ekonomi maupun secara sosial.
Human
Capital Theory
Teori Human Capital berkaitan dengan
kemampuan, pengetahuan maupun karakteristik yang dimiliki manusia (sebagai
pekerja) yang berkontribusi bagi produktivitas mereka. Sumber-sumber human capital dalam teori ini adalah 1)
bakat atau kemampuan bawaan individu, 2) pendidikan, 3) kualitas pendidikan, 4)
kemampuan yang didapatkan dari berlatih, 5) Pengaruh pasar kerja. Dari teori
ini, pendidikan menjadi tema utama dalam menciptakan human capital untuk mendukung pembangunan.
PENDIDIKAN
DAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA
Berdasarkan
data United Nations Development Program (UNDP) 2011, Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) Indonesia berada di urutan 124 dari 187 negara yang disurvei dengan
indeks 0,67 persen. Sedangkan Singapura dan Malaysia mempunyai indeks yang jauh
lebih tinggi yaitu 0,83 persen dan 0,86 persen. Indeks tingkat pendidikan tinggi Indonesia
juga dinilai masih rendah yaitu 14,6 persen, berbeda dengan Singapura dan
Malaysia yang sudah mempunyai indeks tingkat pendidikan yang lebih baik yaitu
28 persen dan 33 persen.
Masih rendahnya
kualitas pendidikan di Indonesia, akan melemahkan daya saing Indonesia dalam
menghadapi pasar terbuka dan globalisasi. Oleh sebab itu, kunci untuk
meningkatkan daya saing Indonesia, dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan melakukan
terobosan terbaru dalam sektor pendidikan.
Kualitas SDM di
Indonesia pada dasarnya sudah cukup bagus. Tinggal bagaimana cara pemerintah
dan Perguruan Tinggi mengasah SDM tersebut menjadi SDM yang hebat. Jika
kolaborasi pemerintah dan perguruan tinggi sudah kuat, maka Indonesia akan
mencetak SDM terbaik setiap tahunnya.
Saat ini pemerintah
Indonesia mempunyai program wajib belajar sembilan tahun. Program tersebut akan
terus dipertahankan karena setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan.Selain itu, pemerintah juga akan meningkatkan kualitas kurikulum
pendidikan, baik itu di sekolah sekolah maupun perguruan tinggi. Tak hanya itu,
lanjut dia, kurikulum yang digunakan haruslah bersifat world update dimana
kurikulum tersebut harus mengikuti perkembangan dunia. Lebih dari itu, dosen,
guru dan tenaga pengajar juga menjadi prioritas pemerintah untuk ditingkatkan
kualitasnya. Jika kualitas dosen dan guru baik, maka akan mempengaruhi kualitas
anak didiknya.
PENUTUP
Berdasarkan
penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan pembangunan
berkaitan erat. Oleh sebab itu, untuk menjamin keberlanjutan pembangunan
Indonesia, maka seluruh pemangku kepentingan di Indonesia harus menerapkan atau
mendorong peningkatan mutu pendidikan. Dengan demikian, pembangunan Indonesia
dapat mencapai hasil maksimal dimana masyarakat memiliki produktivitas yang
tinggi sebagai pondasi dasar pembangunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar